Kamis, 04 April 2013

tafsir dan ta`wil the best

-->
dul hadi 
kus hadi
BAB I
PENDAHULUAN

a.      Latar Belakang

Qur`anul karim adalah sumber tasyri` pertama bagi umat Muhammad. Dan kebahagiaan mereka bergantung pada pemahaman maknanya, pengetahuan rahasia rahasianya dan pengalaman apa yang terkandung didalamnya. Kemampuan setiap orang dalam memahami lafadz dan ungkapan Qur`an tidaklah sama. Padahal penjelasanya sedemikian gamblang dan ayat ayatnya pun sedemikian rinci. Perbedaan daya nalar diantara mereka ini adalah suatu hal yang tidak dipertentangkan lagi. Kalangan awam hanya dapat memahami makna makana nya yang dzahir dan perngertian ayat ayatnya secara global. Sedang kalangan cerdik cendikia dan terpelajar akan dapat menyimpulkan pula daripadanya makna makna yang menarik. Dan diantara kedua kelompok ini terdapat aneka ragam dan tingkat pemahaman dan tingkat pemahaman. Maka tidaklah mengherankan jika al Qur`an mendapatkan perhatian besar dari umatnya melalui pengkajian intensif terutama  dalam rangka menafsirkan kata kata Garib (aneh, ganjil) atau menta`wilkan Tarkib (susunan kalimat).   



b.      Rumusan masalah
-          Apa pengertian tafsir dan Ta`wil?
-          Ada berapa tafsir dan ta`wil dalam Qur`an dan contohnya?
-          Apa perbedan keduanya?
-          Apa macam macam tafsir dan Ta`wil dalam Qur`an?
-          Apa keutamaan tafsir dan ta`wil dalam Qur`an?


