Hadist hadist tentang dajal
seputar dajal
Dajjal adalah seorang manusia biasa, ia
dinamakan demikian karena ia menutupi kebenaran dengan kebathilan atau
dikarenakan ia menyembunyikan kekufurannya di hadapan manusia dengan kedustaan
dan tipu dayanya terhadap mereka. Ada sejumlah hadits yang menjelaskan tentang
sifat-sifat Dajjal
Dalam Sahih Bukhori
diriwayatkan bahwasanya Rasulullah SAW pernah memberikan khutbah di hadapan
para sahabatnya, lalu beliau menyebutkan Dajjal.
Beliau
bersabda : “Aku benar-benar akan memperingatkan kalian
tentang Dajjal. Tidak ada seorang nabi melainkan ia pernah memperingatkan
kaumnya tentang masalah tersebut. Tetapi aku akan mengatakan kepada kalian
suatu ucapan yang belum pernah dikatakan oleh seorang nabi pun sebelumku. Dia
itu (Dajjal) picak (bermata sebelah) sedangkan Alloh tidaklah picak” (Sahih
Jami’ shogir 3495/ Al-Bany)
Dari Ibnu Umar RA. Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: ” Ketika aku sedang tidur aku mengelilingi di Ka’bah?… (beliau
menyebutkan bahwasanya ia melihat Nabi Isa bin Maryam, kemudian melihat Dajjal
dan menyebutkan sifat-sifatnya). Ibnu Umar berkata: Tiba-tiba ada seorang
laki-laki yang besar tubuhnya, berwarna merah, rambutnya pendek, matanya picak,
seakan-akan matanya itu buah anggur yang mengambang, Mereka berkata: “Ini
adalah Dajjal, manusia yang paing menyerupainya adalah Ibnu Quthn seorang
laki-laki dari Bani Khuza’ah (Sahih Bukhori 13/90 dan Muslim 2/237).
Dari Nawwas bin Sam’an RA, ia berkata: Rasulullah
SAW telah bersabda berkaitan sifat Dajjal: “Dia itu seorang pemuda, rambutnya
pendek, matanya mengambang, seakan-akan aku menyerupakannya denga Abdul ‘izz
bin Qathn” (Sahih Muslim 18/65)
Dan ia
dinamakan dengan Masihid Dajjal karena salah satu matanya, yaitu mata kanannya
tertutup (picak). Ia akan keluar pada saat kaum muslimin sedang memiliki
kekuatan besar dan keluarnya dia adalah untuk mengalahkan kekuatan tersebut.
Hadits
lainnya adalah hadits yang menjelaskan bahwa tertulis di antara dua matanya
“Kaafir” atau “Kafara” sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah SAW:
“Sesungguhnya
di antara kedua matanya tertulis kaafir” (HR Bukhori 13/91 dan Muslim 18/59)
Keluarnya
Dajjal merupakan salah satu tanda kiamat kubro. Sebelum Dajjal keluar, manusia
diuji dengan kemarau dan kelaparan, serta tidak turunnya hujan dan matinya
pepohonan.
Hadits
lainnya menjelaskan tentang Dajjal yang akan keluar dari arah timur tepatnya
dari negri Khurosan atau Syihristaan. Kemudia ia akan mengembara ke seluruh
penjuru bumi. Ia akan memasuki setiap negeri kecuali Makkah dan Madinah karena
para malaikan menjaganya.
Dari Abu Bakar ash-Shidiq RA ia berkata: Rasulullah
SAW menceritakan kepada kami tentang Dajjal, beliau bersabda: “Dajjal akan
keluar dari negeri sebelah timur yang disebut Khurosan” (Tirmidzy 6/495)
Dari Fatimah bin Qais RA; Dajjal berkata: “Maka
aku keluar dan aku menelusuri seluruh negeri, aku tidak meninggalkan suatu
negeri kecuali aku telah tinggal di dalamnya selam 40 hari. Kecuali
kota Makkah dan Madinah. Kedua kota tersebut diharamkan bagiku. Setiap kali aku
akan memasuki salah satu dari keduanya. Seorang malaikat akan menghalangiku
dengan pedang terhunus. Dan di setiap pelosok negeri tersebut ada malaikat yang
menjaganya” (Shohih Muslim 18/83)
Hadits lainnya menjelaskan diantara shifat Dajjal lainnya yaitu ia akan
mengaku dirinya sebagai tuhan dan ia akan melakukan hal-hal yang aneh untuk
membenarkan pengakuannya dan menarik orang-orang agar menjadi pengikutnya. Rasulullah
SAW bersabda:
“Barangsiapa
yang mendengar tentang kedatangan Dajjal, hendaklah ia menjauhinya. Demi Alloh
sesungguhnya seseorang akan mendatanginya dan ia menyangka bahwa dirinya
seorang yang beriman, lalu ia mengikutinya yang dapat menimbulkan berbagai
syubuhaat” (Sahih Jami’ shogir 6301/ Al-Bany)
Dalam hadits
lainnya dijelaskan bahwa Dajjal tersebut akan datang
sambil membawa neraka dan surga. Surganya adalah neraka, dan nerakanya adalah
surga, dan ia memiliki sungai yang penuh dengan air, gunung dari roti. Ia akan
menyuruh langit untuk menurunkan hujan, maka hujan pun turun dan menyuruh bumi
untuk menumbuhkan beraneka macam tumbuhan maka tumbuhlah tanaman tersebut. Dan
ia akan menempuh perjalanan dengan cepat, secepat air hujan yang ditiup angin,
dan keanehan-keanehan lainnya (HR Muslim 18/65-66)
Dari Jabir bin Abdillah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, ”Akan tetap ada dari umatku yang berjuang dalam haq dan eksis
terus hingga hari kiamat. Kemudian
Nabi Isa bin Maryam turun. Lalu pemimpin umat Islam saat itu berkata kepada
Nabi Isa, ”Kemarilah dan jadilah imam dalam shalat kami”. Namun Nabi Isa
menjawab, ”Tidak, kalian menjadi peminpin di antara kalian sendiri. Sebagai
bentuk pemuliaan Allah atas umat ini”.
