-
Menyambut Ramadhan part 2Meraih Khusyu' dengan Mengenal Allah :
Bismillah alhamdulillah wa Asshalatu wa assalamu 'ala Rasulillah Wa ba'du .
Kata tuhan mempunyai arti dzat yang disembah, baik yang hak ataupun yang batil. Tuhan dalam bahasa arab adalah Ilah/إله . sebagaimana dalam 45 : 23 yang menjelaskan orang-orang yang telah menyembah atau mempertuhankan hawa nafsunya :
" Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya "
tuhan yang hak adalah Allah subhanahu wata'alasebagaimana dalam al-quran 47 : 19
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ
Artinya:
Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mu'min, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal.
Arti kesaksian dalam kalimat syahadah " Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah " adalah sesungguhnya Aku mengakui ,menetapkan dan meyakini bahawa Dzat yang berhak untuk disembah hanyalah Allah Subhanahu wa ta'ala, dan akan aku buktikan kesaksianku dalam ikrar ,amal dan perbuatanku disetiap waktu.
Menyembah hanya kepada Allah semata inilah yang dinamakan bertauhid. hanya berTuhan Satu sebagaimana yang disampaikan oleh para Rasul mulai dari Nabi Adam As Sampai Nabi besar Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam. Mereka semua membawa misi yang sama dari Allah untuk mengajak anak manusia Menyembah Allah Subhanahu wata'ala. 21 : 25
وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ
Artinya :
Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku".
Semua penjelasan didalam al-Quran berkisar dalam pembahasan bertauhid atau bertuhan Satu yaitu Allah Swt. Ayat-ayat dalam Al-Quran menyebutkan keagungan Allah, Sifat-sifat Allah, perintah dan larangan Allah. Segala kekuasaan dan keajaiban yang dikisahkan dalam Al-Quran dan kejadian-kejadiannya semua itu hanya menunjukkan satu hal saja yaitu Penguasa alam semesta Hanyalah satu yaitu Allah yang Maha Agung.
Menyembah hanya kepada Allah adalah inti sari dari ajaran Islam itu sendiri.Mengamalkan dan memahami kesetabilan yang ada dalam hukum islam dan giat mendekatkan diri kepada Allah dengan selalu beribadah akan memperkokoh kekuatan Iman dalam hati sebagaimana dalam 15 :99
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
Artinya :
dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).
Semakin mengenal bahwa diri seorang hamba itu lemah maka akan semakin mengenal bahwa kekuasaan sebenarnya hanya milik Allah Subhanahu wa ta'ala.
ini hanya blog pribadi hanya koleksi untuk pribadi tidak untuk kepentingan umum dan hanya untuk kepentingan pribadi
Sabtu, 23 Juli 2011
Menyambut Ramadhan part 2
Menyambut Ramadhan - 1
-
A- Menabung Untuk menyambut Ramadhan
Bismillah Alhamdulillah wa asshalatu wa assalamu 'ala rasulillah wa ba'du :
Semua orang menginginkan kebahagiaan baik didunia maupun diakhirat. Seseorang bisa bahagia diakhirat ketika dia berhasil beribadah bertaqarrub didunianya sehingga dia dapat mengambil hasil panen dari usahanya ketika dia sudah diakhirat karena Addunya mazra'atu al akhirat.
Kebahagiaan didunia tergantung dari nilai kepuasan hati masing-masing hanya saja kebanyakan manusia bisa dikatakan bahagia jika semua keinginannya didunia terpenuhi, begitu juga dengan sarana untuk mencapai kebahagiaan dunia itu sendiri. Pada hakekatnya kita bisa mencapai kebahagiaan jika kita bisa mensyukuri pemberian dari-Nya. sebagaimana sifat Qana'ah disebutkan sebagai puncak kepuasan dan ke kayaan sesuai dengan laisa alghina ka alqana'ah /tidak ada kekayaan yang melebihi dari sifat qonaah.
Bukan berarti kita dilarang menjadi orang yang kaya raya, sebab muslim yang kuat lebih baik dari pada muslim yang lemah. Kita boleh saja hidup bergelimpangan harta asalkan hati kita tidak tergila-gila dengan harta itu. Harta boleh ditangan namun jangan sampai bersemayan dihati.
Tidak sedikit pembahasan dalam islam yang berhubungan dengan harta benda. Disana dibahas sistem jual beli, gadai, sewa-menyewa, bagi hasil , zakat, haji, sedekah, hadiah ,haji dan seterusnya. hal ini diatur dan diarahkan oleh islam agar kita semua mencapai kebahagiaan hakiki didunia dan di akhirat. karena "Tidak dikatakan ni'mat ketika masih ada unsur adzab/ siksa ". seperti memakan buah curian walaupun ketika memakan buah curian ini merasakan ni'mat islam tidak mengkategorikannya sebagai ni'mat karena pada ujungnya menyeret pelakunya kepada adzab/siksa.
Islam tidak melarang kita untuk hidup bahagia, karena islam mengajarkan kita untuk bersyukur dan rasa syukur itu bisa terwujud jika merasakan kebahagiaan.
Semua orang membutuhkan sakinah atau ketenangan, sehingga banyak sekali muslim-muslim yang menabung sepanjang tahun untuk mencapai ketenangan ibadah dibulan Ramadhan meni'mati taqarrub didalamnya, agar dia bisa mempebanyak membaca Al-quran, berdzikir ,bertafakkur,bersedekah, meni'mati indahnya taqarrub dibulan Ramadhan. dalam sebuah riwayat :
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al Qur’an. Dan kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi angin yang berhembus.” (HR. Bukhari, no.6)
Kemiskinan memang hal yang sangat berat diterima secara ikhlash didalam hati karena sudah menjadi watak dasar manusia untuk menyukai kesejahteraan dalam menjalani kehidupan. menerima dan ridha dalam menjalani hidup pas-pasan juga membutuhkan kecerdasan spiritual yang lebih tinggi karena berjuang melawan kemiskinan membutuhkan usaha yang keras baik dari segi tenaga ataupun pemikiran. Saking sulitnya menerima dan kuat menjalani kemiskinan sampai-sampai hampir saja kemiskinan menyeret seseorang kepada kekufuran ( semoga kita terhindar dari hal itu ) kaada alfaqru anyakuna kufron. sehingga islam sangat mendorong adanya saling tolong menolong , sedekah, infaq ,zakat, menciptakan lapangan kerja dan seterusnya.
Tidak ada salahnya jika kita mencari harta yang lebih sebagai sarana untuk bersyukur dan bertaqorrub kepada Allah Yang maha Kuasa. Dialah Allah Yang selalu kita cintai, Kita Puja kita sembah Yang menguasai langit dan bumi. Miliknyalah segala yang ada.
Wallahu A'lam bisshawab.
Yaa Rasulallah
- Yaa RasulallahSinarmu.... (SAW)
Akhlakmu.... (SAW)
Santunmu... (SAW)
Kasihmu... (SAW)
Jika Baginda adalah mentari... mentari tenggelam disore hari....
Jika Baginda adalah rembulan ...rembulan redup dipagi hari.....
Jika Baginda adalah lentera...... lentera akan redup disuatu hari...
Jika Baginda adalah lilin........... lilin akan bersinar dan sirnakan diri...
Jika Baginda adalah bunga....... bunga akan layu disuatu waktu....
Ya Rasulallah.... Sinar dan cahayamu takkan pernah redup oleh zaman....
Ya Rasulallah.... kasih dan sayangmu abadi walau berganti generasi....
Izinkan kami menatap indahmu... menyatukan akhlakmu dengan diriku...
Hadîtsun Nafsi (bagian II)
- Hadîtsun Nafsi (bagian II)Akhî fillâh, ukhtî fillâh! Kisah berharga tentang keteladanan dan tarbiyah ruhani telah dihadirkan oleh sejarah kepada kita, hadir sebagai panduan akhlak mulia. Bacalah kisah Rosulullah saw., sungguh Maha Suci Alloh yang telah menjadikannya sebagai qudwah hasanah bagi umat manusia!
Suatu malam, saat suasana sunyi dan cahaya remang, Baginda Nabi saw. sedang bersama ummul mu'minîn Shofiyah ra. bercengkerama di dekat pintu masjid. Tiba-tiba dua orang laki-laki Anshor melintas, berpapasan jalan dengan Baginda. Setelah mereka tahu bahwa salah satu dari orang yang ditemuinya adalah Nabi saw., seketika itu juga keduanya segera mempercepat langkah untuk pergi.
"Pelanlah, dia adalah Shofiyah binti Huyay!" sabda Nabi memberi tahu.
Mendengar itu salah seorang dari mereka pun menjawab, "Subhânallôh, saya tidak menaruh curiga kepada engkau, ya Rasulalloh!" wajah kedua orang itu tampak tak menentu, terlihat serba rikuh.
"Sesungguhnya syetan mengalir dalam diri manusia mengikuti aliran darah, maka aku khawatir ia memuntahkan prasangka buruk pada hati kalian berdua!" dengan bijak Nabi menjelaskan maksud sabdanya tadi. (HR. Bukhari, Muslim)
***
Rasanya tak terbayang betapa celakanya bila syetan benar-benar mengalir dalam diri kedua laki-laki Anshor tersebut, mengikuti aliran darah, lalu memuntahkan prasangka buruk pada hati mereka. Karena sosok yang ada di hadapan mereka ini bukanlah manusia seperti layaknya manusia biasa, tapi ia adalah manusia termulia, manusia pilihan, teladan, ma'shum, terpelihara dari segala cela dan dosa, basyarun lâ kal basyar. Dan bersyukurlah, karena Baginda saw. segera mengingatkannya.
Akhî fillâh, Ukhtî fillâh! Bila kenyataan itu sebaliknya, maka betapa celaka, celaka, dan celakanya! Ini seperti yang telah dialami oleh Dzul Khuwaisiroh, laki-laki yang telah menuntut keadilan kepada Nabi saw., dan mengatakan bahwa pembagian yang dilakukan Baginda tidaklah adil. Dzul Khuwaisiroh tak mau mengedepankan husnudhon, mengambil sikap yang lebih baik, mahmal hasan. Tak memahami hikmah syar'i dari sikap keputusan Nabi saw. Ia telah lebih dahulu berburuk sangka. Maka celakalah ia, bahkan dirinya dan anak keturunannya. Dari sulbi mereka muncul kemudian bibit Khawarij, kelompok yang memisahkan diri dari jama'ah kaum muslimin.
Karena itu kita mesti berusaha untuk memahami dengan bijak apakah hasrat yang ada di dalam batin ini adalah suatu kedurhakaan atau bukan. Karena bila kenyataannya ia merupakan hasrat tercela yang bisa memunculkan rencana durhaka, maksiat, atau bahkan sampai pada suatu keinginan kuat, ber'azam untuk melakukannya, maka hal itu sangat bernilai dosa." Alloh Swt. telah berfirman,"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Alloh, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Alloh? — Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui." (QS. Âli 'Imrân: 135)
Berbeda halnya dengan yang meneruskan perbuatan keji, atau menyimpan dendam kesumat di dalam hati, maka keduanya ini termasuk mereka yang celaka. Sebagaimana sabda Nabi saw. ,"'Apabila dua orang muslim mengadu kedua pedangnya (saling membunuh, maka pembunuh dan yang terbunuh berada di neraka!' lalu Nabi ditanya, 'Wahai Rasululloh! Dia ini (nyata perkaranya sebagai) pembunuh, lalu apa perkara yang terbunuh?' Nabi saw. menjawab, 'Dia dahulu sangat menginginkan (mendendam) kematian sahabatnya!'" (HR. Bukhari)
Akhi fillâh, Ukhtî fillâh! Adalah suatu keharusan bagi setiap muslim yang teguh dengan keyakinannya untuk menolak setiap hasrat tercela, menghindar dari kekeruhan yang disebabkan oleh suara-suara batin menggoda, dengan segera mengalihkannya kepada hasrat baik yang membimbing kepada takwa, menjaga kebeningan jiwa, meraih kebahagiaan tiada tara. Bukankah Nabi saw. juga bersabda, "Tinggalkan apa yang engkau ragukan (beralih) kepada apa yang tidak engkau ragukan!" (HR. Tirmidzi dan Nasa'i)
Ingat kata pepatah, "Ambillah yang jernih, dan tingalkan yang keruh!" lalu renungkan Firman Alloh Swt., "Sungguh beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman) dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang." (QS. al-A'lâ: 14-15)
Hadîtsun Nafsi (bagian I)
- Hadîtsun Nafsi (bagian I)Suara-suara itu, ya Robbi
Mengapa ada disini, di dalam hati
Mengusik sunyi, berulang kali."