BAB II
PEMBAHASAN
A.     Pengertian Tafsir
Tafsir secara bahasa mengikuti wazan taf`il, berasal dari akar kata al-fars(fassara) yang berarti menjelaskan, menyingkap dan menampakkan atau menerangkan makna yang abstrak. Dalam lisanul `Arobi, dinyatakan, kata “al-fars” berarti menyingkap sesuatu yang tertutup, sedangkan kata “at-tafsir” berarti menyingkapkan meksud sesuatu lafadz yang musykil, pelik. ولا يأتونك بمثل الا جئناك بالحق واحسن تفسيرا  (tidaklah mereka datang kepadamu (membawa)  sesuatu yang ganjil, melainkan kami datangkan kepadamu sesuatu yang benar dan paling baik tafsir-nya.)(al-furqon[25]:33).[1] Yang berarti keterangan dan perincian. Ibnu Abbas berkata tentang Firman Allah tersebut diatas, makna lafadz tafsir diatas adalah perincian .
Jadi tafsir secara bahasa adalah menyingkapkan, menjelaskan, menerangkan, memberikan perincian atau menampakkan.
Secara istilah tafsir menurut abu hayyan adalah ilmu yang membahas tentang cara pengucapan lafadz al qur`an, petunjuk petunjuknya, hukum hukumnya baik ketika berdiri sendiri maupun ketika tersusun dan makna makna yang dimungkinkan baginya ketika tersusun serta hal hal lain yang melengkapinya. sedangkan menurut  Az-Zarkasyi ilmu yang memahami kitabullah yang diturunkan kepada nabi muhammad SAW, menjelaskan makna makna serta mengeluarkan hukum dan hikmahnya.[2]
Dari semua pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa tafsir secara epistimologi dipakai untuk penjelasan, pengungkapan hal-hal tersembunyi atau samar-samar, sebagaimana juga dipakai untuk penjelasan yang bersifat ma’ani.
sebuah upaya penyingkapan maksud yang tersembunyi lewat kata, serta mengurai sesuatu yang bertahan untuk difahami melalui kata serta mengeluarkan hukum dan hikmahnya. demikian pendapat Az-zarkasyi.[3]
B.      Pengertian Ta`wil
Kemudian memasuki pembahasan Ta’wil secara epistimologi. “Kata ta’wil dalam al-Qur’an tersebut sebanyak 17 kali sementara kata tafsir muncul hanya sekali”. Ini menunjukkan bahwa kata ta’wil lebih popular pemakaiannya dalam bahasa pada umumnya, dan dalam teks khususnya, dari pada kata tafsir Adapun pengertian ta’wil ditinjau dari aspek etimologi ialah mengembalikan / memalingkan ayat.[4]
Adapun “ta`wil” maka menurut bahasa berasal dari kata “aul”. Perkataan mareka, “apa ta`wil perkataan ini?” artinya adalah “sampai kemanakah akibat yang dimaksud oleh perkataan itu?” misalnya firman Allah: يوم يأتي تأويله  (al-a`raf[7]:53), maksudnya ialah “disaat akibat (kesudahan)-nya  tersingkap.” Dan dikatakan : ال الأمر الى كذا , maksudnya, urusanya menjadi begini. Firman-Nya ذلك تأويل مالم تسطع عليه صبرا (al-kahfi[18]:82). “ta`wil” berasal dari ma`al, yaitu akibat dan kesudahan. Kata kata قد اولته فال, maksudnya: aku palingkan ia maka ia pun berpaling. Dengan demikian, ta`wil seakan akan memalingkan ayat kepada makna-makna yang dapat diterimanya. Kata “ta`wil” di bentuk dengan pola “ta`wil” adalah untuk menunjukan arti banyak.[5]
Ta`wil berbeda dengan tafsir. Kalau tafsir mencerminkan maksud yang ada pada ayat ayat al Qur`an yang kemudian menghasilkan makna. Sedangkan Ta`wil mencerminkan maksud yang ada pada makna ayat ayat al qur`an yang kemudian menghasilakan pesan dari makna ayat ayat al qur`an.[6]
Ta’wil menurut istilah, para ulama tampil mengemukakan dalam formulasi yang berbeda-beda.  Muhammad Husain al-Zahabi berusaha merangkum berbagai pendapat tersebut lalu mengelompokkan ulama menjadi dua kelompok yaitu ulama salaf dan ulama khalaf. Ulama Salaf mendefinisikan takwil sebagai berikut:
-          Imam Al-Ghazali dalam Kitab Al-Mutashfa
“Sesungguhnya takwil itu dalah ungkapan tentang pengambilan makna dari lafazh yang bersifat probabilitas yang didukung oleh dalil dan menjadikan arti yang lebih kuat dari makna yang ditujukan oleh lafazh zahir.”
-          Imam Al-Amudi dalam kitab Al-Mustasfa:
“Membawa makna lafazh zohir yang memunyai ihtimal (probabilitas) kepada makna lain yang didukung dalil”. Kaum muhadditsin mendefinisikan takwil, sejalan dengan definisi yang dikemukakan oleh ulama ushul fiqh, yaitu: Menurut Wahab Khalaf takwil yaitu “memalingkan lafazh dari zahirnya, karena adanya dalil.” Menurut Abu Zahra takwil adalah mengeluarkan lafazh dari artinya yang zahir kepada makna yang lain, tetapi bukan zahirnya.[7]
Sedangkan menurut ulama khalaf, ta’wil adalah suatu upaya memalingkan atau mengembalikan suatu lafaz dari makna biasanya ke makna lain yang memungkinkan karena ada dalil atau argumentasi yang menyertainya.
Dari pengertian kedua istilah ini dapat disimpulkan, bahwa Tafsir adalah penjelasan terhadap makna lahiriah dari ayat Alquran yang pengertiannya secara tegas menyatakan maksud yang dikehendaki oleh Allah; sedangkan ta’wil adalah pengertian yang tersirat yang diistimbathkan dari ayat Alquran berdasarkan alasan-alasan tertentu. 
Dalam kisah Nabi Yusuf as, kata ta’wil yang di idofkan ke الأحاديثdi artikan sebagai tafsir atau ta’bir mimpi-mimpi, terekam dalam Q.S. Yusuf: 6, yaitu:
y7Ïxx.ur šŠÎ;tFøgs y7/u y7ßJÏk=yèãƒur `ÏB ÈÍrù's? Ï]ƒÏŠ%tnF{$#
Artinya: “Dan Demikianlah Tuhanmu, memilih kamu (untuk menjadi Nabi) dan diajarkan-Nya kepadamu sebahagian dari ta'bir mimpi-mimpi”.(Q.S.Yusuf: 6)
Ungkapan ta’wil al-ahadits tak lain hanyalah ta’wil terhadap mimpi. Ini terlihat jelas dari penggantian kata ahlam (mimpi) dengan kata ahadits pada ayat lain ketika sang raja meminta kepada para punggawanya untuk memberikan tafsir terhadap mimpi yang meresahkannya:
(#þqä9$s% ß]»tóôÊr& 5n=ômr& ( $tBur ß`øtwU ÈÍrù'tGÎ/ Än=ômF{$# tûüÏJÎyèÎ/ 
Artiya: “Mereka menjawab: "(Itu) adalah mimpi-mimpi yang kosong dan Kami sekali-kali tidak tahu ta’wilnya."(Q.S.Yusuf: 44)
Kata hadits dipergunakan untuk pengertian mimpi disebabkan karena juru ta’wil tidak semata-mata men-ta’wil mimpi itu sendiri. Ia men-ta’wil hadits (cerita) yang disampaikan oleh orang yang bermimpi. Dengan kata lain, bahwa ia melakukan ta’wil atas ungkapan-ungkapan verbal yang dipergunakan oleh orang yang bermimpi untuk memformulasikan gambar-gambar yang dilihat dalam tidurnya. Dengan demikian, ta’wil disini difokuskan pada gambaran-gambaran yang dijelaskan oleh mediator, yaitu hadits.
Oleh karena itu, dalam cerita Nabi Yusuf kita menemukan kata ta’wil dikaitkan dengan ahlam, ahadits, dan ru’yah. Semuanya memiliki pengertian yang sangat berdekatan. Semuanya dalam hal ini sama, apakah yang menceritakan (ta’wil) tersebut Ya’qub, seperti pada ayat ke 6, ataupun punggawa raja, seperti pada ayat ke-44, ataupun “yang mengatakan” teks, seperti pada ayat berikut ini:
tA$s%ur Ï%©!$# çm1uŽtIô©$# `ÏB uŽóÇÏiB ÿ¾ÏmÏ?r&tøBew ÍG̍ò2r& çm1uq÷WtB #Ó|¤tã br& !$oYyèxÿYtƒ ÷rr& ¼çnxÏ­GtR #V$s!ur 4 y7ÏxŸ2ur $¨Y©3tB y#ßqãÏ9 Îû ÇÚöF{$# ¼çmyJÏk=yèãYÏ9ur `ÏB ÈÍrù's? Ï]ƒÏŠ$ymF{$# 4 ª!$#ur ë=Ï9%yñ #n?tã ¾Ín̍øBr& £`Ås9ur uŽsYò2r& Ĩ$¨Z9$# Ÿw šcqßJn=ôètƒ
Artinya: “Dan orang Mesir yang membelinya berkata kepada isterinya: "Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, boleh Jadi Dia bermanfaat kepada kita atau kita pungut Dia sebagai anak." dan demikian pulalah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di muka bumi (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya ta'bir mimpi. dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya”.(Q.S.Yusuf: 21)
Setelah mimpinya menjadi kenyataan, Yusuf menyebutnya dengan ru’yah:
yìsùuur Ïm÷ƒuqt/r& n?tã ĸöyèø9$# (#ryzur ¼çms9 #Y£Úß ( tA$s%ur ÏMt/r'¯»tƒ #x»yd ãÍrù's? }‘»tƒöäâ `ÏB ã@ö6s% ôs% $ygn=yèy_ În1u $y)ym ( 
Artinya: “Dan ia menaikkan kedua ibu-bapanya ke atas singgasana. dan mereka (semuanya) merebahkan diri seraya sujud kepada Yusuf. dan berkata Yusuf: "Wahai ayahku Inilah ta'bir mimpiku yang dahulu itu; Sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan.(Q.S.Yusuf: 100)
Meskipun demikian, pengertian ta’wil yang dipergunakan Al-Qur’an tidak terbatas pada ahadits yang berhubungan dengan mimpi. Sebab, Yusuf berkata kepada teman-temannya dalam penjara setelah mereka menceritakan perihal mimpi mereka kepadanya:
tA$s% Ÿw $yJä3‹Ï?ù'tƒ ×P$yèsÛ ÿ¾ÏmÏR$s%yöè? žwÎ) $yJä3è?ù'¬6tR ¾Ï&Î#ƒÍrù'tGÎ/ Ÿ@ö6s% br& $yJä3uÏ?ù'tƒ 4 $yJä3ÏsŒ $£JÏB ÓÍ_yJ¯=tæ þÎn1u 4 ÎoTÎ) àMø.ts? s'©#ÏB 7Qöqs% žw tbqãZÏB÷sム«!$$Î/ Nèdur ÍotÅzFy$$Î/ öNèd tbrãÏÿ»x. 
Atrinya: “Yusuf berkata: "tidak disampaikan kepada kamu berdua makanan yang akan diberikan kepadamu melainkan aku telah dapat menerangkan jenis makanan itu, sebelum makanan itu sampai kepadamu. yang demikian itu adalah sebagian dari apa yang diajarkan kepadaku oleh Tuhanku. Sesungguhnya aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, sedang mereka ingkar kepada hari kemudian”.(Q.S.Yusuf: 37)
Pengertian ta’wil dalam konteks ini adalah memberitahukan “kejadian” sebelum terjadi secara faktual. Di sini, Yusuf berusaha menegaskan kepada teman-temannya bahwa kemampuan memberikan ta’wil yang ia miliki, tidak terbatas hanya pada ta’wil mimpi saja, tetapi lebih dari itu. Ia mampu menceritakan sesuatu sebelum terjadi. Dari penggunaan tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa ta’wil terhadap mimpi didasarkan pada medium atau tafsirah, melalui medium tersebut juru ta’wil dapat mengungkapkan makna yang tersembunyi, dan bahwa ada tipe lain dari ta’wil yang tidak memerlukan medium atau tafsirah, makna “peristiwa” dapat ditemukan dan diprediksi secara langsung sebelum peristiwa itu terjadi.
Jadi dari beberapa pengertian istilah dari beberapa pendapat diatas dapat di simpulkan, bahwa tafsir adalah penjelasan terhadap makna asing dari ayat Al-Quran yang pengertiaannya secara tegas menyatakan maksud yang dikehendaki oleh Allah. Sedangkan ta’wil mengacu pada makna lain yang bukan makna lahiriyah, yang masih bisa dikandung ayat berdasarkan dalil, sehingga dapat ditetapkan suatu makna khusus untuk ayat tersebut.