Rasulullah
SAW bersabda,”Nabi Isa masih tetap tinggal di bumi
hingga terbunuhnya Dajjal selama 40 tahun, lalu Allah mewafatkannya dan
dishalatkan jenazahnya oleh umat Islam. (HR Ahmad, Abu Daud, Ibnu Hiban,
Al-Hakim dan dishahihkan oleh az-Zahabi)
AN NAWAS BIN SAM'AN bercerita: "Pada suatu pagi Rasulullah SAW bercerita tentang
Dajjal, maka belian merendahkan dan meninggikan suaranya, sehingga kami mengira
bahawa Dajjal itu ada di antara kebun kurma. Dan ketika kami pergi ke kebun,
Rasulullah mengerti bahawa kami akan mencari Dajjal, lalu beliau bertanya:
Mengapakah kamu? Kami menjawab: Ya Rasulullah, tadi kau menceritakan Dajjal,
dan kau naik turunkan suaramu, hingga kami mengira bahawa Dajjal telah berada
di kebun korma. Lalu beliau bersabda: Selain Dajjal ada yang lebih saya khawatirkan
atas kamu, jika Dajjal keluar sedang aku masih ada dj tengah-tengah kamu, maka
akulah yang akan menghadapinya, sedang kalau saya telah mati, maka setiap orang
dapat menghadapinya sendiri dan Allah akan melindungi setiap orang Islam
sebagai ganti saya. Sesungguhnya Dajjal itu seorang pemuda yang
kerinting rambutnya, matanya agak keluar, kalau saya dapat mengumpamakan
sekarang hampir sama seperti Abdul Uzza bin Qothon, maka barang siapa yang
mendapatinya, hendaklah ia bacakan padanya permulaan surah al-Kahfi. Dia akan
keluar di antara Syam dan Iraq, dan akan mengacau ke kahan dan ke kiri.
"Wahai hamba Allah tabahlah kamu!
Lalu kami bertanya: Berapa lama ia tinggal di bumi?' Nabi SAW menjawab: "40 hari sehari sama dengan setahun, sehari sama dengan
sebulan, sehari sama dengan sam minggu dan hall lainnya sama dengan hari-hari
biasa." Kami bertanya:"Ya Rasulullah, sehari yang sama dengan setahun
itu, apakah kami cukup solat satu bari pada waktu itu?"
Nabi SAW menj awab: "Tidak,
kira-kirakan sendiri." Kami bertanya: "Bagaimana kecekapannya?'
Beliau menjawab: “Yaitu bagaikan hujan yang
didorong oleh angin dari arah belakangnya. Dajjal itu datang kepada sesuatu
kaum, lalu ia mengajak mereka, kemudian mereka itu beriman padanya dan
mengikuti apa yang dikehendaki olehnya. Ia menyuruh langit supaya menurunkan
hujan, lalu turunlah hujan, ia menyuruh bumi supaya menumbuhkan tanaman, lalu
tumbuhlah tanamannya. Selanjutnya kembalilah ternak-ternak mereka tergembala di
situ dalam keadaan bergumbul -atau berpunuk- sepanjang -atau sebesar- yang
pernah ada, juga mempunyai tetek sekenyang yang pernah ada -yakni penuh air
susu- dan terpanjang pantatnya -sebab semuanya kenyang. Seterusnya datanglah
Dajjal itu pada sesuatu kaum, lalu mereka ini diajaknya mengikuti kehendaknya,
tetapi mereka menolak, kemudian kembalilah Dajjal itu meninggalkan mereka. Kaum
yang menolak ini -karena ketetapan keimanannya- pada keesokan harinya telah
menjadi kering daerahnya -seolah-olah telah lama tidak kehujanan dan kosong
sama sekali dari rumput dan tanaman lain-lain, juga tidak lagi mereka memiliki
harta benda sedikitpun. Dajjal itu lalu berjalan melalui puing-puing -bekas
istana yang rusak-rusak-, kemudian ia berkata: “Keluarkanlah harta-harta
simpananmu,” tiba-tiba harta-harta di situ dapat diambil dan mengikuti
perjalanan Dajjal itu sebagaimana lebah-lebah mengikuti rajanya. Setelah itu
Dajjal memanggil seorang pemuda yang penuh jiwa kepemudaannya -menurut riwayat
yang dimaksudkan ialah Al-Hidhr-, lalu ia memukul pemuda ini dengan pedang,
sehingga terpotonglah tubuhnya menjadi dua bagian dengan kecepatan bagaikan
lemparan anak panah pada sasarannya. Tetapi Dajjal lalu memanggil pemuda yang
sudah mati itu, lalu ia hidup kembali dan menghadapnya, sedang wajahnya
berseri-seri sambil tertawa. Dalam keadaan sebagaimana di atas itu, tiba-tiba
Allah Ta’ala mengutus Isa al-Masih putera Maryam. Ia turun di menara -atau
rumah tinggi- putih warnanya, yang terletak di sebelah selatan Damsyik, yaitu mengenakan
dua lembar pakaian yang bersumba, dengan meletakkan kedua tapak tangannya atas
sayap dua malaikat. Jikalau ia menundukkan kepalanya, maka mencucurlah air dari
kepalanya itu, sedang apabila ia mengangkatnya, maka berjatuhanlah daripadanya
permata-permata besar bagaikan mutiara. Maka tiada seorang kafirpun yang
berdiam di sesuatu tempat yang dapat mencium bau tubuhnya itu, melainkan ia
pasti mati dan jiwanya itu terhenti sejauh terhentinya pandangan matanya.
