ini hanya blog pribadi
hanya koleksi untuk pribadi
tidak untuk kepentingan umum
dan hanya untuk kepentingan pribadi
Kamis, 04 April 2013
tafsir dan ta`wil the best
-->
dul hadi
kus hadi
BAB
I
PENDAHULUAN
a.Latar Belakang
Qur`anul
karim adalah sumber tasyri` pertama bagi umat Muhammad. Dan kebahagiaan
mereka bergantung pada pemahaman maknanya, pengetahuan rahasia rahasianya dan
pengalaman apa yang terkandung didalamnya. Kemampuan setiap orang dalam
memahami lafadz dan ungkapan Qur`an tidaklah sama. Padahal penjelasanya
sedemikian gamblang dan ayat ayatnya pun sedemikian rinci. Perbedaan daya nalar
diantara mereka ini adalah suatu hal yang tidak dipertentangkan lagi. Kalangan
awam hanya dapat memahami makna makana nya yang dzahir dan perngertian ayat
ayatnya secara global. Sedang kalangan cerdik cendikia dan terpelajar akan
dapat menyimpulkan pula daripadanya makna makna yang menarik. Dan diantara
kedua kelompok ini terdapat aneka ragam dan tingkat pemahaman dan tingkat
pemahaman. Maka tidaklah mengherankan jika al Qur`an mendapatkan perhatian
besar dari umatnya melalui pengkajian intensif terutama dalam rangka menafsirkan kata kata Garib (aneh,
ganjil) atau menta`wilkan Tarkib (susunan kalimat).
b.Rumusan masalah
-Apa pengertian tafsir dan Ta`wil?
-Ada berapa tafsir dan ta`wil dalam
Qur`an dan contohnya?
-Apa perbedan keduanya?
-Apa macam macam tafsir dan Ta`wil
dalam Qur`an?
-Apa keutamaan tafsir dan ta`wil dalam
Qur`an?
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Tafsir
Tafsir
secara bahasa mengikuti wazan taf`il, berasal dari akar kata al-fars(fassara)
yang berarti menjelaskan, menyingkap dan menampakkan atau menerangkan makna
yang abstrak. Dalam lisanul `Arobi, dinyatakan, kata “al-fars” berarti
menyingkap sesuatu yang tertutup, sedangkan kata “at-tafsir” berarti
menyingkapkan meksud sesuatu lafadz yang musykil, pelik. ولا يأتونك بمثل الا جئناك بالحق واحسن تفسيرا (tidaklah mereka datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan kami datangkan
kepadamu sesuatu yang benar dan paling baik tafsir-nya.)(al-furqon[25]:33).[1] Yang
berarti keterangan dan perincian. Ibnu Abbas berkata tentang Firman Allah
tersebut diatas, makna lafadz tafsir diatas adalah perincian .
Jadi
tafsir secara bahasa adalah menyingkapkan, menjelaskan, menerangkan, memberikan
perincian atau menampakkan.
Secara
istilah tafsir menurut abu hayyan adalah ilmu yang membahas tentang cara
pengucapan lafadz al qur`an, petunjuk petunjuknya, hukum hukumnya baik ketika
berdiri sendiri maupun ketika tersusun dan makna makna yang dimungkinkan
baginya ketika tersusun serta hal hal lain yang melengkapinya. sedangkan
menurut Az-Zarkasyi ilmu yang
memahami kitabullah yang diturunkan kepada nabi muhammad SAW, menjelaskan makna
makna serta mengeluarkan hukum dan hikmahnya.[2]
Dari
semua pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa tafsir secara
epistimologi dipakai untuk penjelasan, pengungkapan hal-hal tersembunyi atau
samar-samar, sebagaimana juga dipakai untuk penjelasan yang bersifat ma’ani.