WAA. Ibrahimy
Alkisah, suatu hari Rûhullôh 'Isa bin Maryam as. menjenguk seorang perempuan lacur di rumahnya. Ketika salah seorang dari Hawariyyun – murid dan sahabat yang menyertainya – melihat kejadian itu, tiba-tiba muncul di benaknya rasa heran. Lalu ia pun bertanya, "Wahai Rûhullôh, apa yang engkau lakukan disini?"Seorang tabib yang saat itu ikut menyertainya menjawab, "Beliau hanya mengobati seseorang yang sedang terbaring sakit."***Kisah ini menjadi teladan berharga bagi kita, teladan dikala mengalami keterusikan berprasangka, saat dimana benak kita menyimpan pertanyaan, kecurigan, atau dugaan tentang sesuatu yang mungkin akan mengakibatkan keruhnya hati yang semestinya tetap terjaga kebeningannya, shofâ' al-qalb, sehingga menghilangkan kebaikan maknawi di dalam jiwa.Lihatlah kembali jawaban yang telah diberikan sang tabib atas pertanyaan salah seorang Hawariyyûn tersebut. Ucapannya sangat tepat, dan menjadi landasan bersikap yang baik untuk membela Rûhullôh as. dari dugaan buruk yang mungkin ditujukan kepadanya. Karena sebenarnya betapa tak pantas bila pertanyaan tersebut menjadi lebih jauh lagi, hingga mengarah pada buruk sangka, su'udhon. Melihat bahwa kedudukan Rûhullôh 'Isa as. adalah seorang nabi dan rasul. Hasyâ wa kallâ! Bukankah sifat ma'shûm yang disandangnya telah menolak atas dugaan buruk tersebut?Akhî fillâh, Ukhtî fillâh! Kisah ini akan menjadi semakin nyata disaat kita sendiri yang mengalaminya, saat dimana suara-suara batin mengusik jiwa, mengajak pikiran dan perasaan untuk berburuk sangka. Bila ini terjadi, maka siapapun akan terkena sasarannya, tanpa memilah kawan atau lawan. Di dalam batin suara-suara itu suatu saat membisikkan hasrat baik, namun di saat yang lain ia juga bisa membisikkan hasrat buruk.Suara-suara batin itu bila kita biarkan tanpa suatu usaha pengalihan, maka syetan akan tertarik untuk bergabung dengannya, dan mengarahkan kepada bentuk lain yang semakin nyata keburukannya. Ia tak akan menyiakan kesempatan tersebut, hingga pada proses selanjutnya kita akan mudah memastikan suatu dugaan sebagai hal yang benar tanpa dasar pembuktiannya terlebih dahulu. Kita akan jadi mudah mengungkapkan dugaan buruk dalam suatu pembicaraan, bahkan hal itu terasa begitu mengasyikkan, larut, dan akhirnya kita pun sering berghaibah tanpa harus lagi merasa berdosa, menuduh orang lain berbuat cela tanpa ada bukti yang nyata.Kita jadi hanyut dalam prasangka-prasangka, kita akan terus tenggelam dalam kebimbangan jiwa, dan pada gilirannya nanti, di tahap kondisi yang paling buruk, tak ada seorang pun di dunia ini yang dapat dipercaya, setiap orang seolah tak amanah, semua dianggap sama. Kita jadi lupa untuk memaklumi kekurangan orang lain, kekurangan yang mungkin ada pada setiap orang, memahami bahwa setiap manusia memiliki keterbatasan. Pada akhirnya kita merasa bahwa hidup ini sepi dari orang-orang yang dapat dipercaya. Kita terlalu pendek dalam berpikir, hingga menyimpulkan suatu keadaan tanpa kejernihan pikiran dan perasaan.Dalam kondisi yang demikian, sebenarnya jiwa kita pelan-pelan telah mengalami perubahan yang tak wajar, dengan kata lain kita sedang mengalami kelainan jiwa (psikopat), sehingga batin ini terasa sakit dan tertekan. Imam as-Syafi'i ra. telah mengamati kondisi semacam ini hingga dalam sebuah syairnya beliau berpesan, "Hindarilah kebimbangan jiwa dalam batas yang engkau mampu, karena memikulnya adalah suatu kegilaan." Kegilaan yang diakibatkan oleh tekanan batin semacam ini biasa disebut dengan peccatophobia.Lebih jauh lagi, sesungguhnya antara munculnya suara-suara batin dan buruk sangka, disitu ada proses pergeseran kepercayaan, kebimbangan dalam berprasangka. Dalam tahapan ini kita berada diantara dua gejolak hasrat. Hasrat yang satu ingin memuji dan hasrat yang lain ingin mencela. Kita seolah berada diantara tebing yang mungkin menyelamatkan dan jurang yang bisa mencelakakan. Dalam kondisi demikian kita bisa saja mendaki puncak kemuliaan dengan memuji dan berbaik sangka, disaat yang sama kita bisa saja jatuh terjerembab ke lembah kehinaan dengan mencela dan berburuk sangka. Wajah kita yang sedang memendam suara-suara batin dihadapkan pada dua pilihan yang membingungkan, tendensif, kita akan terus merasa bimbang sampai hasrat yang ada dalam diri kita memutuskan satu pilihan. Bila dugaan kita benar, maka setidaknya aib orang yang kita curigai terbukti nyata. Namun bila dugaan kita salah, maka kita telah melakukan kesalahan berburuk sangka, su'udhon, dan tentu keduanya itu bernilai dosa.Akhî fillâh, Ukhtî fillâh! Bimbang dalam menduga adalah kata lain dari lintasan perasaan yang sering kali membuat gejolak dalam jiwa. Kemunculannya sulit diterka, tak terduga, dan tanpa disengaja. Bila kebimbangan ini berjalan dalam pikiran selintas lalu, lewat begitu saja, tak mengendap hingga menjadi segumpal keinginan kuat, atau yang lazim disebut dengan 'azam, maka ia hanyalah sekedar suara-suara batin yang tak terkendali, dan ini ditolerir oleh Nabi saw., sebagaimana sabda beliau, "Sesungguhnya Alloh Swt. mengampuni umatku dari sesuatu yang telah dibicarakan oleh diri (batin) mereka, selama mereka tidak mengatakan (dengan lisan) atau melakukannya (dengan perbuatan)." (HR. Bukhari, Muslim)Alloh Swt. berfirman:لاَ يُكَلِّفُ الله ُنَفْساً إلاَّ وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ"Alloh tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya." (QS. al-Baqarah: 286)Meski begitu, suara-suara batin itu akan terus bergentayangan membuat kebimbangan dalam diri selama kita belum terjebak oleh dua sikap yang saling bertentangan. Sikap antara mudah berburuk sangka (istirsâl) dan terlalu berbaik sangka (husnudhon). Keadaan ini tak kan berubah, dan menjadi ibtilâ' setiap hamba sepanjang hidupnya.Disaat mudah berburuk sangka, kita akan cepat mengikuti nafsu untuk mencela. Dan disaat terlalu berbaik sangka, kita akan suka memuji kebaikan seseorang tanpa menyadari keterbatasan yang dimilikinya.Bimbang dalam menduga sesuatu seperti diatas akan terus berlangsung, terus menyala dalam jiwa bila selalu dibakar oleh rasa curiga. Sebaliknya, ia akan padam bila disiram oleh rasa percaya, husnuts tsiqoh.
bertasbih yuuuk... Bag-II
- bertasbih yuuuk... Bag-IIC.Niatan ketika bertasbih
Niat adalah menyengaja sesuatu pekerjaan bersertaan dengan melakukannya. Niat, menyengaja, bertujuan memiliki arti yang sama. Segala amal perbuatan tergantung dari niatnya, dan orang yang melakukan perbuatan, ia akan mendapatkan sesuai dengan tujuan dan niat dari hatinya. Dan barang siapa berbuat ataupun beramal dengan tujuan mendapat ridha Allah dan Rasul-Nya maka ia akan mendapat ridha Allah dan Rasul-Nya. Dan barang siapa melakukan amal kebaikan hanya karena mendapatkan duniawi maka ia hanya akan mendapatkan duniawinya saja.
Dalam hadits innama Al-a'malu bi al-niyyaat. lafadz al-niyyat berbentuk jama' muannats saalim. Dari sini bisa ditarik kesimpulan "jika kita melakukan satu kebaikan namun dengan sepuluh niatan maka kita akan mendapatkan sepuluh niatan itu walaupun dalam satu kebaikan".contoh :dalam satu permasalahan, menuntut ilmu adalah satu kebaikan yang didalamnya kita bisa memasukkan beberapa niatan 1-melaksanakan perinta Allah dan mencari Ridha-Nya 2-Mengikuti sunnah dan perintah Rasul 3-memahami Agama 4-Menjaga Akidah 5-Menghilangkan kebodohan 6-Menjaga dan melestarikan Ajaran Allah 7-Mengamalkan setelah mengetahui dst… maka dengan satu kebaikan berupa menuntut ilmu dan dengan beberapa niatan yang positif kitapun akan mendapatkan sesuai dengan beberapa niatan tersebut.
Keberadaan manusia dimuka bumi hanya untuk berbakti sesuai dengan perintah Tuhan yang telah menciptakan mereka. Hal ini sesuai dengan firman Alah dalam
QS 51:56 :
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku"
Dan bukan merupaka ketulusan dalam pengabdian jika seorang hamba tidak ikhlas dalam mentaati perintah Tuhan-nya. QS 98:5 :
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nyadalam (menjalankan) agama dengan lurus".
Dalam hadits mursal disebutkan : "barang siapa memakai wangi-wangian karena Allah maka dihari kiyamat dia akan datang sedangkan baunya lebih harum dari pada minyak misik ".
Betapa pentingnya kemurnian niat dalam kehidupan kita.Al-imam al-Ghozali dalam ihya'nya menjelaskan dalam hal pembenahan niat. seseorang ketika mengajar, berdagang , makan mengatakan "aku berniat mengajar karena Allah atau aku makan karena Allah " dan menyangka hal itu adalah niatnya ooh jauh sekali. Hal itu merupakan perkataan hati , lisan atau hanya bersitan dalam hati. Niat bukan hanya sekedar itu. Sedangkan niat adalah halyang dapat membangkitkan hati ,mengarahkan dan kecondongan hati yang dzahir sebagai pendorong dalam melakukan pekerjaan.