Selanjutnya al-Masih mencari Dajjal itu sehingga dapat menemukannya di pintu
gerbang negeri Luddin, kemudian ia membunuhnya. Seterusnya Isa a.s. mendatangi
kaum yang telah dilindungi oleh Allah dari kejahatan Dajjal itu, lalu ia
mengusap wajah-wajah mereka -maksudnya melapangkan kesukaran-kesukaran yang
mereka alami selama kekuasaan Dajjal tersebut- dan ia memberitahukan kepada
mereka bahwa mereka akan memperoleh derajat yang tinggi dalam syurga. Dalam
keadaan yang sedemikian itu lalu Allah memberikan wahyu kepada Isa a.s.
bahwasanya Aku -Allah- telah mengeluarkan beberapa orang hambaKu yang tiada
kekuasaan bagi siapapun untuk menentang serta berlawanan perang dengan mereka
itu. Maka itu kumpulkanlah hamba-hambaKu -yang menjadi kaum mu’minin- itu ke
gunung Thur. Orang-orang yang dikeluarkan oleh Allah itu ialah bangsa Ya’juj
dan Ma’juj. Mereka itu mengalir secara cepat sekali dari setiap tempat yang
tinggi. Kemudian berjalanlah barisan pertama dari mereka itu di danau
Thabariyah, lalu minum airnya, selanjutnya berjalanlah barisan terakhir dari
mereka lalu mereka ini berkata: “Danau ini tentunya tadi masih ada airnya -dan
kini sudah habis.” Nabiyullah Isa a.s. serta sekalian sahabat-sahabatnya
dikurung -yakni dikepung dari segala jurusan sehingga tidak dapat keluar-,
sampai-sampai nilai sebuah kepala lembu bagi seorang diantara mereka itu adalah
lebih berharga dari seratus uang dinar emas bagi seorang diantara engkau semua
pada hari ini. Nabiyullah Isa a.s. dan sahabat-sahabatnya radhiallahu ‘annum
semuanya merendahkan diri kepada Allah Ta’ala memohonkan agar kesukaran itu
segera dilenyapkan. Allah Ta’ala lalu menurunkan ulat atas bangsa Ya’juj dan
Ma’juj tadi di leher-leher mereka, kemudian menjadilah mereka itu sebagai
korban yang mati seluruhnya dalam waktu sekaligus, seperti kematian seorang
manusia. Nabiyullah Isa a.s. serta sahabat-sahabatnya radhiallahu ‘anhum lalu
turun ke bumi. Mereka tidak menemukan sejengkal tanahpun di bumi itu melainkan
terpenuhi oleh bau busuk dan bau bacin mayat-mayat bangsa-bangsa Ya’juj dan
Ma’juj tadi. Selanjutnya Nabiyullah Isa a.s. dan sahabat-sahabatnya radhiallahu
‘annum sama merendahkan diri lagi kepada Allah Ta’ala sambil memohonkan agar
mayat-mayat mereka dilenyapkan. Allah Ta’ala menurunkan burung sebesar
batang-batang leher unta dan burung inilah yang membawa mereka lalu meletakkan
mereka itu di sesuatu tempat yang telah dikehendaki oleh Allah. Seterusnya
Allah ‘Azza-wajalla lalu menurunkan hujan yang tidak tertutup daripadanya
tempat yang bertanah keras ataupun yang lunak -yakni semuanya pasti terkena
siraman hujan itu-, kemudian hujan itu membasuh merata di bumi sehingga
menyebabkan bumi itu bersih bagaikan kaca. Kepada bumi itu lalu dikatakan:
“Tumbuhkanlah buah-buahanmu dan luapkanlah keberkahanmu.” Maka pada saat itu
sekelompok manusia cukup makan dari sebiji buah delima saja -karena amat
besarnya. Merekapun dapat bernaung di bawah kulit tempurung delima tadi dan
dikaruniakanlah keberkahan dalam air susu, sehingga sesungguhnya seekor unta
yang mengandung air susu sesungguhnya dapat mencukupi segolongan besar dari
para manusia, seekor lembu yang mengandung air susu dapat mencukupi sekabilah
manusia, sedang seekor kambing yang mengandung susu dapat mencukupi sedesa
manusia. Seterusnya di waktu mereka dalam keadaan yang sedemikian itu,
tiba-tiba Allah Ta’ala mengirimkan angin yang sejuk nyaman, lalu angin itu
mengambil nyawa kaum mu’minin itu dari bawah ketiaknya. Jadi angin itulah yang
mencabut jiwa setiap orang mu’min dan setiap orang muslim. Kini yang tertinggal
adalah golongan manusia yang jahat-jahat yang saling bercampur-baur -antara
lelaki dan perempuan- sebagaimana bercampur baurnya sekelompok keledai. Maka di
atas mereka inilah menjelang tibanya hari kiamat.” (Riwayat Muslim)
Dari Hadits di atas ternyata beraksi selama 14
bulan dan 14 hari. Namun kerusakannya luar biasa. Namun di era bom nuklir
sekarang ini kita paham bahwa waktu seperti itu cukup lama untuk berbuat
kerusakan
Gambaran Dajjal
Menurut Al-Hadits
Segala macam keistimewaan yang kami lihat pada peradaban Barat sekarang
ini, semuanya sesuai dengan ciri-ciri Dajjal yang dilihat oleh Nabi Muhammad
SAW dalam ru’yah. Memang benar bahwa
bangsa-bangsa ini mempunyai sedikit perbezaan satu sama lain, tetapi ada satu
hal yang semuanya sama. Dan ciri yang sama inilah yang digambarkan oleh Nabi
Muhammad SAW dalam memberi gambaran tentang Dajjal.