sebuah
upaya penyingkapan maksud yang tersembunyi lewat kata, serta mengurai sesuatu
yang bertahan untuk difahami melalui kata serta mengeluarkan hukum dan
hikmahnya. demikian pendapat Az-zarkasyi.[3]
B.Pengertian Ta`wil
Kemudian
memasuki pembahasan Ta’wil secara epistimologi. “Kata ta’wil dalam al-Qur’an
tersebut sebanyak 17 kali sementara kata tafsir muncul hanya sekali”. Ini
menunjukkan bahwa kata ta’wil lebih popular pemakaiannya dalam bahasa pada
umumnya, dan dalam teks khususnya, dari pada kata tafsir Adapun pengertian
ta’wil ditinjau dari aspek etimologi ialah mengembalikan / memalingkan ayat.[4]
Adapun
“ta`wil” maka menurut bahasa berasal dari kata “aul”. Perkataan mareka,
“apa ta`wil perkataan ini?” artinya adalah “sampai kemanakah akibat yang
dimaksud oleh perkataan itu?” misalnya firman Allah: يوم يأتي تأويله (al-a`raf[7]:53),
maksudnya ialah “disaat akibat (kesudahan)-nya
tersingkap.” Dan dikatakan : ال الأمر الى كذا , maksudnya,
urusanya menjadi begini. Firman-Nya ذلك تأويل مالم تسطع عليه صبرا
(al-kahfi[18]:82). “ta`wil” berasal dari ma`al, yaitu akibat dan kesudahan.
Kata kata قد اولته فال, maksudnya: aku
palingkan ia maka ia pun berpaling. Dengan demikian, ta`wil seakan akan
memalingkan ayat kepada makna-makna yang dapat diterimanya. Kata “ta`wil”
di bentuk dengan pola “ta`wil” adalah untuk menunjukan arti banyak.[5]
Ta`wil
berbeda dengan tafsir. Kalau tafsir mencerminkan maksud yang ada pada ayat ayat
al Qur`an yang kemudian menghasilkan makna. Sedangkan Ta`wil mencerminkan
maksud yang ada pada makna ayat ayat al qur`an yang kemudian menghasilakan
pesan dari makna ayat ayat al qur`an.[6]
Ta’wil menurut istilah, para
ulama tampil mengemukakan dalam formulasi yang berbeda-beda. Muhammad
Husain al-Zahabi berusaha merangkum berbagai pendapat tersebut lalu
mengelompokkan ulama menjadi dua kelompok yaitu ulama salaf dan ulama khalaf.
Ulama Salaf mendefinisikan takwil sebagai berikut:
-Imam Al-Ghazali dalam Kitab
Al-Mutashfa
“Sesungguhnya
takwil itu dalah ungkapan tentang pengambilan makna dari lafazh yang bersifat
probabilitas yang didukung oleh dalil dan menjadikan arti yang lebih kuat dari
makna yang ditujukan oleh lafazh zahir.”
-Imam Al-Amudi dalam kitab
Al-Mustasfa:
“Membawa
makna lafazh zohir yang memunyai ihtimal (probabilitas) kepada makna lain yang
didukung dalil”. Kaum muhadditsin mendefinisikan takwil, sejalan dengan
definisi yang dikemukakan oleh ulama ushul fiqh, yaitu: Menurut Wahab Khalaf
takwil yaitu “memalingkan lafazh dari zahirnya, karena adanya dalil.” Menurut Abu
Zahra takwil adalah mengeluarkan lafazh dari artinya yang zahir kepada
makna yang lain, tetapi bukan zahirnya.[7]
Sedangkan
menurut ulama khalaf, ta’wil adalah suatu upaya memalingkan atau
mengembalikan suatu lafaz dari makna biasanya ke makna lain yang memungkinkan
karena ada dalil atau argumentasi yang menyertainya.
Dari
pengertian kedua istilah ini dapat disimpulkan, bahwa Tafsir adalah penjelasan
terhadap makna lahiriah dari ayat Alquran yang pengertiannya secara tegas
menyatakan maksud yang dikehendaki oleh Allah; sedangkan ta’wil adalah
pengertian yang tersirat yang diistimbathkan dari ayat Alquran berdasarkan
alasan-alasan tertentu.