Oleh karena itu untuk melakukan amal kebaikan, agar kita mencapai keikhlasan dalam niat dan tujuan, kita membutuhkan keimanan dan keyakinan yang kuat kepada Syariat yang diajarkan oleh Allah melalui Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wasallam.
Keikhlasan dalam beribadah adalah sebuah keharusan.walaupun keikhlasan itu memiliki tingkatan-tingkatan tersendiri sesuai dengan kedalaman batin pelakunya. Allah Subhanahu wata'ala berfirman dalam (QS 18:110) :
"Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya ".
Betapa pentingnya keikhlasan Imam Al-nasai dalam kitab haditsnya menyebutkan :
"Pertolongan Allah 'Azza wa jalla kepada ummat ini dikarenakan orang-orang lemah, doa dan keikhlasan mereka ".
Keikhlasan yang tertinggi adalah ketika seorang hamba melakukan segala sesuatu hanya karena Allah subhanahu wata'ala. Hanya karena-Nya kita semua ada dan diadakan , hanya dari-Nya segala sesuatu yang kita rasakan Laa Ilaha Illallah, Muhammad Rasulullah.
Ketika bertakbir (Allahu akbar ) : kita agungkan Dzat Allah Subhanahu wata'ala.
Ketika bertahmid (Alhamdulillah) : kita puji Allah, segala puji bagi Allah.
Ketika bertasbih (subhanallah) : kita sucikan Dzat Allah dari segala kekurangan, karena Dialah Dzat yang maha Sempurna.
Ketika bertahlil (laa Ilaha ilaa Allah) : kita Esakan Allah. Hanya Dialah Tuhan penguasa seluruh jagat raya, surga dan neraka.
Ketika ber hauqala ( Laa haula walaa quwwata illaa billah ): kita hayati dan kita salami bahwa tak ada kekuatan ibadah dan menjauh dari dosa kecuali hanya dari Allah.
Ketika bershalawat :Allahumma shalli wa sallim 'alaa Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam kita mintakkan rahmat, kasih saying dan keselamatan atas Rasul yang telah mengajarkan kitaakan kebenaran dan mengenalkan kita kepada Sang Pencipta.
Dan seterusnya yang pada intinya segala Taqarrub kita pendekatan kita amal kita kebaikan kita hanya karena Allah, mencari Ridha Allah semata. Wallahu A'lam bisshawab.( Allah Maha Mengetahui akan Kebenaran).
Al-quran dan terjemah
Kutub assittah
Mustadrak li alhakim
Nuzhatu al-fikr fii subhati dzikr li Allaknawi
Ihya' ulumuddin li A;lghazali
Assiraj almunir li al 'Azizi
Lisanu al-arab
Kamus Al-Munawwir
bertasbih yuuuuk.... Bag-1
- bertasbih yuuuuk.... Bag-1Bismillah Alhamdu lillah was shalatu wassalamu alaaa rasulillah
Wa ba'du.
Sesungguhnya berdoa adalah ibadah yang paling utama, karena dalam doa terkandung ma'na khusyu', tunduk, merendahkan diri kembali dan taat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Rahasia itu terkandung daam sebuah hadits :
الدعاء مخ العبادة
Doa adalah intisari ibadah.
A. Bertasbih Adalah :Mensucikan dzat Allah Yang Maha Agung dari segala bentuk kekurangan dan persekutuan. Maha suci Allah dengan segala kesempurnaan-Nya.
Tidak sedikit hadits yang menjelaskan keutamaan bertasbih. Sebagian haits menjelaskan hikmah-hikmah dzikir dan bertasbih yang dita'loqkan kepada jumlah-jumlah tertentu. Semisal ,33, 34, 100,200, dan sebagainya. Hanya Allah yang Maha Tahu rahasia dibalik angka-angka itu dan sebagian hamba-hamba yang telah diberi tahu oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Sebagaimana yang kewarid dalam hadits-hadits sahih :
1- barang siapa membaca سبحان الله وبحمده dipagi dan sore hari sebanyak seratus kali maka tidak ada seorang pun yang datang membawa amalan yang lebih afdol, kecuali orang yang membaca seperti apa yang dibacanya atau lebih dari pada
itu.
2-Barang siapa dipagi hari membaca subhanallahi Al-'adzim wa bihamdihi seratus kali dan disorehari seratus kali,maka diampunilah dosa-dosanya walau sebanyak buih dilautan (saking banyaknya).
3-Taasbih tiga puluh tiga kali, tahmid tiga puluh tiga kali, takbir tiga puluh empat kali setiap setelah shalat fardhu.
4- Barang siapa membaca "laa Ilaha illallah, wahdahu laa syarika lahu, lahu Al-mulku wa lahu Al-hamdu wa huwa 'alaa kulli syaiin qadiir" dua ratus kali dalam sehari maka tidak seorangpun yang mampu mendahului dan tidak satupun orang yang mampu menyusul setelahnya kecuali orang yang mengamalkan amalan yang lebih baik darinya.
5-Barang siapa membaca seratus ayat maka ia tergolong orang-orang yang merendahkan diri kepada Allah azza wa jalla.
Oleh karena itu Abu hurairah, sebagian sahabat dan tabi'in menghitung dzikir dan doa mereka dengan biji kurma ataupun kerikil diluar shalat. Dengan harapan mendapat fadilah dan pahala yang telah dijanjikan oleh Allah dan Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wasallam sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan. Bahkan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah melihat sebagian sahabatnya menghitung tasbih mereka dengan hitungan biji-biji kurma dan Nabipun tidak menegurnya.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu dawud dalam bab Nikah ,dari abi nadhir beliau berkata :" seorang Syekh dari Thafawa berkisah kepadaku" : Aku bertamu kepada Abu Huraira diMadinah, "Aku tidak melihat seorang laki-laki dari sahabat Rasulullah shallahu 'alaihi wasallam yang lebih semangat dan lebih memperhatikan tamu dari pada beliau. Pada suatu hari ketika aku didekatnya, dan beliau diatas tempat tidurnya dengan membawa kantong berisikan kerikil atau biji kurma yang menghitam, sedangkan beliau menggunakannya untuk bertasbih. ketika kerikil/ biji kurma didalam kantong itu habis beliau meletakkan kantongnya diatas kerikil/biji kurma. Kemudian aku kumpulkan kerikil/biji kurma itu, lalu aku masukkan kedalam kantong, kemudian aku haturkan kepada beliau.
Ibnu Majah, Abu dawud, At-tirmidzi, An- nasai dan Imam Hakim dalam Mustadraknya meriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bertasbih menggunakan tangan beliau Shallallahu 'alaihi wasallam yang Mulia. Al-'Azizi dalam As-siraj Al-munir Syarah Al-jaami' Al-shaghir menjelaskan " artinya menghitung Dzikir/ Tasbih dengan menggunakan Jari-jari, agar jari-jari itu bersaksi untuknya . Karena jari-jari itu nanti akan berkata pada saat dimintak pertanggung jawaban(dihari penghitungan amal).
Dari kisah dalam riwayat Abi dawud dan riwayat-riwayat yang lain, bisa ditarik kesimpulan bahwa :
Boleh menghitung dzikir atau tasbih dengan menggunakan alat selain guratan-guratan jari. Baik berupa kerikil, biji kurma dan sebagainya. Dengan menggunakan tasbih yang dirangkai seperti kalung, ataupun dikumpulkan didalam kantong hukumnya sama saja karena semua itu adalah perantara untuk memudahkan kita dalam menentukan jumlah-jumlah dzikir yang diinginkan. Adapun batas pemisah dalam tasbih 33 x 3 itu hanya sekedar pemisah antara hitungan 33 pertama kepada 33 berikutnya sesuai dengan riwayat dzikir setelah shalat 33,33 dan 34. wallahu a'lam.
B. Beberapa faidah Tasbih
1- Mengingatkan kita kepada Allah Subhanahu wata'ala baik dalam keadaan berdiri,berjalan, berbaring dan sebagainya.
2-Sebagai sarana untuk melanggengkan kita dalam berdzikir. Sudah merupakan bukti nyata, dengan memegang Tasbih hati kita menjadi bergerak untuk selalu berdzikir dan mensucikan nama Allah Subhanahu wa Ta'ala.
3-Dengan menggunakan Tasbih kita mengikuti golongan orang-orang yang selalu mengingat kepada Allah Swt , sebagai mana dalam kutub al-asanid dijelaskan mengenai keberadaan ijazah munawalah Tasbih dari guru ke guru hingga al-imam Hasan Al-bashri at-tabi'i.
4-Tasbih juga merupakan alat penyelamat dunia dan akhirat. Dengan banyak berdzikir kita akan terselamatkan dari afat dunia dan adzab akhirat yang pedih. Wallahu a'lam bisshawab.
Khotbah Monumental Syaitan Terlaknat
- Khotbah Monumental Syaitan TerlaknatPada hari ketika bumi bukanlah seperti bumi yang pernah kita pijak, dan langit bukanlah seperti langit yang pernah menaungi kita. Jin dan manusia, semua berkumpul menghadap ke hadirat Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa. Pada hari ketika amal perbuatan para pengingkar laksana abu yang ditiup angin dengan keras di suatu hari yang berangin kencang. Mereka tak dapat sedikitpun mengambil manfaat dari apa yang telah mereka usahakan di dunia. Pada hari ketika perkara hisab, perhitungan amal, usai diselesaikan; hari itu berkatalah syaitan, menyampaikan khotbah monumentalnya yang telah disebutkan al-Qur'an; khotbah tanpa menyebut nama Tuhan, tanpa pujian, dan tidak juga salam.
"Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepada kalian janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepada kalian tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadap kalian, melainkan sekedar aku menyeru kalian lalu kalian mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kalian mencerca aku, akan tetapi cercalah diri kalian sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolong kalian, dan kalian pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatan kalian mempersekutukan aku dengan Allah sejak dahulu!" (lihat QS. Ibrahim: 22)
Tercenganglah mereka yang mendengar, mereka yang selama ini mematuhi seruannya nan sungguh menipu daya. Khotbah teramat mengecewakan, bahkan menyakitkan hati para pengikutnya yang setia.
***
Maka, episode berikutnya, hari itu terlihatlah mereka, orang-orang yang berdosa, para bromocorah, diikat bersama-sama dengan belenggu, yang gemerincingnya sungguh menggetarkan jiwa. Pakaian mereka adalah dari pelangkin, dan muka mereka ditutup oleh api neraka.
Hari itu, terdengarlah seruan agung, "Masuklah kamu sekalian ke dalam neraka bersama umat-umat yang tedahulu sebelum kalian, dari jin dan manusia!"
Kemudian, ketika setiap suatu umat masuk ke dalam neraka, maka yang satu mengutuk yang lain karena merasa disesatkan; sehingga apabila mereka masuk semuanya, terjadilah perdebatan teramat dahsyat antara orang-orang yang masuk kemudian dan mereka yang masuk terdahulu.
Mereka yang merasa disesatkan berkata, "Ya Tuhan kami, mereka telah menyesatkan kami, sebab itu datangkanlah kepada mereka siksaan yang berlipat ganda dari neraka!"
Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa berfirman, "Masing-masing mendapat siksaan yang berlipat ganda, akan tetapi kalian tidak mengetahui."
Demi mendengar hal itu, menyahutlah orang-orang yang masuk terdahulu, sambil menatap mereka yang masuk kemudian, "Kalian tidak mempunyai kelebihan sedikitpun atas kami, maka rasakanlah siksaan karena perbuatan yang telah kalian lakukan!"