C.      Contoh Tafsir Wa Ta’wil Al-Qur’an[8]
Berikut ini akan penulis kemukakan beberapa contoh dari tafsir dan ta’wil yang diambil dalam Al-Qur’an yakni sebagai berikut:
¨bÎ) y7­/u ÏŠ$|¹öÏJø9$$Î7s9   
“Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi”. (Q.S. Al-Fajr: 14)
Jika diartikan, Allah benar-benar mengawasi segala perilaku hambanya maka itu adalah tafsir. Sedangkan ta’wilnya adalah anjuran untuk bersikap waspada dari sikap meremehkan perintah Allah dan melupakan kenikmatan-kenikmatannya serta mempersiapkan diri untuk menghadap kepadanya. Dalil-dalil yang qat’I menunjukkan bahwa penjelasan maknanya adalah berbeda dengan makna kata itu dari sisi bahasa.
Adapun contoh tafsir dan ta’wil yang lain seperti pada Q.S. Al-Baqarah ayat 2 yang berbunyi:
y7ÏsŒ Ü=»tGÅ6ø9$# Ÿw |=÷ƒu ¡ Ïm‹Ïù
“Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya”.(Q.S.Al-Baqarah: 2)
Jika diartikan, “la syakka fihi” (tidak ada kebimbangan didalamnya) maka ini adalah tafsir. Jika diartikan, “tidak ada keraguan dikalangan kaum beriman” maka ini adalah ta’wil.
Contoh lain misalkan firman Allah dalam surah Al-An’am ayat 95 yang berbunyi:
ßl̍øƒä ¢ptø:$# z`ÏB ÏMÍhyJø9$#
“Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati”. (Q.S.Al-An’am: 95)
Jika ayat ini diartikan, “Allah mengeluarkan burung (yang bernyawa) dari telur (yang mati/tidak bernyawa), maka ini adalah tafsirnya. Dan jika diartikan “Allah mengeluarkan orang mukmin dari orang kafir atau orang berilmu dari orang bodoh”, maka ini adalah ta’wilnya.
Demikianlah beberapa contoh dari tafsir dan ta’wil yang bisa penulis kemukakan dari ayat Al-Qur’an, padahal masih banyak lagi contoh yang lainnya.