Dalam
kisah Nabi Yusuf as, kata ta’wil yang di idofkan ke الأحاديثdi artikan sebagai tafsir
atau ta’bir mimpi-mimpi, terekam dalam Q.S. Yusuf: 6, yaitu:
Artinya:
“Dan Demikianlah Tuhanmu, memilih kamu (untuk menjadi Nabi) dan diajarkan-Nya kepadamu
sebahagian dari ta'bir mimpi-mimpi”.(Q.S.Yusuf: 6)
Ungkapan
ta’wil al-ahadits tak lain hanyalah ta’wil terhadap mimpi. Ini
terlihat jelas dari penggantian kata ahlam (mimpi) dengan kata ahadits
pada ayat lain ketika sang raja meminta kepada para punggawanya untuk
memberikan tafsir terhadap mimpi yang meresahkannya:
Artiya:
“Mereka menjawab: "(Itu) adalah mimpi-mimpi yang kosong dan Kami
sekali-kali tidak tahu ta’wilnya."(Q.S.Yusuf: 44)
Kata
hadits dipergunakan untuk pengertian mimpi disebabkan karena juru ta’wil
tidak semata-mata men-ta’wil mimpi itu sendiri. Ia men-ta’wil hadits (cerita)
yang disampaikan oleh orang yang bermimpi. Dengan kata lain, bahwa ia melakukan
ta’wil atas ungkapan-ungkapan verbal yang dipergunakan oleh orang yang
bermimpi untuk memformulasikan gambar-gambar yang dilihat dalam tidurnya.
Dengan demikian, ta’wil disini difokuskan pada gambaran-gambaran yang
dijelaskan oleh mediator, yaitu hadits.
Oleh
karena itu, dalam cerita Nabi Yusuf kita menemukan kata ta’wil dikaitkan
dengan ahlam, ahadits, dan ru’yah. Semuanya memiliki pengertian
yang sangat berdekatan. Semuanya dalam hal ini sama, apakah yang menceritakan
(ta’wil) tersebut Ya’qub, seperti pada ayat ke 6, ataupun punggawa raja,
seperti pada ayat ke-44, ataupun “yang mengatakan” teks, seperti pada ayat
berikut ini:
Artinya: “Dan orang Mesir yang membelinya berkata kepada isterinya:
"Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, boleh Jadi Dia
bermanfaat kepada kita atau kita pungut Dia sebagai anak." dan demikian
pulalah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di muka bumi (Mesir),
dan agar Kami ajarkan kepadanya ta'bir mimpi. dan Allah berkuasa terhadap
urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya”.(Q.S.Yusuf: 21)
Setelah
mimpinya menjadi kenyataan, Yusuf menyebutnya dengan ru’yah:
Artinya:
“Dan ia menaikkan kedua ibu-bapanya ke atas singgasana. dan mereka (semuanya)
merebahkan diri seraya sujud kepada Yusuf. dan berkata Yusuf: "Wahai
ayahku Inilah ta'bir mimpiku yang dahulu itu; Sesungguhnya Tuhanku telah
menjadikannya suatu kenyataan.(Q.S.Yusuf: 100)
Meskipun
demikian, pengertian ta’wil yang dipergunakan Al-Qur’an tidak terbatas pada ahadits
yang berhubungan dengan mimpi. Sebab, Yusuf berkata kepada teman-temannya dalam
penjara setelah mereka menceritakan perihal mimpi mereka kepadanya:
Atrinya:
“Yusuf berkata: "tidak disampaikan kepada kamu berdua makanan yang akan
diberikan kepadamu melainkan aku telah dapat menerangkan jenis makanan itu,
sebelum makanan itu sampai kepadamu. yang demikian itu adalah sebagian dari apa
yang diajarkan kepadaku oleh Tuhanku. Sesungguhnya aku telah meninggalkan agama
orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, sedang mereka ingkar kepada hari
kemudian”.(Q.S.Yusuf: 37)
Pengertian
ta’wil dalam konteks ini adalah memberitahukan “kejadian” sebelum
terjadi secara faktual. Di sini, Yusuf berusaha menegaskan kepada
teman-temannya bahwa kemampuan memberikan ta’wil yang ia miliki, tidak
terbatas hanya pada ta’wil mimpi saja, tetapi lebih dari itu. Ia mampu
menceritakan sesuatu sebelum terjadi. Dari penggunaan tersebut, dapatlah
disimpulkan bahwa ta’wil terhadap mimpi didasarkan pada medium atau
tafsirah, melalui medium tersebut juru ta’wil dapat mengungkapkan makna
yang tersembunyi, dan bahwa ada tipe lain dari ta’wil yang tidak
memerlukan medium atau tafsirah, makna “peristiwa” dapat
ditemukan dan diprediksi secara langsung sebelum peristiwa itu terjadi.
Jadi
dari beberapa pengertian istilah dari beberapa pendapat diatas dapat di
simpulkan, bahwa tafsir adalah penjelasan terhadap makna asing dari ayat
Al-Quran yang pengertiaannya secara tegas menyatakan maksud yang dikehendaki
oleh Allah. Sedangkan ta’wil mengacu pada makna lain yang bukan makna
lahiriyah, yang masih bisa dikandung ayat berdasarkan dalil, sehingga dapat
ditetapkan suatu makna khusus untuk ayat tersebut.