Kami hanya akan mengutip Hadits-hadits yang menguraikan ciri-ciri Dajjal.
Marilah kita mulai dengan Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari :
1. “Dan aku melihat orang yang berambut ikal pendek,
yang mata-kanannya buta Aku bertanya: Siapakah ini? Lalu dijawab, bahwa ia
adalah Masihid - Dajjal” (Bukhari 77:68,92)
2. “Awas! dia pecak (buta sebelah)… dan diantara dua
matanya, tertulis ‘Kafir’…” (Bukhari 93:27).
Dari
Anas r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tiada
seorang Nabipun yang diutus oleh Allah, melainkan ia benar-benar memberikan
peringatan kepada umatnya tentang makhluk yang buta sebelah matanya serta maha
pendusta. Ingatlah sesungguhnya Dajjal itu buta sebelah matanya dan
sesungguhnya Tuhanmu ‘Azzawajalla semua itu tidaklah buta sebelah mata seperti
Dajjal. Di antara kedua matanya itu tertulislah huruf-huruf kaf, fa’, ra’
-yakni kafir.” (Muttafaq ‘alaih)
Dari gambaran tersebut dapatlah kami catat:
1. Bahawa mengenai bentuknya, Dajjal digambarkan berbadan kekar.
2. Bahawa roman-mukanya putih dan mengkilat.
3. Bahawa rambut kepalanya pendek dan ikal.
yakni, bahwa mata kanan Dajjal buta, dan pada
dahinya tertulis kaf, fa’dan ra’ atau kaflr, ini menggambarkan keadaan rohani
Dajjal yang sebenarnya. Sebagaimana telah kami terangkan, Dajjal
menggambarkan suatu bangsa. Sebagai bangsa, tak mungkin semuanya buta mata
jasmaninya.
Selain itu, Dajjal yang digambarkan buta mata kanannya, mata-kiri Dajjal
digambarkan bersinar gemerlapan bagaikan bintang. Dengan perkataan lain,
mata-kanan Dajjal digambarkan hilang cahayanya, tetapi mata-kirinya bersinar
terang. Penjelasan yang diberikan oleh Imam Raghib tentang mata Dajjal yang
buta sebelah kanannya, sungguh ilmiyah sekali. Pada waktu menjelaskan erti kata
al-Masih, beliau menerangkan bahawa kata masaha bererti menghapus sesuatu, lalu
beliau menambahkan keterangan sbb:
“Diriwayatkan bahawa mata-kanan
Dajjal hilang penglihatannya, sedangkan nabi ‘Isa mata-kiri beliaulah yang
hilang penglihatannya; dan ini bererti bahawa Dajjal tak mempuyai sifat-sifat
akhlak tinggi, seperti misalnya kearifan, kebijaksanaan dan rendah hati;
sedangkan nabi ‘Isa tak mempunyai kejahilan, keserakahan, kerakusan dan
sebagainya yang termasuk jenis akhlak yang rendah”.
Jadi, gambaran Dajjal buta mata-kanannya
janganlah ditafsirkan secara harfiyah, melainkan secara kalam ibarat, yakni
harus diertikan bahawa Dajjal tak mempunyai akhlak yang baik.
Kata-kata Hadits itu sendiri sudah
menerangkan; bahawa demikian itulah nyatanya. Pertama-tama, Hadits menerangkan
bahawa tiap-tiap mukmin dapat membaca tulisan itu; jadi bukan tiap-tiap orang
dapat membaca tulisan itu. Lalu ditambahkan kata penjelasan tentang orang
mukmin itu, yakni, “baik ia buta huruf atau mengerti tulis menulis.” Ertinya,
tiap-tiap orang mukmin dapat memahami tulisan itu, baik ia mengerti
tulis-menulis atau tidak.
Apakah dajjal itu
orang ataukah bangsa ?
Ada sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh
Imam Muslim yang membuktikan bahwa Dajjal itu bukan orang melainkan bangsa,
sebagaimana Roma dan Persi yang diuraikan dalam Hadits itu bukanlah tempat
melainkan bangsa. Hadits itu berbunyi sbb:
“Rasulullah SAW bersabda: Kamu akan bertempur dengan
Jazirah Arab, dan Allah akan memberi kemenangan kepada kamu, lalu kamu akan
bertempur dengan Parsi, dan Allah akan memberi kemenangan kepada kamu; lalu
kamu akan bertampur dengan Rom, dan Allah akan memberi kemenangan kepada kamu;
lalu kamu akan bertempur dengan Dajjal, dan Allah akan memberi kemenangan
kepada kamu”.