D.     Perbedaan, Persamaan Tafsir Dan Ta`wil.[9]
Para ulama berbeda pendapat tentang perbedaan antara kedua kata tersebut. Berdasarkan pada pembahasan di atas tentang makna Tafsir dan Takwil, kita dapat menyimpulkan pendapat terpenting diantaranya sebagai berikut:
1.      Apabila kita berpendapat, Takwil adalah menafsirkan perkataan dan menjelaskan maknanya. maka takwil dan tafsir adalah dua kata yang berdekatan atau sama maknanya. Termasuk pengertian ini ialah doa Rasulallah SAW untuk ibnu Abbas “ya Allah, berikanlah kepadanya kemampuan untuk memahami agama dan ajarkanlah kepadanya takwil.
2.      Apabila kita berpendapat, takwil adalah esensi yang dimaksud dari suatu perkataan, maka takwil dari talab (tuntutan) adalah esensi perbuatan yang dituntut itu sendiri dan takwil dari khabar adalah esensi sesuatu yang diberitakan. Atas dasar ini maka perbedaan antara tafsir dan takwil cukup besar, sebab tafsir merupakan syarah dan penjelasan bagi suatu perkataan dan penjelasan ini berada dalam pikiran dengan cara memahaminya dan dalam lisan dengan ungkapan yang menunjukkannya. Sedang takwil adalah esensi sesuatu yang berada dalam realita bukan dalam pikiran. Sebagai contoh, jika dikatakan: “matahari telah terbit”, maka takwil ucapan ini ialah terbitnya matahari itu sendiri. Inilah pengertian takwil yang lazim dalam bahasa Al-Qur’an sebagaimana telah dikemukakan. Allah SWT berfirman:
“atau (patutkah) mereka mengatakan: “muhammad membuat-buatnya.” Katakanlah: (kalau benar yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surah seumpamanya dan panggilah siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. Tetapi sebenarnya mereka mendustakan apa yang mereka belum mengetahuinya dengan sempurna padahal belum datang kepada mereka takwil-nya.” (Yunus, 10:38-39). Yang dimaksud dengan takwil disini ialah terjadinya sesuatu yang diberitakan.
3.      Dikatakan, tafsir adalah apa yang telah jelas didalam Kitabullah atau tertentu (pasti) dalam sunnah yang shahih karena maknanya telah jelas dan gamblang. Sedang takwil adalah apa yang disimpulkan para ulama. Karena itu sebagian ulama mengatakan, “Tafsir adalah apa yang berhubungan dengan riwayat sedang takwil adalah apa yang berhubungan dengan dirayah.[10]
4.      Dikatakan pula, tafsir lebih banyak dipergunakan dalam menerangkan lafaz dan mufradat (kosa kata), sedang takwil lebih banyak dipakai dalam menjelaskan makna dan susunan kalimat. Dan masih banyak lagi pendapat-pendapat yang lain.