Jika
diartikan, Allah benar-benar mengawasi segala perilaku hambanya maka itu adalah
tafsir. Sedangkan ta’wilnya adalah anjuran untuk bersikap waspada
dari sikap meremehkan perintah Allah dan melupakan kenikmatan-kenikmatannya
serta mempersiapkan diri untuk menghadap kepadanya. Dalil-dalil yang qat’I
menunjukkan bahwa penjelasan maknanya adalah berbeda dengan makna kata itu dari
sisi bahasa.
Adapun
contoh tafsir dan ta’wil yang lain seperti pada Q.S. Al-Baqarah ayat 2 yang
berbunyi:
y7Ï9ºsÜ=»tGÅ6ø9$#w|=÷u¡ÏmÏù…
“Kitab
(Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya”.(Q.S.Al-Baqarah: 2)
Jika
diartikan, “la syakka fihi” (tidak ada kebimbangan didalamnya) maka ini adalah tafsir.
Jika diartikan, “tidak ada keraguan dikalangan kaum beriman” maka ini adalah ta’wil.
Contoh
lain misalkan firman Allah dalam surah Al-An’am ayat 95 yang berbunyi:
…ßlÌøä¢ptø:$#z`ÏBÏMÍhyJø9$#…
“Dia
mengeluarkan yang hidup dari yang mati”. (Q.S.Al-An’am: 95)
Jika
ayat ini diartikan, “Allah mengeluarkan burung (yang bernyawa) dari telur (yang
mati/tidak bernyawa), maka ini adalah tafsirnya. Dan jika diartikan
“Allah mengeluarkan orang mukmin dari orang kafir atau orang berilmu dari orang
bodoh”, maka ini adalah ta’wilnya.
Demikianlah
beberapa contoh dari tafsir dan ta’wil yang bisa penulis kemukakan dari ayat
Al-Qur’an, padahal masih banyak lagi contoh yang lainnya.
Para
ulama berbeda pendapat tentang perbedaan antara kedua kata tersebut.
Berdasarkan pada pembahasan di atas tentang makna Tafsir dan Takwil, kita dapat
menyimpulkan pendapat terpenting diantaranya sebagai berikut:
1.Apabila kita berpendapat, Takwil
adalah menafsirkan perkataan dan menjelaskan maknanya. maka takwil dan tafsir
adalah dua kata yang berdekatan atau sama maknanya. Termasuk pengertian ini
ialah doa Rasulallah SAW untuk ibnu Abbas “ya Allah, berikanlah kepadanya
kemampuan untuk memahami agama dan ajarkanlah kepadanya takwil.
2.Apabila kita berpendapat, takwil
adalah esensi yang dimaksud dari suatu perkataan, maka takwil dari talab
(tuntutan) adalah esensi perbuatan yang dituntut itu sendiri dan takwil dari
khabar adalah esensi sesuatu yang diberitakan. Atas dasar ini maka perbedaan
antara tafsir dan takwil cukup besar, sebab tafsir merupakan syarah dan
penjelasan bagi suatu perkataan dan penjelasan ini berada dalam pikiran dengan
cara memahaminya dan dalam lisan dengan ungkapan yang menunjukkannya. Sedang
takwil adalah esensi sesuatu yang berada dalam realita bukan dalam pikiran.
Sebagai contoh, jika dikatakan: “matahari telah terbit”, maka takwil ucapan ini
ialah terbitnya matahari itu sendiri. Inilah pengertian takwil yang lazim dalam
bahasa Al-Qur’an sebagaimana telah dikemukakan. Allah SWT berfirman:
“atau (patutkah) mereka mengatakan:
“muhammad membuat-buatnya.” Katakanlah: (kalau benar yang kamu katakan itu),
maka cobalah datangkan sebuah surah seumpamanya dan panggilah siapa yang dapat
kamu panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.
Tetapi sebenarnya mereka mendustakan apa yang mereka belum mengetahuinya dengan
sempurna padahal belum datang kepada mereka takwil-nya.” (Yunus, 10:38-39).
Yang dimaksud dengan takwil disini ialah terjadinya sesuatu yang diberitakan.