Sungguh perdebatan yang sengit sekaligus keputusan yang teramat menyesakkan dada. Tak ada lagi harapan bagi mereka dibukakan pintu-pintu langit, dan tak kan mungkin pula mereka memasuki taman-taman indah surgawi, sebagaimana mustahil seekor unta masuk ke lobang jarum. Demikianlah pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan; yang tersisa bagi mereka hanyalah tikar tidur dari api neraka, dan di atasnya pula ada selimut api neraka.
***
Di pelataran agung yang lain, mahsyar bagi orang-orang beriman dan beramal saleh, terlihatlah mereka, dengan seizin Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dimasukkan ke dalam surga, hunian taman-taman indah yang tak pernah dilihat mata, tak pernah didengar telinga, dan tak pernah terlintas di dalam hati, yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Ucapan penghormatan mereka dalam taman abadi itu adalah "salam", sejahtera dari segala bencana. Sejak hari itu tak ada lagi segala macam dendam yang berada dalam dada, dan mereka berkata, "Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada surga ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk. Sesungguhnya telah datang para rasul Tuhan kami, membawa kebenaran."
Ketika itulah saat paling bahagia bagi mereka yang telah memasrahkan seluruh hidupnya kepada aturan Tuhan, usai melalui prosesi hisab, penghitungan amal yang begitu mencemaskan. Saat penuh suka cita menjelang hunian keabadian, hari itu diserukan kepada mereka, "Itulah surga yang diwariskan kepada kalian, disebabkan apa yang dahulu kalian amalkan!"
Pintu-pintu cahaya telah dibuka, wajah-wajah bercahaya telah mengembangkan senyum ceria, penuh bahagia. Cahaya di dalam hati mereka, cahaya pada ucapan mereka, cahaya pada pendengaran mereka, cahaya pada pikiran mereka, cahaya pada perasaan mereka, dan cahaya pada setiap bagian tubuh mereka. Merekalah orang-orang yang tercerahkan.
***
Allahumma, berilah cahaya…
Belajar Semangat dari Kisah Kalîmullâh Musa as. (Bagian 2)
- Belajar Semangat dari Kisah Kalîmullâh Musa as. (Bagian 2)Bila peristiwa yang dialami Kalîmullâh Musa as. di bukit Thur Sina sebagaimana tersebut di atas adalah potret kondisi kejiwaan yang menggambarkan proses peralihan dari suatu tahapan mentalitas kepada tahapan mentalitas lain yang lebih baik, sempurna, sehingga dalam rentang waktu itu sangatlah dibutuhkan faktor penguat internal, suatu motivasi spiritual ketuhanan, sebagaimana Firman Allah, "Janganlah kamu berdua khawatir. Sesungguhnya Aku beserta kamu, Aku mendengar dan melihat." Maka demikan pula halnya dengan Baginda Nabi Muhammad saw.
Ingatlah, ketika wahyu pertama menjelang diterima Baginda Muhammad saw., diawali oleh suatu mimpi yang benar. Dimana setiap kali Nabi saw. bermimpi, mimpi itu datang bagaikan terbitnya Subuh. Dikala Nabi saw. sering menyendiri, menyepi di gua Hira’. Di sana, ia melakukan tahannuts beberapa malam. Kemudian pulang menemui keluarga, menemui Khadijah, istri tercinta, mengambil bekal lagi untuk beberapa malam. Hal itu terus dilakukan sampai suatu ketika, pada malam 17 Ramadlan, bertepatan dengan 6 Agustus tahun 610 Masehi, tiba-tiba wahyu itu datang kepadanya.
Tentang peristiwa tersebut, Nabi saw. pernah berkisah, "Malaikat itu menarik dan merengkuhku, hingga aku merasa kelelahan. Lalu ia melepaskanku seraya berkata, 'Bacalah!' Aku menjawab, 'Aku tidak dapat membaca!' Dia menarik dan merengkuhku lagi, hingga aku merasa kelelahan. Kemudian ia melepaskan sambil berkata, 'Bacalah!' Aku menjawab, 'Aku tidak dapat membaca!' Dan untuk yang ketiga kalinya ia menarik dan merengkuhku sehingga aku merasa kelelahan, lalu ia melepaskanku dan berkata, 'Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang Menciptakan! Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu teramat Mulia, Yang mengajarkan manusia dengan pena (tulis baca)! Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.'" (QS. Al-'Alaq: 1-5)
Baginda saw. pulang dalam keadaan gemetar, ia masuk ke rumah, seraya bersabda, "Selimuti aku, selimuti aku!" ia meminta kepada Khadijah ra. Demi mendengar itu, isteri yang penurut dan setia itu pun segera menyelimutinya.
Setelah sedikit reda cemasnya, Nabi saw. bersabda lagi, "Hai Khadijah, apa yang telah terjadi denganku?" Lalu ia menceritakan seluruh peristiwa yang dialaminya. "Aku benar-benar cemas terhadap diriku!" lanjut Nabi saw. kemudian.
Tatkala mendengar ungkapan kegelisahan suami tercinta, Khadijah ra. isteri yang bijaksana itu sedikitpun tidak memperlihatkan kekhawatiran, kecemasan hatinya, namun dengan khidmat ia menatap muka sang suami, seraya berkata, "Bergembiralah, wahai anak pamanku, tetapkanlah hatimu, demi Tuhan yang jiwa Khadijah di dalam tangan-Nya, aku berharap engkaulah yang akan menjadi nabi bagi umat kita ini. Allah tidak akan mengecewakan engkau! Bukankah engkau yang senantiasa berkata benar, yang selalu menguatkan tali silaturahim, bukankah engkau yang senantiasa menolong anak yatim, memuliakan tetamu, dan membantu setiap orang yang ditimpa kemalangan dan kesengsaraan?" demikianlah Ummu al-Mu'minîn Khadijah ra. menenteramkan hati suaminya tercinta, Baginda Nabi saw.
Dalam suatu riwayat disebutkan, selama kurang lebih dua setengah tahun lamanya sesudah menerima wahyu yang pertama, barulah kemudian Baginda Nabi saw. menerima wahyu yang kedua. Di kala menanti turunnya wahyu kedua itu, kembali Nabi saw. diliputi perasaan gelisah, cemas jika saja wahyu tersebut putus. Namun dalam keadaan setengah hati itu, dengan menetapkan tekad, Nabi saw. terus melakukan tahannuts sebagaimana biasa, menyepi, sendiri di Gua Hira'. Tatkala itu, tiba-tiba terdengarlah suara dari langit, ia menengadah, terlihatlah Malaikat Jibril as. sehingga ia menggigil terkejut, dan segera pulang ke rumah. Kemudian meminta Ummu al-Mu'minîn ra. saat itu, sekali lagi, untuk menyelimutinya. Dalam keadaan berselimut itulah, datang Jibril as. menyampaikan wahyu Allah Swt. yang kedua, sejumlah firman suci yang memberi kekuatan, semacam motivasi spiritual kepadanya, "Hai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah peringatan, dan Tuhanmu agungkanlah, dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah, dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak!" (QS. Al-Muddatstsir:1-6)
Sehingga dengan kalimat yang menyimpan kekuatan spiritual sebagai pemantapan mental maha dahsyat itulah semangat dan rasa percaya diri Nabi saw. dalam mengemban risalah suci Ilahi tersebut benar-benar tersimpul kuat dalam jiwanya, jiwa seorang utusan Tuhan, bahkan kekasih-Nya, sebagai teladan umat manusia.
***
Adalah menjadi sunnah orang berjuang, di awal langkah perjalanan spiritualnya akan mengalami suatu kondisi psikologis yang disebut dengan proses ishla<span>h</span>, semacam restorasi spiritual, improvement, atau dengan kata lain perbaikan kejiwaan menuju kesempurnaan mentalitas, disertai rasa yakin dan percaya diri yang terukur dengan baik.
Jika Nabi saw. mengalami peristiwa hampir serupa sebagaimana halnya Kalîmullâh Musa as., mengalami proses ishla<span>h</span> di awal hirarki perjuangannya, yang mungkin dapat dikatakan sebagai masa orientasi sebelum memasuki rentang waktu yang panjang mengemban rugas suci nan berat yang akan dijalaninya itu. Maka realitas tersebut, peristiwa pada lembaran sejarah yang mencatat kisah mereka, adalah entitas yang menjadi materi penting bagi kita, sebagai umat yang hidup sesudahnya, untuk mengambil teladan, belajar makna semangat, mempersiapkan mental, dan menanamkan rasa percaya diri yang kuat, demi suatu perjuangan yang panjang dalam menapaki hidup penuh rintangan.
Sebagaimana Kalîmullâh Musa as. memperoleh dukungan moral dan motivasi yang menenteramkan jiwa dari Nabi Syu'aib as., mertua sekaligus guru pembimbing spiritualnya. Demikian pula Baginda Nabi Muhammad saw. memperoleh hal yang serupa dari seorang kerabat dekatnya, Waraqah bin Naufal, dimana dalam suatu kesempatan ia berkata kepada Nabi saw., "Quddûs, Quddûs! Wahai (Muhammad) anak saudaraku, itu adalah rahasia paling besar yang pernah diturunkah Allah kepada Musa as. Wahai, kiranya aku dapat menjadi muda dan kuat, semoga aku masih hidup, dapat melihat, ketika engkau dikeluarkan (diusir) kaummu!"
Mendengar perkataan Waraqah yang sedemikian itu, Nabi saw. bertanya, "Apakah mereka (kaumku) akan mengusirku?"
Waraqah menjawab, "Ya, semua orang yang datang membawa seperti apa yang engkau bawa ini, mereka senantiasa dimusuhi. Jika saja aku menjumpai hari dan waktu engkau dimusuhi itu, aku akan menolong engkau dengan sekuat tenagaku!"
Kita butuh sosok spesial, berkarakter ideal, sebagaimana Syu'aib, Harun dan Shafura bagi Kalîmullâh Musa as. Kita juga butuh sosok spesial, berkarakter ideal, sebagaimana Waraqah bin Naufal, Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Khadijah bagi Baginda Muhammad saw. Atau setidaknya sepersekian persen saja dari sejumlah karakter mulia tersebut, kita sangat membutuhkannya. Kita butuh rengkuhan dan dekapan ruhani, sebagai faktor penguat spiritual yang mampu mengukuhkan pijakan dalam melangkah. Kita juga butuh selimut keyakina, dan dukungan orang-orang tercinta, yang memberi hangat ketenteraman agar semangat, ketika kemudian harus bangkit kembali mendengar panggilan suci, qum fa andzir, bangun dan berilah peringatan!
Demikianlah para pejuang kebenaran, para pembela ajaran sejati, pengemban agama suci; di setiap periode, di ruang waktu yang berbeda, akan mengalami suatu masa sulit, sebagai sunnah perjuangan. Dan ketika itulah para pembela, pendamping setia, hadir membela, membuktikan perhatian dan dukungannya sepenuh jiwa raga.
Namun, ada hal yang lebih besar dari itu semua, suatu restosari spiritual, improvement Ilahi, akan datang, turun ke dalam hati para pejuang sejati, menguatkan semangat, meneguhkan tekad, dan menggerakkan nilai-nilai maknawi menjadi entitas, berwujud, mengejawantah, sebagai suatu gerak langkah bernama perjuangan nyata, menorehkan tinta emas dalam lembaran panjang sejarah.
Semoga semangat suci itu teranugerahkan pada setiap aktifitas kita, di antara hari-hari yang datang dan pergi; teresap oleh setiap dada, pada hasrat, pada helaan nafas, hirup hembus dan aliran darah. Maka, selalu bersemangatlah!