E.      Macam Macam Tafsir dan Ta`wil dalam Al Qur`an
Macam-macam tafsir berdasarkan sumbernya
Berdasarkan sumber penafsirannya, tafsir terbagi kepada dua bagian: Tafsir Bil-Ma’tsur dan Tafsir Bir-Ra’yi. Namun sebagian ulama ada yang menyebutkannya tiga bagian.
1.      Tafsir Bilma’tsur adalah tafsir yang menggunakan Alquran dan/atau As-Sunnah sebagai sumber penafsirannya.
2.      Tafsir Bir-Ra’yi adalah Tafsir yang menggunakan rasio/akal sebagai sumber penafsirannya.
3.      Tafsir Bil Isyarah, Penafsiran Alquran dengan firasat atau kemampuan intuitif yang biasanya dimiliki oleh tokoh-tokoh shufi, sehingga tafsir jenis ini sering juga disebut sebagai tafsir shufi.
 Macam-macam Tafsir berdasarkan corak penafsirannya        
Corak penafsiran yang dimaksud dalam hal ini adalah bidang keilmuan yang mewarnai suatu kitab tafsir. Hal ini terjadi karena mufassir memiliki latar belakang keilmuan yang berbeda-beda, sehingga tafsir yang dihasilkannya pun memiliki corak sesuai dengan disiplin ilmu yang dikuasainya.
Berdasarkan corak penafsirannya, kitab-kitab tafsir terbagi kepada beberapa macam. Di antara sebagai berikut:
1.      Tafsir Shufi/Isyari, corak penafsiran Ilmu Tashawwuf yang dari segi sumbernya termasuk tafsir Isyariy.
2.      Tafsir Fiqhy, corak penafsiran yang lebih banyak menyoroti masalah-masalah    fiqih. Dari segi sumber penafsirannya, tafsir bercorak fiqhi ini termasuk tafsir  bilma’tsur. 
3.      Tafsir Falsafi, yaitu tafsir yang dalam penjelasannya menggunakan pendekatan filsafat, termasuk dalam hal ini adalah tafsir yang bercorak kajian Ilmu Kalam. Dari segi sumber penafsirannya tafsir bercorak falsafi ini termasuk tafsir bir-Ra’yi.
4.      Tafsir Ilmiy, yaitu tafsir yang lebih menekankan pembahasannya dengan pendekatan ilmu-ilmu pengetahuan umum.  Dari segi sumber penafsirannya tafsir bercorak ‘Ilmiy ini juga termasuk tafsir bir-Ra’yi. 
5.      Tafsir al-Adab al-Ijtima’i, yaitu tafsir yang menekankan pembahasannya pada masalah-masalah sosial kemasyara-katan. Dari segi sumber penafsirannya tafsir bercorak al-Adab al-Ijtima’ ini termasuk tafsir bir-Ra’yi. Namun ada juga sebagian ulama yang mengkategorikannya sebagai tafsir Bil-Izdiwaj (tafsir campuran), karena prosentase atsar dan akal sebagai sumber penafsiran dilihatnya seimbang.
Macam-macam Tafsir berdasarkan metodenya
1.      Metode Tahlily (metode Analisis)
Yaitu metode penafsiran ayat-ayat Alquran secara analitis dengan memaparkan segala aspek yang terkandung dalam ayat yang ditafsirkannya sesuai dengan bidang keahlian mufassir tersebut.
2.      Metode Ijmaly (metode Global)
Yaitu penafsiran Alquran secara singkat dan global, tanpa uraian panjang lebar, tapi mencakup makna yang dikehendaki dalam ayat.
3.      Metode Muqaran (metode Komparasi/Perbandingan)
Tafsir dengan metode muqaran adalah menafsirkan Alquran dengan cara mengambil sejumlah ayat Alquran, kemudian mengemukakan pendapat para ulama tafsir dan membandingkan kecendrungan para ulama tersebut, kemudian mengambil kesimpulan dari hasil perbandingannya [al-‘Aridh, 1992: 75].
4.      Metode Maudhu’i (metode Tematik)
Yaitu metode yang ditempuh oleh seorang mufassir untuk menjelaskan konsep Alquran tentang suatu masalah/tema tertentu dengan cara menghimpun seluruh ayat Alquran yang membicarakan tema tersebut Macam-macam ta’wil.
NB)..Ta’wil yang jauh dari pemahaman, yakni ta’wil yang dalam penetapannya tidak mempunyai dalil yang terendah sekalipun.
Ta’wil yang mempunyai relevasi, paling tidak memenuhi standar makna terendah serta diduga sebagai makna yang benar