Di sini pertempuran dengan Dajjal
diuraikan dengan kalimat yang sama seperti pertempuran dengan Arab, Persi dan
Roma. Ini menunjukkan bahwa Dajjal adalah bangsa, seperti halnya Arab, Persi
dan Rom. Boleh jadi yang diisyaratkan di sini ialah Perang Salib, tetapi
mungkin pula mengisyaratkan peristiwa yang terjadi di dunia pada zaman
sekarang. Namun satu hal sudah pasti, yakni bahwa menurut Hadits ini, Dajjal
berarti bangsa atau segolongan bangsa; seperti halnya Persi atau Roma.
Dajjal
awalnya cuma mengaku sebagai nabi. Setelah itu dia mengaku sebagai tuhan:
Rasulullah
SAW bersabda sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Umamah Al Bahili, “Di awal
kemunculannya, ia berkata: ‘Aku adalah Nabi. Padahal
tidak ada nabi setelahku. Kemudian ia memuji dirinya sambil berkata: ‘Aku
adalah Rabb kalian’, padahal kalian tidak dapat melihat Rabb kalian sehingga
kalian mati.” (HR. Ibnu Majjah. II/512-516)
Tempat Munculnya
Dajjal
Agaknya menarik perhatian sekali bahwa menurut
Hadits Tamim Dari, Dajjal bertinggal di sebuah pulau yang letaknya di sebelah
Barat Syria, sedang tempat munculnya dikatakan oleh Hadits lain, berada di
Timur. Lengkapnya, Hadits ini berburiyi sbb:
“Tidak! Ia (Dajjal) akan muncul disebelah Timur;
tidak, ia akan muncul di sebelah Timur; tidak, ia akan muncul di sabelah Timur”
(Kanzul-’Ummal jilid VII, halaman 2988).
Sebelum kami menerangkan perinciannya,
marilah kita tinjau lebih dahulu lain-lain Hadits yang sama artinya, yakni
bahwa Dajjal akan muncul di Timur. Salah satu Hadits berbunyi sbb :
“Nabi Muhammad SAW menunjuk hampir duapuluh kali ke
arah Timur” (Kanzul-’Ummal, jilid VIl, halaman 2991 ).
Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim mengatakan: “Tidak ! Ia akan muncul di Timur” diikuti dengan kalimat:
“Beliau menunjuk dengan tangannya ke arah Timur”. Jadi jika di suatu
Hadits dikatakan bahwa tempat tinggal
Dajjal ialah sebuah pulau di Barat, tetapi di lain Hadits diterangkan bahwa
tempad munculnya Dajjal, atau lebih tepat lagi, tempat munculnya fitnah Dajjal
ialah di Timur.
Menurut apa yang diterangkan dalam
Hadits, terang sekali bahwa pada zaman Nabi, Dajjal itu sudah ada, akan tetapi
pada waktu itu tangan dan kakinya dirantai. Inilah gambaran yang sebenarnya
bagi bangsa-bangsa Eropa pada waktu itu. Mereka mengurung diri dalam tanah air
mereka sendiri, lalu pada suatu ketika, mereka mengalir ke seluruh dunia untuk
menaklukkan dan menjajah negara-negara lain, sehingga mereka benar-benar
menguasai, atau setidak-tidaknya memaksakan pengaruhnya terhadap negara-negara
itu, sehingga gerak-gerik negara-negara itu dipimpin dan diawasi oleh
bangsa-bangsa Eropa.
Itulah sebabnya mengapa di dalam Hadits
diterangkan bahwa Dajjal mengaku Tuhan, kerana segala sesuatu di dunia
dikerjakan menurut perintah Dajjal, seakan-akan dialah yang menguasai dan
menentukan nasib bangsa-bangsa lain. Inilah apa pula yang
dimaksud oleh Hadits lain yang menerangkan bahwa Dajjal ialah yang menentukan
hidup-matinya orang-orang. Dengan perkataan lain, Dajjal akan meninggikan dan
merendahkan derajat bangsa-bangsa lain menurut apa yang dianggap sesuai dengan
tujuannya.
Dajjal
kemudian akan muncul di khurasan diikuti oleh orang-orang yang wajahnya seperti
tameng yang ditempa palu (bangsa mongol / cina?):
Tirmidzi,
Ibn Majah, Hakim, Ahmad, dan Dhiya’ dalam al-Mukhtar, dari Abu Bakar Shiddiq
yang menjelaskan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Sesungguhya
Dajjal muncul disebuah daerah di timur bernama Khurasan. Ia diikuti oleh
orang-orang yang wajahnya seperti tameng yang ditempa palu.”
Agama Dajjal
Ada sebuah Hadits yang menerangkan bahwa
kaum Yahudi akan menyertai Dajjal. Dari Hadits ini orang menyangka bahwa Dajjal
akan memeluk agama Yahudi. Akan tetapi Al-Qur’an menerangkan seterang-terangnya
bahwa bangsa Dajjal mengakukan Allah mempunyai anak laki-laki. Oleh sebab itu
tak ragu-ragu lagi bahwa bangsa Dajjal adalah bangsa Nasrani.