3.Dikatakan, tafsir adalah apa yang
telah jelas didalam Kitabullah atau tertentu (pasti) dalam sunnah yang shahih
karena maknanya telah jelas dan gamblang. Sedang takwil adalah apa yang
disimpulkan para ulama. Karena itu sebagian ulama mengatakan, “Tafsir adalah
apa yang berhubungan dengan riwayat sedang takwil adalah apa yang berhubungan
dengan dirayah.[10]
4.Dikatakan pula, tafsir lebih banyak
dipergunakan dalam menerangkan lafaz dan mufradat (kosa kata), sedang takwil
lebih banyak dipakai dalam menjelaskan makna dan susunan kalimat. Dan masih
banyak lagi pendapat-pendapat yang lain.
E.Macam Macam Tafsir dan Ta`wil dalam
Al Qur`an
Macam-macam tafsir berdasarkan sumbernya
Berdasarkan
sumber penafsirannya, tafsir terbagi kepada dua bagian: Tafsir Bil-Ma’tsur dan
Tafsir Bir-Ra’yi. Namun sebagian ulama ada yang menyebutkannya tiga bagian.
1.Tafsir Bilma’tsur adalah tafsir yang
menggunakan Alquran dan/atau As-Sunnah sebagai sumber penafsirannya.
2.Tafsir Bir-Ra’yi adalah Tafsir yang
menggunakan rasio/akal sebagai sumber penafsirannya.
3.Tafsir Bil Isyarah, Penafsiran Alquran
dengan firasat atau kemampuan intuitif yang biasanya dimiliki oleh tokoh-tokoh
shufi, sehingga tafsir jenis ini sering juga disebut sebagai tafsir shufi.
Macam-macam
Tafsir berdasarkan corak penafsirannya
Corak
penafsiran yang dimaksud dalam hal ini adalah bidang keilmuan yang mewarnai
suatu kitab tafsir. Hal ini terjadi karena mufassir memiliki latar belakang
keilmuan yang berbeda-beda, sehingga tafsir yang dihasilkannya pun memiliki
corak sesuai dengan disiplin ilmu yang dikuasainya.
Berdasarkan
corak penafsirannya, kitab-kitab tafsir terbagi kepada beberapa macam. Di
antara sebagai berikut:
1.Tafsir Shufi/Isyari, corak penafsiran
Ilmu Tashawwuf yang dari segi sumbernya termasuk tafsir Isyariy.
2.Tafsir Fiqhy, corak penafsiran yang
lebih banyak menyoroti masalah-masalah fiqih. Dari segi
sumber penafsirannya, tafsir bercorak fiqhi ini termasuk tafsir
bilma’tsur.
3.Tafsir Falsafi, yaitu tafsir yang
dalam penjelasannya menggunakan pendekatan filsafat, termasuk dalam hal ini
adalah tafsir yang bercorak kajian Ilmu Kalam. Dari segi sumber penafsirannya
tafsir bercorak falsafi ini termasuk tafsir bir-Ra’yi.
4.Tafsir Ilmiy, yaitu tafsir yang lebih
menekankan pembahasannya dengan pendekatan ilmu-ilmu pengetahuan umum.
Dari segi sumber penafsirannya tafsir bercorak ‘Ilmiy ini juga termasuk tafsir
bir-Ra’yi.
5.Tafsir al-Adab al-Ijtima’i, yaitu
tafsir yang menekankan pembahasannya pada masalah-masalah sosial
kemasyara-katan. Dari segi sumber penafsirannya tafsir bercorak al-Adab
al-Ijtima’ ini termasuk tafsir bir-Ra’yi. Namun ada juga sebagian ulama yang
mengkategorikannya sebagai tafsir Bil-Izdiwaj (tafsir campuran), karena
prosentase atsar dan akal sebagai sumber penafsiran dilihatnya seimbang.
Macam-macam
Tafsir berdasarkan metodenya
1.Metode Tahlily (metode Analisis)
Yaitu
metode penafsiran ayat-ayat Alquran secara analitis dengan memaparkan segala
aspek yang terkandung dalam ayat yang ditafsirkannya sesuai dengan bidang
keahlian mufassir tersebut.
2.Metode Ijmaly (metode Global)
Yaitu
penafsiran Alquran secara singkat dan global, tanpa uraian panjang lebar, tapi
mencakup makna yang dikehendaki dalam ayat.