Belajar Semangat dari Kisah Kalîmullâh Musa as. (Bagian 1)
BUKAN BEBAN TAPI KEDEKATAN
- BUKAN BEBAN TAPI KEDEKATANBismillah, Alhamdulillah,wa Assholatu, wassalamu ala Rasulullah...
Shalat...
Adalah doa menurut bahasa.
Menurut istilah Shalat adalah Ibadah yang didahului dengan takbiratul ihram dan di akhiri dengan salam.
Dalam 24jam hanya lima waktu sholat yang difardukan.
Sebagai mana dagangan yang anda perjual belikan, hanya 10% yang wajib kita zakatkan.
Jika ingin bersedekah, maka dengan sedekah nilai plus yang kita dapatkan. Shalat sunnah adalah Poin tersendiri selain shalat lima waktu yang diharuskan. Ibadah sunnah yang kita lakukan mampu menambah kan kedekatan kita kepada Dzat yang menciptakan kita.Dengan memanfaatkan kesempatan untuk menambah kedekatan maka Cinta Ilahi yang kita dapatkan.
Didalam shalat terdapat RUKUN QOULI, FI'LI dan QOLBI. Rukun Ucapan, gerakan dan niat dan khusyu' dalam hati.
Dengan sholat kita akan sehat. dengan bergeraknya tubuh kita dalam sholat maka bergerak pula otot dan saraf-saraf kita.
Sedangkan khusyu' dan konsentrasi dalam shalat akan menurunkan ketegangan dan tekanan dalam fikiran kita.
Setelah melakukan aktifitas sepanjang hari maka tubuh dan otak kita terasa tegang, dengan mandi (kalau sempat) wudhu' membasuh muka , bermunajat,berdoa kepada Allah maka fikiran dan tubuh kita akan kembali segar..Fresh... hingga mampu untuk beraktifitas kembali dengan fikiran yang segar bugar seperti kesegaran diwaktu pagi...
Dengan senam dan bernyanyi mungkin kita juga mendapatkan kesehatan jasmani. namun dengan senam saja kita tidak akan mendapatkan ketenangan,kedamaian Ruhani,sebagai mana yang kita dapatkan dalam shalat yang disertai dengan khusyu'. Hanya dengan shalat kita mendapatkan kesehatan dan kestabilan Ruhani. Kekhusyan menumbuhkan kecerdasan Ruhani kita.
Tubuh tanpa Ruh/nyawa tidak akan merasakan kelezatan.( tidak ada ceritanya mayat makan Sate hehehe...). Ruh tanpa tubuh bagai arwah gentayangan (hehehe). Shalat yang tidak khusyu' tidak akan menemukan kelezatan didalamnya.khusyu' tanpa Shalat bagaikan mencium aroma yang lezat tapi tidak boleh makan ( nggak bisa kenyang duuunk)
Ketenangan Jiwa bisa kita dapatkan melalui :
1-Banyak berdzikir . tidak sedikit hikmah atau faidah dari dzikir. dengan banyak berdzikir maka jasmani dan ruhani kita akan selalu terjaga.
2-Membaca Alquran dan menghayati ma'na kandungannya. min maa laa syakka " Quran adalah firman Tuhan yang Maha Mengetahui dan kaya akan solusi.
3-Shalat yang khusyu' / ibadah, shalat di 2/3 malam, (mengungkapkan semua doa,cita, harapan dan memohon kepada Allah ).
4-Puasa menahan Nafsu, lapar dan dahaga... memilah antara nafsu almuthmainnah dan lawwamah...(baik dan buruk) untuk memilih jalan yang paling diridhai Allah Subhanahu wa ta'ala...
5-Mendatangi majlis ta'lim orang-orang sholih...dengannya kita akan banyak mendapatkan siraman Ruhani..
SELAMAT MENI'MATI HIDUP DAN BERTAQORRUB
Wallahu a'lam bisshowab
Secarik Risalah dari Hijrah Sang Nabi
- Secarik Risalah dari Hijrah Sang NabiKota Makkah, dimana pada zaman kuno terletak di garis lalu lintas perdagangan antara Yaman (Arabia Selatan) dan Syam dekat Laut Tengah, yang keduanya telah mencapai peradaban cukup tinggi. Dipandang secara geografis, kota lembah tersebut hampir terletak di tengah-tengah jazirah Arabia , salah satu kota penting yang menghubungkan jalur strategis pada masanya. Sedangkan kota Yatsrib -- yang kemudian berganti nama menjadi Madinah -- sejak zaman dahulu merupakan stasiun perdagangan yang juga penting, dimana kota tersebut terletak diantara lalu lintas Makkah menuju Syiria.
Pembahasan historis dan etimo-terminologis menyebutkan bahwa peristiwa hijrah Sang Nabi saw. dari Makkah menuju Madinah, dari sekian makna yang ada -- disana, pada lima belas abad yang silam -- telah menorehkan salah satu catatan penting bagi umat ini, catatan yang mengajarkan sikap untuk tidak pernah berhenti dalam berjuang menyampaikan pesan agung kebenaran Islam ke seluruh alam semesta.
Ketika dakwah Sang Nabi saw. mendapat tekanan, perlawanan, dan bahkan ancaman fisik. Dan ketika semangat gerak perjuangan menyampaikan risalah agung Tuhan dihadang, dihalang, dan berusaha untuk dipadamkan. Maka, sejarah mengajarkan kepada umat pilihan ini, umat terbaik, agar tidak pernah tinggal diam, pasrah pada keadaan yang menyulitkan. Akan tetapi, seharusnya umat ini terus bergerak, berperan sebagai manusia yang tak pernah berputus asa.
Sesungguhnya agama, berpegang teguh dan membelanya, dengan berbagai media yang dapat ditemukan dalam celah realita, hal itu merupakan asas utama membangun suatu kekuatan yang tangguh, dan benteng yang kokoh untuk menjaga, membela, atau melindungi hak yang kita miliki dari harta benda, kedaulatan negara, kemerdekaan, dan kemuliaan harga diri.
Bermula dari pijakan prinsip ini, kita mesti menyadari bahwa sunnatullâh di alam semesta sepanjang sejarahnya memperlihatkan bahwa kekuatan maknawi hampir selalu bersandingkan kekuatan materi. Tidak bersandar penuh kepadanya, namun tidak juga meniadakannya sama sekali.
***
Bila kita tahu bahwa hidup yang lapang bahagia, nyaman, dan damai sentosa, dianugerahkan bagi orang-orang yang bersuka cita dan mereka yang mengikuti jejak takwa, hanyalah kehidupan surga; dan bahwa jalan yang harus ditempuh adalah beramal saleh sampai ajal menjelang tiba, sebagai suatu nilai hidup husnul khâtimah. Maka beramal sebanyak mungkin, sebatas kemampuan, dan berusaha ihsân dalam menjalaninya adalah konsekuensi sesudah memahaminya.
Ihsân bermakna optimal dengan tanpa cenderung melakukannya seketika, secara tiba-tiba, mendorong dengan keras, bahkan euphoria, atau malah cenderung santai, bermalas-malasan, tak bergairah. Karena yang demikian itu akan menjadi sebab bagi terhentinya seluruh amal yang seharusnya dilakukan.
Tatkala himmah dalam diri mulai melemah, gerakkan aktivitas ibadah kita, tetaplah beramal. Kobarkan nyalanya bila kian meredup. Bangkitlah kembali meski harus tertatih-tatih. Bergelombanglah jangan surut menepi. Bergeraklah, karena diam berarti mati!
Bukankah hidup manusia teridentifikasi dengan napas, denyut nadi, dan degup jantung. Dan bukankah semua itu adalah gerak? Bahkan semesta ini seluruhnya adalah gerak. Dari mikrokosmos sampai makrokosmos semua berada pada kesinambungan gerak proton dan neutron dalam setiap partikelnya. Sebagaimana gerak putaran bumi, bulan, dan matahari pada porosnya. Sebagaimana kinerja bintang-bintang dari ledakan nova hingga supernova. Semua berputar, bergerak, bertasbih dengan bahasa tubuhnya sendiri-sendiri. Seperti kalbu baginda Nabi saw., tanâmu 'aynâhu wa lâkin lâ yanâmu qalbuhu.
Allah Sang Pencipta tak akan pernah 'jenuh' menerima amal-amal hamba-Nya, sehingga hamba sendirilah yang lebih dahulu merasa jenuh. Sedangkan amal yang paling disukai Allah adalah yang kontinu, langgeng, istiqomah meskipun itu sedikit. Maka bersemangatlah dalam beramal, sebatas kemampuan, hingga tak terasa suntuk, jenuh, dan bosan dalam beribadah. Lalu merasa rehat, santai, atau malas saat meninggalkannya, menjadi sebab terhentinya aktivitas utama sebagai seorang hamba. Lelah ketika beramal untuk akhiratnya.
Kemampuan manusia tentulah berbeda-beda. Bila baginda Nabi saw. mampu melakukan qiyâm al-lail hingga kedua kaki beliau merasa keletihan. Dan Imam Ali Zainal Abidin ra. mampu melakukan shalat sunnah dalam sehari semalam seribu raka'at. Juga dikisahkan bahwa Imam al-Junaid ketika masuk ke dalam kedainya, ia memasang tirai lalu melakukan shalat empat ratus raka'at. Tentu semua itu sangat menakjubkan. Kita tetaplah berharap agar mencapai maqam tersebut, tak usah patah semangat, namun jangan lupa batas kemampuan untuk memulainya.
Di penghujung segala harap dan cemas dalam beribadah, ingatlah akan kehidupan abadi, istana-istana mewah di taman indah surgawi, dan ingatlah akan tujuan tertinggi, puncak kenikmatan yang tak tertandingi, menatap "Wajah Agung Ilahi". Maka sebagai langkah awal, mulailah dari batas kemampuan yang dimiliki saat ini. Mungkin saat kita bergerak, bertahan di poros semangat yang ada, saat itulah daya magnet ruhani dalam diri mulai terkumpul. Bermula dari gerakan yang teratur, berkesinambungan, sampai akhirnya menjadi adat kebiasaan yang tetap, dan akan terasa berat bila ditinggalkan lagi. Wallâhul muwaffiq!
فَهِجِ الأَعْمَالَ إِذَا رَكَدَتْ فَإِذَا مَا هِجْتَ إِذًا تَهِجِ
"Maka gerakkanlah amal perbuatan bila diam terhenti,
engkau bergerak berarti engkau bangkit kembali!"
(Imam Abul Fadl Yusuf al-Tauzary dalam Kasidah al-Munfarijah)
Deklarasi Hak Asasi Manusia
- Deklarasi Hak Asasi ManusiaDi penghujung Dzul Qa'dah tahun kesepuluh dari peristiwa hijrah, kaum muslimin datang berduyun-duyun menuju Madinah, kota cahaya. Suasana begitu ramai, setelah sebelumnya tersiar berita bahwa baginda Nabi saw. hendak menunaikan ibadah haji di tahun itu. Mereka berasal dari berbagai penjuru daerah datang dengan membawa kerinduan yang mendalam. Merindukan momen terindah bersama Rasûl al-Mushthafâ, menunaikan haji dalam bimbingan kekasih yang sangat dicinta. Kerinduan ini telah bertahun-tahun terpendam di benak mereka.