Kelak akan kami terangkan apakah yang
dimaksud kaum Yahudi menyertai Dajjal. Bahkan kaum Yahudi akan menyertai Dajjal
tidaklah bererti bahwa Dajjal adalah kaum Yahudi. Kerana jika bererti demikian,
bagaimanakah erti Hadits lain yang menerangkan bahwa sebahagian ummat Nabi
Muhammad akan mengikuti Dajjal dan menjadi korban tipu-muslihatnya. Adapun
Hadits itu berbunyi sbb :
“Tujuh puluh ribu ummatku akan mengikuti Dajjal”
(Misykat, ha1.477)
Sebagaimana telah kami terangkan, julukan
Masihid-Dajjal itu menunjukkan, bahwa bangsa Dajjal akan mengaku sebagai
pengikut Masih-’Isa. Hal ini diterangkan sejelas-jelasnya
dalam Hadits Tamim Dari tersebut di atas. Isyarat supaya mengunjungi orang yang
berada di dalam Gereja itu seperti yang diterangkan dalam Hadits Tamim Dari,
adalah penting sekali ertinya.
Sudah terang bahwa Gereja adalah simbul
agama Nasrani, dan raksasa yang menyimbulkan ummat yang terdapat dalam Gereja
itu tiada lain ialah ummat Nasrani. Adapun Jassasah (mata-mata Dajjal) hanya
mempunyai satu tugas, yaitu, menganjurkan supaya orang-orang pergi ke Gereja,
ertinya, supaya menjadi orang Kristian. Berikut ini adalah ucapan Jassasah yang
sebenarnya: “Gereja yang kamu lihat itu, masuklah ke dalam”.
Dajjal juga
akan diikuti 70 ribu kaum yahudi isfahan yang memakai pakaian pendeta:
Dari Anas r.a. pula bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: “Yang mengikuti Dajjal dari golongan kaum Yahudi Isfahan itu
ada sebanyak tujuh puluh ribu orang. Mereka itu mengenakan pakaian
kependetaan.” (Riwayat Muslim)
Dari Ummu Syarik ra bahwasanya ia mendengar Nabi s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya sekalian manusia itu sama melarikan diri dari
gangguan Dajjal yaitu ke gunung-gunung.” (Riwayat Muslim)
Dari Imran bin Hushain ra, katanya: “Saya mendengar
Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tiada suatu peristiwapun antara jarak waktu
semenjak Allah menciptakan Adam sampai datangnya hari kiamat nanti, yang lebih
besar daripada perkara Dajjal.” (Riwayat Muslim)
Dari Abu Said al-Khudri r.a. dari Nabi s.a.w. sabdanya: “Dajjal keluar lalu ada seorang dari golongan kaum mu’minin,
ia ditemui oleh beberapa orang penyelidik yakni para penyelidik dari Dajjal.
Mereka berkata kepada orang itu: “Kemana engkau bersengaja pergi?” Ia menjawab:
“Saya sengaja akan pergi ke tempat orang yang keluar -yakni yang baru muncul
dan yang dimaksudkan ialah Dajjal.” Mereka berkata: “Adakah
engkau tidak beriman dengan Tuhan kita -yakni Dajjal-?” Ia menjawab: “Tuhan
kita tidak samar-samar lagi sifat-sifat keagungannya sedangkan Dajjal itu
tampaknya saja menunjukkan kedustaannya.” Orang-orang itu sama berkata:
“Bunuhlah ia.” Sebagian orang berkata kepada yang lainnya: “Bukankah engkau
semua telah dilarang oleh Tuhanmu kalau membunuh seorang tanpa memperoleh
persetujuannya -yakni Dajjal-?” Merekapun pergilah dengan membawa orang itu ke
Dajjal. Setelah Dajjal dilihat oleh orang mu’min itu, lalu orang mu’min tadi
berkata: “Hai sekalian manusia, sesungguhnya inilah Dajjal yang
disebut-sebutkan oleh Rasulullah s.a.w. Dajjal memerintah pengikut-pengikutnya
menangkap orang mu’min itu lalu ia ditelentangkan pada perutnya. Dajjal
berkata: “Ambillah ia lalu lukailah kepala dan mukanya.” Seterusnya ia diberi
pukulan bertubi-tubi pada punggung serta perutnya. Dajjal berkata: “Adakah
engkau tidak suka beriman kepadaku?” Orang mu’min itu berkata: “Engkau adalah
al-Masih maha pendusta.” Ia diperintah menghadap kemudian digergajilah ia
dengan gergaji dari pertengahan tubuhnya, yaitu antara kedua kakinya -maksudnya
dibelah dua. Dajjal lalu berjalan antara dua potongan tubuh itu, kemudian
berkata: “Berdirilah.” Orang mu’min tadi terus berdiri lurus-lurus, kemudian
Dajjal berkata padanya. “Adakah engkau tidak suka beriman kepadaku?” Ia
berkata: “Saya tidak bertambah melainkan kewaspadaan dalam menilai siapa
sebenarnya engkau itu.” Selanjutnya orang mu’min itu berkata: “Hai sekalian
manusia, janganlah ia sampai dapat berbuat sedemikian tadi kepada seorangpun
dari para manusia, setelah saya sendiri mengalaminya.” Ia diambil lagi oleh
Dajjal untuk disembelih. Kemudian Allah membuat tabir tembaga yang terletak
antara leher sampai ke tengkuknya, maka tidak ada jalan bagi Dajjal untuk dapat
membunuhnya. Seterusnya Dajjal lalu mengambil orang tadi, yaitu kedua tangan
serta kedua kakinya, lalu melemparkannya. Orang-orang sama mengira bahwa
sesungguhnya orang itu dilemparkan olehnya ke neraka, tetapi sebenarnya ia
dimasukkan dalam syurga.” Setelah itu Rasulullah s.a.w. bersabda: “Orang itulah
sebesar-besar para manusia dalam hal kesyahidannya -yakni kematian syahidnya-
di sisi Allah yang menguasai semesta alam ini.” Diriwayatkan oleh Imam Muslim.