3.Metode Muqaran (metode
Komparasi/Perbandingan)
Tafsir
dengan metode muqaran adalah menafsirkan Alquran dengan cara mengambil sejumlah
ayat Alquran, kemudian mengemukakan pendapat para ulama tafsir dan
membandingkan kecendrungan para ulama tersebut, kemudian mengambil kesimpulan
dari hasil perbandingannya [al-‘Aridh, 1992: 75].
4.Metode Maudhu’i (metode Tematik)
Yaitu
metode yang ditempuh oleh seorang mufassir untuk menjelaskan konsep Alquran
tentang suatu masalah/tema tertentu dengan cara menghimpun seluruh ayat Alquran
yang membicarakan tema tersebut Macam-macam ta’wil.
NB)..Ta’wil yang jauh dari
pemahaman, yakni ta’wil yang dalam penetapannya tidak mempunyai dalil yang
terendah sekalipun.
Ta’wil
yang mempunyai relevasi, paling tidak memenuhi standar makna terendah serta
diduga sebagai makna yang benar
F.Keutamaan Tafsir
Tafsir
adalah ilmu syari’at paling agung dan
paling tinggi kedudukannya. Ia merupakan ilmu yang paling mulia obyek
pembahasan dan tujuannya serta dibutuhkan. Obyek pembahasannya adalah
Kalamullah yang merupakan sumber segala hikmah dan tambang segala keutamaan.
Tujuan utamanya untuk dapat berpegang pada tali yang kokoh dan mencapai
kebahagiaan hakiki. Dan kebutuhan terhadapnya sangat mendesak karena segala
kesempurnaan agamawi dan duniawi haruslah sejalan dengan syara’ sedang
kesejalanan ini sangat bergantung pada pengetahuan tentang kitab Allah.[11]
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dalam
beberapa penjelasan yang sudah dipaparkan diatas tadi maka penulis memberikan
kesimpulan bahwa:
1.Tafsir dan ta’wil ini jelas sekali
perbedaannya seperti yang sudah dijelaskan oleh para ulama/ mufasir dari
berbagai pendapatnya mengenai perbedaan kedua kata tersebut. Walaupun banyak
pendapat lain yang berusaha manyamakan arti dari kedua kata tersebut.
2.Tafsir adalah penjelasan terhadap
makna asing dari ayat Al-Quran yang pengertiaannya secara tegas menyatakan
maksud yang dikehendaki oleh Allah. Sedangkan ta’wil mengacu pada makna lain
yang bukan makna lahiriyah, yang masih bisa dikandung ayat berdasarkan dalil,
sehingga dapat ditetapkan suatu makna khusus untuk ayat tersebut.
3.Al-Qur`an sebagai ”hudan-linnas” dan
“hudan-lilmuttaqin”, maka untuk memahami kandungan al-Qur`an agar mudah
diterapkan dalam pengamalan hidup sehari-hari memerlukan pengetahuan dalam
mengetahui arti/maknanya, ta`wil, dan tafsirnya sesuai dengan yang dicontohkan
Rasulullah SAW.
B.Daftar Puataka
-Abu Zaid, Nasr Hamid, Tektualitas Al-Qur’an.
Yogyakarta, LKIS Yogyakarta, 2005.
-Manna` Khalil al-Qattan, Studi Ilmu
Ilmu Qr`an, Terj. Mudzakir AS (Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2009).