F.       Keutamaan Tafsir
Tafsir adalah  ilmu syari’at paling agung dan paling tinggi kedudukannya. Ia merupakan ilmu yang paling mulia obyek pembahasan dan tujuannya serta dibutuhkan. Obyek pembahasannya adalah Kalamullah yang merupakan sumber segala hikmah dan tambang segala keutamaan. Tujuan utamanya untuk dapat berpegang pada tali yang kokoh dan mencapai kebahagiaan hakiki. Dan kebutuhan terhadapnya sangat mendesak karena segala kesempurnaan agamawi dan duniawi haruslah sejalan dengan syara’ sedang kesejalanan ini sangat bergantung pada pengetahuan tentang kitab Allah.[11]
BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Dalam beberapa penjelasan yang sudah dipaparkan diatas tadi maka penulis memberikan kesimpulan bahwa:
1.    Tafsir dan ta’wil ini jelas sekali perbedaannya seperti yang sudah dijelaskan oleh para ulama/ mufasir dari berbagai pendapatnya mengenai perbedaan kedua kata tersebut. Walaupun banyak pendapat lain yang berusaha manyamakan arti dari kedua kata tersebut.
2.    Tafsir adalah penjelasan terhadap makna asing dari ayat Al-Quran yang pengertiaannya secara tegas menyatakan maksud yang dikehendaki oleh Allah. Sedangkan ta’wil mengacu pada makna lain yang bukan makna lahiriyah, yang masih bisa dikandung ayat berdasarkan dalil, sehingga dapat ditetapkan suatu makna khusus untuk ayat tersebut.
3.    Al-Qur`an sebagai ”hudan-linnas” dan “hudan-lilmuttaqin”, maka untuk memahami kandungan al-Qur`an agar mudah diterapkan dalam pengamalan hidup sehari-hari memerlukan pengetahuan dalam mengetahui arti/maknanya, ta`wil, dan tafsirnya sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah SAW.

B.      Daftar Puataka
-          Abu Zaid, Nasr Hamid, Tektualitas Al-Qur’an. Yogyakarta, LKIS Yogyakarta, 2005.
-          Manna` Khalil al-Qattan, Studi Ilmu Ilmu Qr`an, Terj. Mudzakir AS (Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2009).
-          Muhammad Chirzin, Pemikiran Tauhid Ibnu Taimiyah: Dalam Tafsir Surah Al Ikhlash (Yogyakarta: PT. Dana Bakti Primayasa, 1999)
-          Az-zarkasyi, op.cit,juz II



[1] Manna` Khalil al-Qattan, Studi Ilmu Ilmu Qr`an, Terj. Mudzakir AS (Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2009), hlm.455-456.
[2] Al-itqan,jilid 2, hlm 174
[3] Az-zarkasyi, op.cit,juz II, 33.
[5] Manna` Khalil al-Qattan, Studi Ilmu Ilmu Qr`an, Terj. Mudzakir AS (Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2009), hlm.459-460
[6] Muhammad Chirzin, Pemikiran Tauhid Ibnu Taimiyah: Dalam Tafsir Surah Al Ikhlash (Yogyakarta: PT. Dana Bakti Primayasa, 1999)hlm.26
[9] Manna` Khalil al-Qattan, Studi Ilmu Ilmu Qr`an, Terj. Mudzakir AS (Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2009), hlm.460
[10] Al-itqan, jilid 2, hlm 173
[11] Ibid, hlm 175.