Langit biru cerah, awan putih berarak menambah indah pesona. Hari itu, Sabtu siang usai shalat Dhuhur, ketika Rasululloh saw. keluar meninggalkan kota Madinah bersama seratus ribu lebih manusia pergi menuju Makkah, lembah yang berkah, Baitullôh Ka'bah yang mulia. Pergi untuk membimbing umat, mengajarkan agama dan ritualitas ibadah mereka, memenuhi persaksian, menyampaikan amanat, memberi wasiat yang terakhir, dan mengambil sumpah serta perjanjiannya. Menghapus bekas-bekas kejahiliaan, mengajari yang bodoh, mengingatkan yang lupa, membangkitkan semangat yang malas, dan memberi kekuatan kepada yang lemah.
***
Baginda Rasululloh berhaji hanya sekali, tak pernah melakukan sebelum atau sesudahnya. Momentum tersebut dikenal dengan haji Wadâ', karena pada saat itulah baginda menyampaikan ucapan perpisahan, wadda'a (berpamitan) kepada para sahabat – radliyallôhu 'anhum – yang dengan iman, cinta, dan kesetiaan mereka telah tulus mendampinginya. Ketika itu baginda bersabda, "Wahai sekalian manusia, dengarlah dariku, karena aku sungguh tak tahu, mungkin aku tak akan lagi berjumpa dengan kalian setelah tahunku ini!"
Halayak ramai yang hadir terkesiap mendengarnya, lalu suasana berganti senyap. Sesaat kemudian keharuan segera menyelimuti hati mereka. Dan pada detik-detik berikutnya tangis pun tak lagi tertahankan, memecah keheningan.
***
Di perut lembah tanah 'Arafah, kala matahari tergelincir ke arah barat. Hari itu Jum'at awal Dzul Hijjah, baginda Nabi saw. menyampaikan khutbah yang begitu monumental, khutbah yang menjelaskan hak-hak asasi manusia. Sebuah mîtsâq (perjanjian) yang menetapkan kaedah-kaedah Islam; menghancurkan kaedah-kaedah kemusyrikan dan kejahiliaan. Menjaga jiwa-raga, harta-benda, serta harkat dan martabat manusia. Melindungi kehormatan wanita, membela hak dan mengatur kewajibannya. Sebuah piagam yang dideklarasikan untuk mengatur interaksi sosial antar umat manusia, jauh sebelum orang-orang mengenal istilah Hak Asasi Manusia (HAM) kecuali sejak beberapa dekade terakhir ini, yang kemudian disepakati oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa hingga menjadi sebuah ketetapan. Maka tinta pun kering di atas kertas, menorehkan berbagai hukum dan perundang-undangan.
Sedangkan mîtsâq yang telah dideklarasikan baginda Nabi saw. pada momentum haji Wadâ' telah lama menjadi sebuah sistem yang dilaksanakan, dan undang-undang yang diterapkan. Kaum muslimin telah mengamalkannya dengan aksi, bukan sekedar basa-basi. Dan menjadikannya sebagai manhaj mereka dalam hidup, bukan sekedar retorika belaka, tanpa efektivitas dalam praktek kehidupan nyata, sebagaimana nasib yang dialami oleh Hak Asasi Manusia dalam sistem dan ketetapan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
***
Haji yang telah dipraktekkan oleh Rasululloh saw. juga khutbahnya di 'Arafah dan Mina sungguh telah menjadi sinar dan cahaya, terangi jalan manusia menuju bahagia, meraih hidayah. Baginda telah menggandeng erat umat ini, membimbing mereka untuk mencapai derajat mulia dan sempurna.
Sungguh khutbah yang memberi kesan mendalam di jiwa, sungguh pesan yang sarat akan makna, dan ajaran yang paripurna.
Di akhir khutbah, baginda Rasul berwasiat agar umat ini senantiasa berpegang teguh kepada Kitâbullôh. Dan selama mereka berpegang teguh kepada Kitâbullôh tak akan tersesat selamanya. Umat ini bertanggung jawab penuh atas eksistensi dan fungsi wahyu Alloh tersebut sebagai pedoman hidup mereka. Maka ketika baginda Rasul meminta persaksian atas tugas yang telah dilaksanakannya, para sahabat pun dengan segera serentak menjawab, "Kami bersaksi bahwa engkau sungguh telah menyampaikan amanat, engkau sungguh telah menunaikan kewajiban teramat berat, dan engkau telah pula memberikan nasehat kepada umat!"
Tatkala mendengarnya, raut wajah baginda tampak berseri-seri, menunjukkan betapa bahagia perasaannya. Segera setelah itu ia mengangkat jemarinya ke langit, seraya bersabda, "Allôhumma isyhad (Ya Alloh, saksikanlah)!" diulanginya sebanyak tiga kali, terdengar begitu berarti.
***
Betapa berharganya pesan yang telah disampaikan, betapa luhurnya nilai-nilai yang telah diajarkan. Sejak keberangkatan baginda Nabi saw. pergi meninggalkan Madinah, mengendarai unta al-Qashwâ', hingga proklamasinya yang lantang membahana penuh kesungguhan, bersih dari kemusyrikan, dan suci dari riya' serta kemunafikan, "Allôhumma hajjatan lâ riyâ-a fîhâ wa lâ sum'ah!" Lalu bertahlil mentauhidkan Alloh, menyatakan penghambaan diri kepada-Nya, Tuhan semesta alam. "Labbaik allôhumma labbaik, labbaika lâ syarîka laka labbaik, inna al-hamda wa al-ni'mata laka wa al-mulk, lâ syarîka laka!"
Itulah sesungguhnya kalimat iman yang jujur murni, yang membuka pintu-pintu langit, dan menggema, menggetarkan penjuru bumi. Kalimat yang terucap dari bibir dan terlepas lekas dari tenggorokan orang-orang mu'min. Mereka mengulang-ulangi pekikan kalimat tauhid itu, sambung-menyambung bersama pemimpin agung, rasul pilihan, nabi akhir zaman, Muhammad bin Abdulloh sebagai rahmat bagi semesta alam, yang telah membacakan dan mengajarkan Al-Qur'an kitab suci pembawa kedamaian.
Itulah saat penuh berkah yang pernah tercatat dalam sejarah, dan bumi menjadi tempat paling berbahagia dengan adanya kafilah tersebut, kafilah orang-orang yang datang untuk memenuhi panggilan Ilahi, panggilan Alloh Yang Maha Tinggi. Bersama insan mulia yang telah menapakkan kakinya di lembah suci, dialah Muhammad bin Abdulloh al-Hâsyimî. Juga bersama delegasi terhormat yang datang ke Baitullôh al-'Atîq untuk menyempurnakan rukun Islam sebagai agama yang fitri.
Alangkah ni'mat yang agung tiada tara, dan risalah yang sangat mulia. Diturunkan dari langit tertinggi kepada penutup para rasul dan nabi. Di hari yang paling utama, demi menyambut lahirnya Hak Asasi Manusia, piagam paling berharga di kala bumi menghembus-terbangkan kedholiman tirani yang merajalela.
Manfaatkan dengan baik bulan ini
- Manfaatkan dengan baik bulan iniBulan dzul hijjah telah tiba. Bulan yang sangat sakral sekali bagi seluruh ummat Islam di dunia. Baik itu bagi yang tak menunaikan ibadah haji, dan terlebih bagi yang melaksanakan haji dengan penuh kesyahduan dan ketundukan hati di kota suci Makkah.
Sangat terasa sekali suasana ibadah tiap kita masuk pada tanggal 1 dzul hijjah. Persis sekali dengan Ramadhan, hanya saja tidak ada puasa di dalamnya.
Dan 10 hari awal bulan ini, adalah hari terbaik dalam setahun, hari yang di dalamnya terkabulkan segala doa. Hari yang Allah bersumpah atasnya dalam permulaan surat Al-Fajr.. (Wal Fajri Wa Layaalin Asyr, was syaf'i wal Watr). Itulah 10 Hari yang dimaksud oleh Ayat itu, 10 Hari di awal bulan dzul Hijjah.
Dan bagi yang tak menunaikan ibadah haji, maka disunnahkan baginya untuk puasa pada hari Tarwiyah, atau tanggal 8 dzul Hijjah. Dan dilanjutkan pada hari yang sangat penting, yaitu Hari Arafah, pada tanggal 9. Hari yang pintu langit terbuka, hari yang bagi siapapun berpuasa di dalamnya, diampuni dosa-dosanya selama setahun sebelumnya, sebagaimana disebutkan dalam beberapa riwayat.
Dan pada tanggal 10, itulah hari pesta bagi seluruh muslim di dunia, baik bagi yang miskin dan yang kaya. Yaitu hari Idul Adha, hari raya Kurban. Id yang ditunggu oleh siapapun setelah Idul Fitri di bulan syawwal.
Maka sudah seyogyanya bagi kita untuk saling berlomba mengisi kebaikan dan beramal di bulan ini. Dan bagi yang mampu, sangat disunnahkan sekali untuk menyembelih kurban berupa kambing, atau sapi, atau Onta pada hari raya idul adha ini. Sebelum dagingnya dibagikan agar seluruh muslimin bisa merasakan kebahagiaan hari itu.
Dan tentu saja sebagaimana aturan, bahwa untuk kambing, adalah bagi satu orang saja, tidak bisa patungan. Berbeda dengan sapi dan onta, yang bisa individual dan bisa juga patungan maksimal tujuh orang. Sebuah kesalah kaprahan saat ada yang membolehkan satu kambing bisa dikurbankan dengan patungan beberapa orang.
Akhirnya, mari bersama kita memanfaat momentum yang sangat bagus ini. Momentum dzul Hijjah. Momentum Puasa Tarwiyah, Puasa Arafah, dan Momentum Kurban (udlhiyyah) pada hari raya idul adha..
Wallahu yuwaffiquna ila ahsanit toriq
Potret Cinta dari Lembah Bakkah
- Potret Cinta dari Lembah BakkahLembah Pharon, tanah tandus berbukit-bukit itu tak bermata air dan tak berpenghuni. Lembah Bakkah, Makkah yang berkah, lembah yang menjadi saksi atas peristiwa bersejarah, kisah cinta seorang ibu kepada anaknya, kisah agung yang teramat memesona setiap jiwa.
Di lembah tersebut, Khalîlullâh Ibrahim as. membawa isteri dan anaknya, seorang bocah lelaki yang masih menetek air susu kepada ibunda tercinta. Disanalah, dalam ketabahan dan ketegaran seorang lelaki sejati, suami sekaligus ayah bagi keluarganya, Ibrahim as. meninggalkan Hajar dan Ismail, belahan-belahan jiwa yang teramat berharga. Hanya sekantong kulit berisi kurma dan sekantong lagi berisi air yang menjadi bekal mereka.
Tak berapa lama kemudian, dalam diam membisu, Ibrahim as. segera beranjak pergi meninggalkan keduanya, kedua penyejuk mata; tanpa pesan, tanpa sepatah kata. Maka, demi melihat hal itu, ibunda Ismail segera mengikuti lelaki berwibawa tersebut, seraya berkata, "Wahai Ibrahim, hendak kemana engkau; meninggalkan kami di lembah tak berpenghuni dan tak ada sesuatu pun ini?" Sergahnya.
Ibrahim as. tetap saja diam membisu, meski berulang kali Hajar, sang isteri, menanyainya tak henti-henti. Bahkan tak sedikitpun ia menolehkan wajah.
Lalu Hajar bertanya lagi, "Apakah Allah yang telah memerintahkanmu akan hal ini?" Tebaknya kemudian.
"Ya!" Jawab Ibrahim singkat.
"Jika demikian, Dia tak akan menelantarkan kami!" Lalu Hajar kembali ke tempatnya semula, dan Khalîlullâh Ibrahim as. pun segera melanjutkan langkah.