Imam Bukhari juga meriwayatkan sebagiannya dengan uraian yang semakna dengan di
atas itu. Almasalihu yaitu para pengintai atau penyelidik.
Dari
al-Mughirah bin Syu’bah r.a., katanya: “Tiada seorangpun
yang lebih banyak pertanyaannya mengenai hal Dajjal daripada saya sendiri.
Sesungguhnya Dajjal itu tidak akan membahayakan dirimu.” Saya berkata:
“Orang-orang sama berkata bahwa Dajjal itu mempunyai segunung tumpukan roti dan
sungai air.” Beliau s.a.w. bersabda: “Hal itu adalah lebih mudah bagi Allah
daripada yang dapat dilakukan oleh Dajjal.” (Muttafaq ‘alaih)
Tempat Tinggal
Dajjal Pada Zaman Nabi
Sebuah Hadits menerangkan, bahwa pada suatu hari sehabis salat berjama’ah, Nabi Muhammad
SAW menahan para Sahabat dan berkata sbb : “Tamim Dari, seorang Kristian yang
memeluk Islam, ia menceritakan kepadaku tentang Dajjal, yang cocok dengan apa
yang pernah aku ceritakan kepada kamu”. Lalu beliau menceritakan pengalaman
Tamim Dari sbb : “Pada
suatu hari ia berlayar dengan beberapa orang dari kabilah Lakhm dan Judham.
Setelah berlayar sebulan lamanya, mereka mendarat di sebuah pulau, dimana
mereka berjumpa untuk pertama kali dengan seekor makhluk yang aneh, yang
menamakan dirinya Jassassh (makna aslinya mata-mata). Jassasah memberitahukan
kepada mereka tentang seorang laki-laki yang tinggal dalam Gereja. Kemudian
mereka mengunjungi orang itu dalam Gereja, yang nampak seperti raksasa, yang
tangannya diikat pada lehernya, dan kakinya diikat dengan rantai, dari lutut
hingga mata-kaki. Mereka bercakap-cakap dengan orang ini, yang tiba-tiba ia
bertanya kepada mereka tentang Nabi SAW, dan ia mengakhiri percakapannya dengan
ucapan: ‘Aku adalah Masihid Dajjal, dan aku berharap semoga aku segera dibebaskan,
lalu aku dapat menjelajahi seluruh dunia, kecuali Makkah dan Madinah“.
Satu hal yang sudah pasti ialah bahwa
seluruh cerita ini bukanlah kejadian biasa, melainkan sebuah visiun (ru’yah).
Adapun bukti bahwa kejadian itu terjadi dalam ru’yah ialah adanya kenyataan
bahwa Dajjal bertanya kepada mereka sbb: “Ceritakanlah kepadaku tentang Nabi
bangsa Ummi (bangsa Arab), apakah yang ia kerjakan”.
Pertanyaan mereka dijawab sbb: “Beliau meninggalkan Makkah dan sampai di
Madinah”. Dalam Hadits lain, Dajjal diriwayatkan
bertanya sbb: “Orang ini yang muncul di antara kamu, apakah yang ia kerjakan?”
(Kanzul-Ummal jilid VII, hal 2024).
Hadits ini memberi petunjuk kepada kita,
di mana tempat-tinggal Dajjal :
1. Ia bertinggal di sebuah pulau.
2. Letak pulau ini sejauh satu bulan pelayaran dari Syria.
Masih ada satu lagi yang orang dapat ketahui dari
Hadits ini, yakni, bahwa pada zaman Nabi, Dajjal sudah ada, tetapi ia belum
diizinkan keluar. Hal ini akan kami uraikan nanti dengan
panjang-lebar. Dua catatan tersebut di atas memberi petunjuk seterang-terangnya
akan tempat-tinggal Dajjal. Sudah terang bahwa Eropa didiami pula oleh
bangsa-bangsa lain, tetapi bangsa Inggeris mempunyai kekuasaan dan kebesaran
yang tak pernah jatuh di tangan bangsa lain di benua itu. Itulah sebabnya
mengapa benua Barat disebutkan secara khusus sebagai tempat-tinggal Dajjal.
Dajjal
juga membawa air (surga) dan api (neraka). Apa yang kita lihat sebagai api,
ternyata air. Sedang yang kita lihat seperti air, ternyata api:
Dari
Buraidah r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tidakkah
engkau semua suka saya beritahu perihal Dajjal, yaitu yang belum pernah
diberitahukan oleh seorang Nabipun kepada kaumnya. Sesungguhnya Dajjal itu buta
sebelah matanya dan sesungguhnya ia datang dengan sesuatu sebagai perumpamaan
syurga dan neraka. Maka yang ia katakan bahwa itu adalah syurga, sebenarnya
adalah neraka.” (Muttafaq ‘alaih)
Dari
Ibnu Umar ra bahwasanya Rasulullah s.a.w. menyebut-nyebutkan Dajjal di hadapan
orang banyak, lalu berkata: “Sesungguhnya Allah itu
tidak buta sebelah matanya. Ingatlah bahwa sesungguhnya al-Masih Dajjal itu
buta sebelah matanya yang sebagian kanan, seolah-olah matanya itu adalah sebuah
biji anggur yang menonjol.” (Muttafaq ‘alaih)
Dari
Rib’iy bin Hirasy, katanya: “Saya berangkat dengan Abu
Mas’ud al-Anshari ke tempat Hudzaifah al-Yaman ra, lalu Abu Mas’ud berkata
kepadanya: “Beritahukanlah kepadaku apa yang pernah engkau dengar dari
Rasulullah s.a.w. perihal Dajjal.” Hudzaifah lalu berkata: “Nabi s.a.w.