1 komentar:

an-falah el farisyi mengatakan...

wah had gawean mu apik tenaaaaaaaaaaaaaan

awrad an falah

اوراد الفتاحية

· استغفر الله العظيم الذي لااله الا هو الحي القيوم واتوب اليه ۳

· استغفر الله العظيم لي ولوالدي ولاصحاب الحقوق الواجبات علي ولجميع المسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الاحياء منهم والاموات ۳

· اللهم انت رب لااله الاانت خلقتني وانا عبدك واناعلى عهدك ووعدك ما استطعت اعوذ بك من شر ما صنعت ابوء لك بنعمتك علي وابوء بذنبي فغفرلي فانه لا يغفر الذنوب الا انت ۳ (خصوص بعد مغرب دان صبح)

· لااله الاالله وحده لاشريك له. له الملك وله الحمد يحي ويميت وهو حي لا يموت بيده الخير وهو على كل شيء قدير ۳

· اللهم اجرنا من النار ۳

· اللهم لا مانع لما اعطيت ولا معطى لما منعت ولا راد لما قضيت ولا ينفع ذا الجد منك الجد

· اللهم انت السلام ومنك السلام واليك يعود السلام فحينا ربنا بالسلام وادخلنا الجنة دار السلام تباركت ربنا وتعاليت ياذالجلال والاكرام

· اعوذ باالله من الشيطان الرجيم. بسم الله الرحمن الرحيم. الحمد لله رب العالمين. الرحمن الرحيم. ملك يوم الدين. اياك نعبد واياك نستعين. اهدناالصراط المستقيم. صراط الذين انعمت عليهم غير المغضوب عليهم ولاالضالين. رب اغفرلي ولوالدي وللمؤمنين امين. والهكم اله واحد. لااله الاهوالرحمن الرحيم. الله لااله الا هو الحي القيوم .لا تاء خده سنة ولا نوم. له ما فى السموات وما فى الارض. من ذا الذى يشفع عنده الا باءذنه. يعلم ما بين ايديهم وما خلفهم ولا يحيطون بشيء من علمه الا بماشاء.وسع كرسيه السموات والارض.ولايؤده حفضهماوهوالعلىالعظيم. لله ما فى السموات وما فى الارض. وان تبدوا ما فى انفسكم او تخفوه يحاسبكم به الله. فيغفر لمن يشاء ويعذب من يشاء والله على كل شيء قدير.امن الرسول بما انزل اليه من ربه والمؤمنون. كل امن باالله وملائكته وكتبه ورسله. لانفرق بين احد من رسله. وقالوا سمعنا واعطنا غفرا نك ربنا واليك المصير.لايكلف الله نفسا الا وسعها لها ماكسبت وعليها ما كتسبت. ربنا لاتؤا خذنا ان نسينا او اخطاءنا. ربنا ولا تحمل علينا اصرا كما حملته على الذين من قبلنا. ربنا ولا تحملنا مالا طاقة لنا به. واعف عنا واغفر لنا وارحمنا انت مولانا فانصرنا على قوم الكافرين.شهد الله انه لااله الا هو. والملائكة واولوا العلم قائما بالقسط. لااله الا هو العزيز الحكيم. ان الدين عند الله الاسلام. قل اللهم مالك الملك تؤتى الملك من تشاء وتنزع الملك ممن تشاء وتعز من تشاء وتذل من تشاء بيدك الخير. انك على كل شيئ قدير.تولج اليل فى النهار. وتولج النهار فى اليل. وتخرج الحي من الميت. وتخرج الميت من الحي. وترزق من تشاء بغير حساب. بسم الله الحمن الرحيم.قل هو الله احد. الله الصمد. لم يلد. ولم يولد. ولم يكن له كفوا احد. بسم الله الحمن الرحيم. قل اعوذ برب الفلاق. من شر ما خلق. ومن شر غاسق اذا وقب. ومن شر النفثت فى العقد. ومن شر حاسداذا حسد.بسم الله الحمن الرحيم. قل اعوذ برب الناس. ملك الناس. اله الناس. من شر الوسواس الخناس.الذى يوسوس فى صدور الناس. من الجنة والناس.

· الهى ياربى انت مولا نا

سبحان الله ۳

الحمدلله ۳۳

الله اكبر ۳۳

الله اكبر كبيرا والحمدلله كثيرا وسبحان الله بكرة واصيلا لااله الاالله وحده لاشريك له. له الملك وله الحمد يحيى ويميت وهو حي لا يموت بيده الخير وهو على كل شيئ قدير

ولا حول ولا قوة الا بالله العلى العظيم

ا ستغفر الله العظيم ۳ افصل الذكر فاعلم انه

لااله الاالله ۱۰۰

· صلى الله عليك يامحمد ۱۰۰ خصوص بعد صبح و مغرب

v لقد جاءكم رسول من انفسكم عزيزعليه ماعنتم حريص عليكم بالمؤمنين رؤوف رحيم فان تولوا فقل حسبي الله لا اله الا هو عليه توكلت وهورب العرش العظيم ( التوبة : 128-129 ) .(X7)