Tatkala sesampainya diantara celah bukit-bukit, ia menoleh tanpa diketahui oleh kedua orang anak isterinya itu; menghadap ke arah Baitullâh, penuh harap, seraya berdoa," Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tak memiliki tanaman, di dekat rumah-Mu (Baitullâh) yang dihormati. Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, semoga mereka bersyukur." (QS. Ibrahim: 37)
Dengan berbekal air itulah kemudian Ibunda Hajar menyusui Ismail as. dan minum darinya. Sehingga tatkala kantong kulit tersebut tak lagi berisi apapun, ia kehausan, dan kehausan pula Ismail, anaknya tercinta. Hajar menatapnya penuh iba.
Demi rasa yang membuncah tak tertahankan dalam dada, maka naluri keibuan membimbingnya untuk segera beranjak pergi, mencari apapun yang mungkin bisa melepas dahaga.
Dilihatnya bukit Shafa sebagai tempat yang sesuai untuk memandang sekitar, mencari sesuatu, mungkin mata air, atau rombongan kafilah yang sedang melintas. Maka ia pun mendaki, melihat sekeliling, apakah ada tanda-tanda yang diharapkannya, atau entahlah, yang terpenting bagi dirinya adalah harus tetap berusaha, memerankan diri sebagai orang yang tak putus asa.
Kemudian Ibunda Hajar turun sampai ke dasar lembah, diangkatnya ujung pakaian, lalu berlari-lari kecil bagaikan orang yang kesusahan. Setelah dilaluinya dasar lembah tersebut, ia pun mendaki bukit Marwah, berdiri sejenak disana; memandang sekeliling, dan melakukan seperti yang dilakukannya di atas bukit Shafa, berharap cemas, namun tetap dalam batas ketegaran seorang wanita beriman yang sejati, sebagai isteri seorang nabi. Hal itu dilakukannya sebanyak tujuh kali.
***
Khalîlullâh Ibrahim as., Hajar sang isteri, dan Ismail as. anak mereka, dalam setiap sisi kisah kemanusiaannya tercipta sebagai teladan. Hidup mereka adalah teladan dalam makna yang hakiki. Teladan dalam hal yang terkecil sampai yang terbesar. Teladan dalam mensyukuri karunia ni'mat, dan teladan dalam menghadapi cobaan meski itu dirasa berat. Demikianlah para nabi, hidup mereka adalah cermin bagi umatnya.
Kisah mereka mengajarkan kepada umat manusia kapan saat yang tepat memberi simpati, dan kapan saat yang tepat untuk berempati. Kisah ini juga telah menjelaskan kepada kita menyikapi rasa sedih, berpisah dengan orang terkasih, dengan sikap yang tidak melampaui batas. Ketika umat merasa kecil hati, tak mampu hadapi cobaan hidup, kisah inipun tampil sebagai pesan yang membangkitkan semangat, agar bertahan di titik kesabaran.
Apapun musibah yang dialami seorang mu'min dari keresahan hati, duka lara, kepelikan hidup dan bencana yang menimpa, sampai tertusuk duri misalnya, semua itu tidaklah terjadi kecuali menjadi tebusan atas kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan, atau sebagai syarat meraih derajat mulia.
Bukankah perumpamaan seorang mu'min itu laksana tanaman yang tak henti-henti digoyang oleh hembusan angin? Maka demikianlah keadaan seorang mu'min yang tak henti-henti ditimpa cobaan sebagai ujian atas pengakuan keimanannya. Berbeda halnya dengan seorang munafik, ia umpama pohon Arz (jenis pohon) yang tak bergoyang kecuali setelah dicabut dengan paksa!
Disini, di ruang baca bernama hati nurani. Kita sebagai mu'min yang berusaha menjadi sejati, diminta untuk bersama-sama mengakui diri sebagai penderita sejati, dengan pasrah dan sadar. Karena hidup hakikatnya adalah ujian, dimana puncak keberhasilan atau kegagalannya nanti akan ditentukan oleh amal perbuatan kita sendiri. Atau bayangkan saja kita adalah para pengembara yang sedang mencari makna hidup di setiap telusur jejak diri.
Dari ruang inilah juga kita kemudian belajar menjadikan derita yang dialami sebagai dzikir pengingat hati. Karena setiap permasalahan yang datang silih berganti, tak ubahnya lembah antara Shafa dan Marwah yang harus kita putari sampai selesai di hitungan ke sekian, dan ketika berhenti di suatu waktu nanti, di "bukit" ketentuan Ilahi, itu artinya kita telah menyelesaikan satu bagian untuk beralih ke bagian yang lain, atau sesudah itu kita semua akan mati.
Dari kisah ini kita diminta untuk membaca, maka bacalah, bacalah dengan penuh kesadaran diri, bacalah seperti kemilau embun di pagi hari, yang terbias sinar mentari, benderang, sampai syahdunya damaikan hati!
Dengan kisah sejati, kisah cinta seorang ibu kepada anaknya ini, kita diajak untuk merenung, memahami setiap peristiwa yang terjadi di alam semesta ini. Mengajak diri untuk mengaku sebagai penderita yang sejati. Penderita yang mampu mengelola diri untuk menjadi yang terbaik di hadapan Ilahi.
***
Sebenarnya, Khalîlullâh Ibrahim as. tidaklah menelantarkan keluarganya tercinta dengan tanpa tanggung jawab sedikitpun, atau sekedar takut akan kecemburuan Sarah, isterinya yang lain, dimana kala itu belum dikaruniai putra. Akan tetapi semua yang dilakukannya tersebut adalah atas bimbingan Allah Yang Maha Mengetahui, sebagai wahyu suci. Sehingga dalam doa harapannya ia berkata, "Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat." Hanya keimanan hakiki yang menjadi puncak harap dan cemasnya selama ini, menjadi sebenar-benar hamba Ilahi.
Kepada kisah Khalîlullâh Ibrahim, Ibunda Hajar, dan Ismail as. tersebut, yang dalam setiap sisi kemanusiaannya adalah teladan, kita hendaknya belajar bagaimana cara bersikap sabar, tidak banyak mengeluh, apalagi sampai menentang ketentuan Allah Swt. Bukankah ketika seseorang sedang diuji dengan berbagai macam musibah, hal itu mengajarkan kepadanya agar menjadi hamba yang senantiasa berdzikir kepada Allah, senantiasa mengingat-Nya di waktu siang dan malam.
Sungguh betapa panjang penderitaan, betapa sulit keadaan, sedangkan masa lapang berjalan begitu lamban, hingga membuat letupan gelisah dan goncangan pada jiwa, bahkan sedikit rasa putus asa dan kekenduran semangat datang menggoda, hinggapi diri, sebagai suatu kewajaran yang manusiawi. Namun hal itu tak kan tinggal begitu lama dalam diri seorang mu'min sejati, karena ia terjaga oleh keyakinannya yang kuat bahwa segala sesuatu yang ditakdirkan itu berada dalam ilmu Ilahi, di bawah pengetahuan-Nya yang teramat luas nan azali, pada waktu yang telah ditentukan, dan pada batas yang telah diketahui. Ia pun menyadari bahwa keadaannya di alam semesta ini tak lepas dari sunnatullâh yang bijak bestari.
Ibnu Qayyim dalam Raudlah al-Muhibbîn-nya, bab IV, sepakat dengan sikap di atas ini, bahkan menurutnya bahwa salah satu tanda sikap seseorang mencinta dan dicinta Allah adalah tetap berharap cemas, sabar, kala menghadapi setiap cobaan yang dialami.
***
Sadarilah bahwa diantara takdir Allah itu adalah datangnya masa lapang setelah himpitan derita, dan tersingkapnya tirai-tirai bencana yang turun menimpa. Karena sesungguhnya bila Allah menghendaki untuk melapangkan atau menyingkap tirai derita, semua itu hanya terjadi pada waktu yang telah ditentukan dan diketahui oleh-Nya saja, sungguh teramat rahasia.
Kita adalah muslim, artinya kita adalah orang yang memasrahkan diri dan jalan hidupnya kepada Allah, kepada kehendak-Nya, dan kepada aturan yang telah disyariatkan-Nya. Sudah seharusnya kita hidup di dunia ini memasrahkan diri kepada Allah, karena bila direnungkan secara mendalam, ternyata hidup kita, nafas kita, tubuh kita, dan seluruh yang ada di alam semesta ini adalah karunia dari-Nya. Maka sadarilah semua ini sebagai kenyataan yang harus kita hadapi dengan ketabahan yang berlapis-lapis di dalam diri. Lalu katakan bahwa hidup adalah ujian, dan ingat selalu bahwa setiap permasalahan yang datang silih berganti adalah laksana dzikir pengingat hati.
Maka, bacalah kisah Ibunda Hajar dan Ismail as., buah hatinya tercinta, lihatlah apa yang kemudian Allah anugerahkan kepada mereka. Dengan ketabahan, tidak putus asa, dan tetap berusaha, akhirnya mereka menemukan mata air Zamzam yang berkah, bahkan terus melimpah ruah sepanjang masa.
Dan betapa berbangganya Nabi Muhammad saw. atas kisah cinta, ketabahan, dan sikap tetap berusaha yang diperankan Ibunda Hajar tersebut, sehingga suatu ketika beliau pun bersabda, "Oleh sebab itu, maka manusia pun bersa'i diantara keduanya (bukit Shafa dan Marwah)." (HR. Bukhari).
"MENGINTIP NERAKA"
- "MENGINTIP NERAKA"Bismillah Alhamdulillah Wa Asshalatu Wassalamu 'ala Rasulillah Wa'ala Alihi wa Ashabihi wa man waalah
Wa Ba'du
Api begitu indah untuk dijadikan mainan, semisal kembang api yang sering kita mainkan di pesta-pesta dan hari besar. Begitu juga dengan lilin-lilin kecil yang kaya akan warna dan polanya...
yaa..... namanya juga Api kiecil jadi kawan besar jadi lawan.
Berbagai logam yang kita manfaatkan ternyata untuk membentuknya pun juga menggunakan Api. Mobil yang setia mengantarkan kita kePasar, kantor, sekolah juga dibentuk dengan menggunakan Api, saking pentingnya api sampai-sampai untuk mengisi perut saja kita membutuhkan Api.hehehehe...
Sepanas apapun api yang ada dimuka bumi ini, walaupun mampu mencairkan Baja dan Besi, masih tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan panasnya Api Neraka. sebagaimana dalam sebua Riwayat hadits
"Api kalian ini, yang telah dinyalakan oleh anak Adam adalah sebagian dari 70 kali lipat(panasnya ) Api Neraka".
Tak terbayangkan betapa pedih dan panasnya kalau percikan Api neraka sampai menyentuh kulit kita yang lembut ini.... apa lagi sampai menjadi penghuni NERAKA(wal'iyadzu billah/na'udu billahi min dzalik).
Suatu gambaran dahsyatnya Api Neraka digambarkan dalam surat Al-Fii "dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong. yang melempari mereka dengan batu dari tanah yang terbakar (di Neraka Jahannam). lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat)."
betapa panas batu-batu itu sehingga manusia dan gajah hancur dan tak tersisa sebagai mana daun dimakan ulat....
Sebagian nama-nama tempat di Neraka:
-Wail : Nama Jurang diJahannam, membutuhkan waktu 40 tahun untuk menjatuh sampai ke dasarnya saking begitu dalamnya...
-samum,hamim,Laa Barid wa laa kariim :dalam surat Al waqiah " Dalam siksaan angin yang sangat panas dan cairan panas yang mendidih. Dan dalam naungan asap yang hitam . Tidak sejuk dan tidak mengenakkan"
betapa menyakitkan dan membosankan kemana kita maulari dan menghindar...????