bersabda: “Sesungguhnya Dajjal itu keluar dan sesungguhnya beserta Dajjal itu
ada air dan api. Adapun yang dilihat oleh para manusia sebagai air, maka
sebenarnya itu adalah api yang membakar, sedang apa yang dilihat oleh para
manusia sebagai api, maka sebenarnya itu adalah air yang dingin dan tawar. Maka
barangsiapa yang menemui Dajjal diantara engkau semua, hendaklah masuk dalam
benda yang dilihatnya sebagai api, karena sesungguhnya ini adalah air tawar dan
nyaman sekali.” Setelah itu Abu Mas’ud berkata: “Sayapun benar-benar pernah
mendengar yang seperti itu.” (Muttafaq ‘alaih)
Dari
Abdullah bin ‘Amr bin al-’Ash ra, katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Dajjal itu akan keluar kepada umatku kemudian menetap selama
empat puluh lamanya, tetapi saya tidak mengerti apakah itu empat puluh hari
atau empat puluh bulan atau empat puluh tahun. Kemudian Allah mengutus Isa
putera Maryam a.s. lalu ia mencari Dajjal kemudian merusakkannya -yakni
membunuhnya. Kemudian para manusia itu menetap selama tujuh tahun di saat itu
tidak ada permusuhan sama sekali antara dua orang manusiapun. Selanjutnya Allah
‘Azzawajalla mengutus angin yang dingin dari arah Syam (Palestina). Maka tidak
ada seorangpun yang menetap di atas permukaan bumi yang dalam hati orang itu
ada timbangan seberat semut kecil dari kebaikan atau keimanan, melainkan pasti
akan dicabut nyawanya sehingga andaikata salah seorang dari engkau semua ada
yang masuk di dalam perut gunung, juga pasti akan dimasuki oleh angin tadi,
sampai dapat tercabut nyawanya. Akhirnya yang ketinggalan adalah
manusia-manusia yang buruk kelakuannya yang suka cepat-cepat melakukan
keburukan dan kezaliman sampai dapat diumpamakan sebagai keringanan burung yang
sedang terbang atau angan-angan binatang buas yang hendak memangsa. Orang-orang
tersebut tidak mengerti apa-apa yang baik dan tidak mengingkari apa-apa yang
buruk -yakni kemungkaran dibiarkan belaka. Seterusnya lalu muncullah syaitan
yang menjelma sebagai manusia lalu berkata: “Alangkah baiknya kalau engkau
semua suka mengikuti perintahku?” Orang-orang sama berkata: “Apakah yang engkau
perintahkan kepada kita?” Kemudian syaitan tersebut mengajak mereka menyembah
berhala-berhala. Keadaan para manusia di saat itu adalah sangat luas rezekinya,
senang hidupnya. Selanjutnya ditiupkanlah dalam sangkakala, maka tiada
seorangpun yang mendengarnya melainkan ia menurunkan lehernya yang sebelah dan
mengangkat yang sebelah lainnya. Pertama-tama orang yang mendengarnya itu ialah
seorang yang sedang memperbaiki pelur kolam untanya, lalu ia tidak sadarkan
diri dan semua manusia di sekitarnyapun tidak sadarkan diri -terus mati.
Kemudian Allah mengirimkan atau sabdanya: Menurunkan hujan bagaikan
rintik-rintik atau bagaikan bayangan, lalu dari air itu tumbuhlah seluruh tubuh
para manusia, terus ditiupkanlah pula sekali lagi sangkakala tersebut tiba-tiba
orang-orang itu sama berdiri bangun sambil memperhatikan keadaan di waktu itu,
kemudian ada yang mengucapkan: “Hai sekalian manusia, marilah sama mendekat di
hadapan Tuhanmu semua,” dan kepada semua malaikat diperintahkan: “Hentikan dulu
orang-orang itu, sebab sesungguhnya mereka akan ditanya lebih dulu.” Kemudian
dikatakan pula: “Keluarkan olehmu semua orang-orang itu perlu dikirim ke
neraka.” Selanjutnya ditanyakan: “Dari berapa?” Lalu dijawab: “Dari setiap
seribu -orang- sebanyak sembilan ratus sembilan puluh sembilan orang.”
Sabdanya: “Itulah hari yang dapat membuat anak-anak kecil menjadi beruban dan
itulah hari dibukanya betis manusia, karena amat kebingungan sekali.”
(Riwayat Muslim) Alliitu ialah batang leher, artinya ialah merendahkan lehernya
yang sebelah dan mengangkat sebelah yang lainnya.
Dajjal
tidak akan bisa memasuki kota mekkah dan madinah:
Dari
Anas r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tiada
suatu negeripun melainkan akan diinjak oleh Dajjal, kecuali hanya Makkah dan
Madinah yang tidak. Tiada suatu lorongpun dari lorong-lorong Makkah dan Madinah
itu, melainkan di situ ada para malaikat yang berbaris rapat untuk
melindunginya. Kemudian Dajjal itu turunlah di suatu tanah yang berpasir -di
luar Madinah- lalu kota Madinah bergoncanglah sebanyak tiga goncangan dan dari
goncangan-goncangan itu Allah akan mengeluarkan akan setiap orang kafir dan
munafik.” (Riwayat Muslim)
oleh : an falah 11530049
Tidak ada komentar:
Posting Komentar