·استغفر الله العظيم الذي لااله الا هو الحي القيوم واتوب اليه ۳
·استغفر الله العظيم لي ولوالدي ولاصحاب الحقوق الواجبات علي ولجميع المسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الاحياء منهم والاموات ۳
·اللهم انت رب لااله الاانت خلقتني وانا عبدك واناعلى عهدك ووعدك ما استطعت اعوذ بك من شر ما صنعت ابوء لك بنعمتك علي وابوء بذنبي فغفرلي فانه لا يغفر الذنوب الا انت ۳ (خصوص بعد مغرب دان صبح)
·لااله الاالله وحده لاشريك له. له الملك وله الحمد يحي ويميت وهو حي لا يموت بيده الخير وهو على كل شيء قدير ۳
·اللهم اجرنا من النار ۳
·اللهم لا مانع لما اعطيت ولا معطى لما منعت ولا راد لما قضيت ولا ينفع ذا الجد منك الجد
·اللهم انت السلام ومنك السلام واليك يعود السلام فحينا ربنا بالسلام وادخلنا الجنة دار السلام تباركت ربنا وتعاليت ياذالجلال والاكرام
·اعوذ باالله من الشيطان الرجيم. بسم الله الرحمن الرحيم. الحمد لله رب العالمين. الرحمن الرحيم. ملك يوم الدين. اياك نعبد واياك نستعين. اهدناالصراط المستقيم. صراط الذين انعمت عليهم غير المغضوب عليهم ولاالضالين. رب اغفرلي ولوالدي وللمؤمنين امين. والهكم اله واحد. لااله الاهوالرحمن الرحيم. الله لااله الا هو الحي القيوم .لا تاء خده سنة ولا نوم. له ما فى السموات وما فى الارض. من ذا الذى يشفع عنده الا باءذنه. يعلم ما بين ايديهم وما خلفهم ولا يحيطون بشيء من علمه الا بماشاء.وسع كرسيه السموات والارض.ولايؤده حفضهماوهوالعلىالعظيم. لله ما فى السموات وما فى الارض. وان تبدوا ما فى انفسكم او تخفوه يحاسبكم به الله. فيغفر لمن يشاء ويعذب من يشاء والله على كل شيء قدير.امن الرسول بما انزل اليه من ربه والمؤمنون. كل امن باالله وملائكته وكتبه ورسله. لانفرق بين احد من رسله. وقالوا سمعنا واعطنا غفرا نك ربنا واليك المصير.لايكلف الله نفسا الا وسعها لها ماكسبت وعليها ما كتسبت. ربنا لاتؤا خذنا ان نسينا او اخطاءنا. ربنا ولا تحمل علينا اصرا كما حملته على الذين من قبلنا. ربنا ولا تحملنا مالا طاقة لنا به. واعف عنا واغفر لنا وارحمنا انت مولانا فانصرنا على قوم الكافرين.شهد الله انه لااله الا هو. والملائكة واولوا العلم قائما بالقسط. لااله الا هو العزيز الحكيم. ان الدين عند الله الاسلام. قل اللهم مالك الملك تؤتى الملك من تشاء وتنزع الملك ممن تشاء وتعز من تشاء وتذل من تشاء بيدك الخير. انك على كل شيئ قدير.تولج اليل فى النهار. وتولج النهار فى اليل. وتخرج الحي من الميت. وتخرج الميت من الحي. وترزق من تشاء بغير حساب. بسم الله الحمن الرحيم.قل هو الله احد. الله الصمد. لم يلد. ولم يولد. ولم يكن له كفوا احد. بسم الله الحمن الرحيم. قل اعوذ برب الفلاق. من شر ما خلق. ومن شر غاسق اذا وقب. ومن شر النفثت فى العقد. ومن شر حاسداذا حسد.بسم الله الحمن الرحيم. قل اعوذ برب الناس. ملك الناس. اله الناس. من شر الوسواس الخناس.الذى يوسوس فى صدور الناس. من الجنة والناس.
·الهى ياربى انت مولا نا
سبحان الله ۳
الحمدلله ۳۳
الله اكبر ۳۳
الله اكبر كبيرا والحمدلله كثيرا وسبحان الله بكرة واصيلا لااله الاالله وحده لاشريك له. له الملك وله الحمد يحيى ويميت وهو حي لا يموت بيده الخير وهو على كل شيئ قدير
ولا حول ولا قوة الا بالله العلى العظيم
ا ستغفر الله العظيم ۳ افصل الذكر فاعلم انه
لااله الاالله ۱۰۰
·صلى الله عليك يامحمد ۱۰۰ خصوص بعد صبح و مغرب
vلقد جاءكم رسول من انفسكم عزيزعليه ماعنتم حريص عليكم بالمؤمنين رؤوف رحيم فان تولوا فقل حسبي الله لا اله الا هو عليه توكلت وهورب العرش العظيم ( التوبة : 128-129 ) .(X7)
Dijaga dari segala bahaya kematian, dan senjata tajam pada hari itu.
vبسم الله ربي الله حسبي الله توكلت على الله اعتصمت بالله فوضت أمري الى الله لاحول ولاقوة الابالله العلي العظيم .(7X)
Ijazah yai abdullah faqih
vبسم الله ربي الله حسبي الله توكلت على الله اعتصمت بالله فوضت أمري الى الله ما شاء الله لا قوة الا بالله .(7X)
Untuk ruqiyah, obat segala penyakit, jalan keluar dari segala kkesulitan, pertolongan dari segala musuh.