Dijaga dari segala bahaya kematian, dan senjata tajam pada hari itu.

v بسم الله ربي الله حسبي الله توكلت على الله اعتصمت بالله فوضت أمري الى الله لاحول ولاقوة الابالله العلي العظيم .(7X)

Ijazah yai abdullah faqih

v بسم الله ربي الله حسبي الله توكلت على الله اعتصمت بالله فوضت أمري الى الله ما شاء الله لا قوة الا بالله .(7X)

Untuk ruqiyah, obat segala penyakit, jalan keluar dari segala kkesulitan, pertolongan dari segala musuh.

v بسم الله ماشاء الله لايسوق الخيرالاالله, بسم الله ماشاء الله لايصرف السوء الا الله, بسم الله ماشاء الله ماكان من نعمت فمن الله, بسم الله ماشاء الله لاحول ولاقوة الابالله العلي العظيم.(x 3 )

Wirid nabi khizir dalam kitab ihya`

v لااله الا الله ايمنا بالله

لااله الا الله يقينا بالله

لااله الا الله امنت بالله

لااله الا الله امنة بالله

لااله الا الله محمد رسول الله صلى الله عليه وسلم

لااله الا الله ايمنا وتصديقا

لااله الا الله تلطفا ورزقا

لااله الا الله الملك الحق المبين محمد رسول الله صدق الوعد الامين ..(x 3 )

Do`a al mubarok, ruqiyah< meraih keberkahan>

v مكسلمنا وتمليخا الثانية مرطونيس ونينونيس الرابعة وساريبو نيس وزنواتيس السادسة وفاليستتينيس وقطمر الثامنة .(x 3 )

Asmaul kahfi

v اقاصدة السيد ابو بكربن سالم رضي الله عنه

ياربنا ياربنا

ياربنا ياربنا

ياربنا انت لنا

كهف وغوث ومعين

عجل برفع مانزل

انت رحيم لم تزل

من غيرك عزوجل

ولاطف بالعالمين

رب اكفنا شر العدا

وخذهم وبددا

واجعلهم لنا فدا

وعبرة للناظرين

يارب شتت شملهم

يارب فرق جمعهم

يارب قلل عدهم

واجعلهم فى الغابرين

ولاتبلغهم مراد

ونارهم تصبح رماد

بكهيعص

فى الحال ولوخائبين

وشر كل ماكرين

وخائن وغادر

وعائن وساحر

وشركل المؤذين

من معتد وغاصب

ومفتروكاذب

وفاجروعائب

وحاسد والشامتين

ياربنا ياربنا

ياذاالبهاوذاالسنا

وذالعطا وذالغنى

انت مجيب السائلين

يسرلنا امورنا

واشرح لنا صدورنا

واسترلناعيوبنا

فانت بالسترقمين

واغفرلنا ذنوبنا

وكل ذنب عندنا

وامنن بتوبة لنا

انت حبيب التائبين

بجان سيدناالرسول

والحسنين والبتول

والمرتضىاأبي الفحول

وجاه جبريل الامين

ثم الصلاةوالسلام

على النبي خيرالانام

واله الغرالكرام

وصحبه والتابعين

Untuk perlindungan.

v أاستغفرالله العظيم الذي لااله الا هوالحي القيوم واتوب اليه.(x 3 )

v أاشهدان لااله الا الله وحده لاشريك له الهاوحدا وربا شاهدا ونحن له مسلمون.(x 3 )

Amaliyah yai zayadi santri dari mbah kholil bangkalan

v لااله الا الله ألموجودفى كل زمان

لااله الا الله المعبودفى كل مكان

لااله الا الله المذكور بكل السان

لااله الا الله المعروف باالأحسان

لااله الا الله كل يوم هوفي شان

لااله الا الله الأمان لأمان من زوال لأيمان ومن فتن الشيطان ياقديم لأحسان كم لك علينا مت احسان أحسانك القديم ياحنان يامنان يارحيم يا رحمن ياغفورياغفار,اغفرلناورحمناوانت خيرالراحمين. وصلى الله على سيد نامحمدالنبى الأمى وعلى اله وصحبه وسلم. (x 3 )

Untuk do`a perlindungan dari godaan syetan, dan hilanganya iman.

v اللهم عافنى فى بدنى اللهم عافنى فى سمعى اللهم عافنى في بصرى لااله الا انت

Kesehatan

v اللهم انى اعو ذ بك من الكفر والفقر واعوذبك من عذاب القبرلااله الا انت.(x 3 ) وصلى الله على سيد نامحمدالنبى الأمى وعلى اله وصحبه وسلم. (x 3 )

Mintak dijaga dari kefaqiran, siksa kubur, kekufuran.