vبسم الله ماشاء الله لايسوق الخيرالاالله, بسم الله ماشاء الله لايصرف السوء الا الله, بسم الله ماشاء الله ماكان من نعمت فمن الله, بسم الله ماشاء الله لاحول ولاقوة الابالله العلي العظيم.(x 3 )
Wirid nabi khizir dalam kitab ihya`
vلااله الا الله ايمنا بالله
لااله الا الله يقينا بالله
لااله الا الله امنت بالله
لااله الا الله امنة بالله
لااله الا الله محمد رسول الله صلى الله عليه وسلم
لااله الا الله ايمنا وتصديقا
لااله الا الله تلطفا ورزقا
لااله الا الله الملك الحق المبين محمد رسول الله صدق الوعد الامين ..(x 3 )
Do`a al mubarok, ruqiyah< meraih keberkahan>
vمكسلمنا وتمليخا الثانية مرطونيس ونينونيس الرابعة وساريبو نيس وزنواتيس السادسة وفاليستتينيس وقطمر الثامنة .(x 3 )
Asmaul kahfi
vاقاصدة السيد ابو بكربن سالم رضي الله عنه
ياربنا ياربنا
ياربنا ياربنا
ياربنا انت لنا
كهف وغوث ومعين
عجل برفع مانزل
انت رحيم لم تزل
من غيرك عزوجل
ولاطف بالعالمين
رب اكفنا شر العدا
وخذهم وبددا
واجعلهم لنا فدا
وعبرة للناظرين
يارب شتت شملهم
يارب فرق جمعهم
يارب قلل عدهم
واجعلهم فى الغابرين
ولاتبلغهم مراد
ونارهم تصبح رماد
بكهيعص
فى الحال ولوخائبين
وشر كل ماكرين
وخائن وغادر
وعائن وساحر
وشركل المؤذين
من معتد وغاصب
ومفتروكاذب
وفاجروعائب
وحاسد والشامتين
ياربنا ياربنا
ياذاالبهاوذاالسنا
وذالعطا وذالغنى
انت مجيب السائلين
يسرلنا امورنا
واشرح لنا صدورنا
واسترلناعيوبنا
فانت بالسترقمين
واغفرلنا ذنوبنا
وكل ذنب عندنا
وامنن بتوبة لنا
انت حبيب التائبين
بجان سيدناالرسول
والحسنين والبتول
والمرتضىاأبي الفحول
وجاه جبريل الامين
ثم الصلاةوالسلام
على النبي خيرالانام
واله الغرالكرام
وصحبه والتابعين
Untuk perlindungan.
vأاستغفرالله العظيم الذي لااله الا هوالحي القيوم واتوب اليه.(x 3 )
vأاشهدان لااله الا الله وحده لاشريك له الهاوحدا وربا شاهدا ونحن له مسلمون.(x 3 )
Amaliyah yai zayadi santri dari mbah kholil bangkalan
vلااله الا الله ألموجودفى كل زمان
لااله الا الله المعبودفى كل مكان
لااله الا الله المذكور بكل السان
لااله الا الله المعروف باالأحسان
لااله الا الله كل يوم هوفي شان
لااله الا الله الأمان لأمان من زوال لأيمان ومن فتن الشيطان ياقديم لأحسان كم لك علينا مت احسان أحسانك القديم ياحنان يامنان يارحيم يا رحمن ياغفورياغفار,اغفرلناورحمناوانت خيرالراحمين. وصلى الله على سيد نامحمدالنبى الأمى وعلى اله وصحبه وسلم. (x 3 )
Untuk do`a perlindungan dari godaan syetan, dan hilanganya iman.
vاللهم عافنى فى بدنى اللهم عافنى فى سمعى اللهم عافنى في بصرى لااله الا انت
Kesehatan
vاللهم انى اعو ذ بك من الكفر والفقر واعوذبك من عذاب القبرلااله الا انت.(x 3 ) وصلى الله على سيد نامحمدالنبى الأمى وعلى اله وصحبه وسلم. (x 3 )
Mintak dijaga dari kefaqiran, siksa kubur, kekufuran.
1 komentar:
wah had gawean mu apik tenaaaaaaaaaaaaaan
Posting Komentar