-Al-Falaq : Nama ruang tahanan didalam Neraka Jahannam. menurut riwayat Ibnu Abbas dan Ka'b.
-Almansaa : Luban/Sumur dineraka untuk peminum minuman yang memabukkan....Akal adalah anugrah jangan dirusak dan jangan disia-siakan...
-Thinatu Al-Khobaal dan Haudu al-Khobal :keringat Ahli neraka dan Nanah mereka jika mereka kehausan akan diminumkan cairan ini (na'udu billahi min dzalik)sebagai mana dalam riwayat Bukhori dan Abi Zannad .
-Jubbu alhuzn : Tempat siksaan untuk orang-orang yang suka pamer / riya'.
Dalam kitab Attadzkirah nya Imam alqurtubby disebutkan :
"Sesungguhnya tepi Jahannam seperti tepi laut, (hanya saja) Terdapat binatang-binatang buas. Ular, Kala jengking yang besarnya seperti bighal (Blesteran keledai dan kuda). ketika penghuni neraka sampai ditepi, maka hewan-hewan ganas ini menyerang mata, mulut dan menguliti/mencabik-cabik tubuh mereka. ketika mereka menjerit Annar, Annar ,Annar...(kembalikan aku keneraka), merekapun dilemparkan kedalam neraka lagi dan disiram segingga tubuhnya mengelupas dan tampaklah tulang belulang mereka".(intaha/selesai)
Betapa sedih dan susah hati penghuni neraka...
Dlm Qs 22/alhajj Ayat 22:
"Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscahya mereka dikembalikan kedalamnya. (kepada mereka dikatakan ):"Rasakanlah adzab yang membakar ini".
Ini adalah sekelumit gambaran kehidupan dineraka...
Semoga kita menjauhi semua larangan-larangan Allah ...
melakukan perintah-Nya dan mengikuti sunnah Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam. amin.
-dalam riwayat Abu Huraira:Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:"tidak akan masuk neraka kecuali Assyaqi/Orang yang celaka , siapakah Assyaqi itu yaa Rasulallah?..beliau menjawab:"Orang yang tidak mau taat kepada Allah dan tidak mau meninggalkan kema'siatan"(riwayat Ibnu majah dalam Kitabuzzuhudi.
Allah dengan kasih sayang-Nya telah mengutus Rasul-Nya sebagai Rahmatan Lil'alamin. Menunjukkan jalan yang Lurus, Ni'mat dan penuh manfaat... Kasih sayang Allah terbuka lebar-lebar kepada siapa lagi kita kembali????... Kepada siapa kita mintak pertolongan????... Yaa Allah kami kembali kepada-Mu....
Wallahu a'lam bisshawab.
"RAHASIA DIBALIK SHALAWAT" Mau?....
- "RAHASIA DIBALIK SHALAWAT" Mau?....Bismillah Alhamdulillah Wasshalatu wassalamu 'ala Rasulillah wa 'alaa alihi wa ashabih ajma'in.
Wa ba'du.
Sekilas pandang Shalawat,dzikir dan Al-quran yang kita baca selama ini tidak menghasilkan apa-apa. kita baca ataupun tidak nggak ngefek di alam nyata.Jangan anggap Shalawat, Dzikir dan Al-quran yang kita baca tidak ada hasilnya. Amalan ini secara nyata memberikan faidah yang sangat besar dalam kehidupan kita sehari-hari.
Anggapan seperti diatas itu karena kita kurang memahami arti dan kedalaman ma'na dzikir yang kita baca. Terutama keminiman pengetahuan kita tentang Asrar/rahasia besar dibalik SHALAWAT atas Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam. hendaknya kita kita belajar memahami kandungan Shalawat, Dzikir, dan Al-quran yang kita baca walau melalui buku-buku terjemah baik dari bahasa Inggris, jerman, Mandarin, Indonesia silahkan ,agar kita dapat menjiwai, mendalami dan menyelami kedalaman ma'nanya. Insya Allah dengan mengetahuinya kita bisa semakin semangat untuk meraih semua hikmah, dan fawaid shalawat atas rasul shallallahu 'alaihi wa sallam.amin
ibadah lisan dan hati yang paling indah dan elok adalah berShalawat, membaca Al-quran dan berdzikir. Untuk lebih dalamnya mari kita tengok sebagian hikmah dari bershalawat:
1- Mendapat kedudukan yang dekat dengan Rasulullah SAW.
"Barang siapa paling banyak membaca shalawat atasku, maka dialah yang paling dekat denganku kedudukannya" Sunanul kubro lil baihaqi.
Subhanallah Rasulullah adalah rasul yang paling mulia, berarti jika mendapat kedudukan yang dekat dengan Rasulullah adalah kedudukan yang sangat diharapkan oleh semua ummat.semoga kita tergolong dalam hadits ini allahumma Amin.
2- Rahmat dari Allah. Rahmat dari Allah adalah kasih sayang dari-Nya dan allah memujinya dihadapan para malaikat.
dalam riwayat imam Muslim :"Barang siapa bershalawat atasku satu kali maka allah akanbershalawat atasnya sepuluh kali".
Betapa ni'mat dan damainya diri kita dengan sekali bershalawat maka Allah akan membalut tubuh kita dengan sepuluh rahmatnya ini adalah anugera besar dari Allah...mari kita berlomba-lomba meraihnya...
3- Bersama-sama dengan Allah dan para malaikat dalam hal bershalawat atas Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam.dalam QS:al ahzab:56:
"Sesungguhnya Allah dan Malaikat-malaikat-Nyabershalawat untuk Nabi, Hai Orang-orang yang berIman"bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya"
Allah, para Malaikat bershalawat kita juga ikut bershalawat bersama Allah dan Para Malaikat-malaikat Allah.
4-mendapat Syafaat/pertolongan.Dalam riwayat Atthabrani:
"Barang siapa membacakan shalawat atasku sepuluh kali diwaktu pagi dan sepuluh kali diwaktu sore maka dia akan mendapatkan syafaatku dihari kiyamat"
kondisi dihari kiyamat sangatlah membingungkan bukan hanya kita para nabi dan rasul saja tidak mampu berbuat apa-apa.bagaimana dengan kita maka harapan satu-satunya adalah Syafaat dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
5- Obat yang manjur dan doa yang terkabul
.jika doa kita dalam meminta kesehatan dibalut dengan Shalawat maka doa kita tidak akan pernah ditolak oleh Allah. Tidak sedikit Orang-orang Soleh yang doanya mustajab dan ketika ditanya "apa rahasianya?"jawabnya adalah perbanyak Shalawat atas Rasul SAW
dalam Jami attirmidzi:"Doa akan terhenti diantara lagit dan bumi,tidak naik darinya sedikitpun hingga kamu bacakan shalawat atas Nabimu"
bisa disimpulkan Shalawat sebagaimana habbatu assauda' yaitu obat dari segala penyakit.bisa dicoba pasti terbukti.
6- Semakin dikenal oleh Rasulullah SAW karena shalawat kita dalam selalu disampaikan kepada beliau SAW.
"Sesungguhnya sebaik-baik hari kalian adalah hari Jumat, maka perbanyaklah bershalawat atas ku dihari itu. karena Shalawat kalian dihadapkan/haturkan kepadaku. Sahabat berkata:"Yaa Rasulallah Bagai mana mungkin shalawat kami di sampaikan kepada baginda sedangakan tubuh baginda telah hancur-lebur?".Rasulullah bersabda :"sesungguhnya Allah mengharamkan bagi bumi atas jasad para Nabi".
Hadits riwayat Abidawud, Annasa'i, Ibnu majah , Ibnu Huzaimah,ibnu Hibban Radiyallahu 'anhum ajma'in.
Semoga denga shalawat Rasul semakin mengenal kita, rindu kepada kita dan semoga Allah memberi kita rizqi Ziyarah kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan selamat lahir dan batin setiap tahun , sebagai wujud rindu kita kepada Rasul terCINTA amin amin Yaa rabbal "alamin
5- Terbukanya pintu Rizqi dan Ampunan dari Allah Subhanahu wa ta'ala.berapa kali kita bershalawat atas Rasul SAW?...tidak terbatas. bahkan seorang mursyid dari Magrib saat ditanya "bagaimana dengan Muridul ahkhirah yang tidak menemukan mursyid di negaranya"beliau menjawab "Shalawat adalah MURSYIDUN LIMAN LAA MURSYIDA LAHU/ petunjuk bagi orang yang tidak menemukan penunjuk."dengan ber shalawat kita akan mengenal Rasul, Meniru akhlak Rasul dan meniru akhlak RASul Shallallahu 'alaihi wasallam adalah sebaik-baik TORIQOH/jalan menuju surga.
dalam sebuah Hadits:
Ubay bin Ka’ab meriwayatkan: Bila telah berlalu sepertiga malam Rasulullah saw berdiri seraya bersabda," Wahai manusia, berdzikirlah mengingat Allah, berdzikirlah mengingat Allah. Akan datang tiupan (sangkakala kiamat) pertama kemudian diiringi tiupan kedua. Akan datang kematian dan segala kesulitan yang ada di dalamnya."
Berkata Ubay," Wahai Raulullah, aku memperbanyak bershalawat atasmu, lantas berapa kadar banyaknya shalawat yang sebaiknya aku lakukan?"
Beliau saw menjawab," Berapa banyaknya terserah padamu."
Ubay berkata," Bagaimana kalau seperempat (dari seluruh doa yang aku panjatkan)?"
Beliau menjawab," Terserah padamu. Tetapi jika engkau menambah maka akan lebih baik lagi."
Ubay berkata," Bagaimana jika setengah?"
Beliau saw menjawab," Terserah padamu, tatapi jika engkah menambah maka akan lebih baik lagi."
Ubay berkata," Bagaimana jika duapertiga?"
Beliau saw menjawab,"Terserah padamu, tetapi jika engkau menambah maka akan lebih baik lagi."
Ubay berkata," Kalau demikian maka aku jadikan seluruh doaku adalah shalawat untukmu."
Bersabda Nabi saw," Jika demikian halnya maka akan tercukupi segala keinginanmu dan diampuni segala dosamu."
Wallahu a'lam bisshowab
salah kah islam
- "SALAHKAH ISLAM PART II"Bismillah wal hamdulillah was shalatu was salamu 'ala Rasulillah wa'ala alihi wa sohbihi wa man walah
wa ba'du.
Akhir-akhir ini banyak peneliti yang membuktikan kebenaran dalam Al-Qur'an dan Al-Hadits. ini bukan berarti Al-Qur'an benar karena penelitian mereka. Islam tetap benar walaupun tanpa pembenaran dari penelitian manusia.
Islam memberikan kita cara hidup yang baik, Akhlak yang baik dalam berbagai aspek kehidupan.
Dalam urusan kenegaraan Islam juga tidak pernah lepas dari pemerintahan, Islam bukan hanya sekedar Syahadat, Shalat, Zakat, Puasa, dan Haji saja. dalam sebuah Negara masyarakat juga membutuhkan jaminan keamanan dan ketentraman hidup. untuk mendapatkan ketentraman itu Islam juga memberikan petunjuk agar terwujud keadilan yang merata, karena Islam adalah sebuah Agama yang kaaffah diturunkan sebagai RAHMATAN LIL 'ALAMIN. sebelum Amerika mengumumkan Deklarasi Of Independent 04-07-1776 . Islam jauh sebelumnya sudah mendeklarasikan persamaan Hak kepada warga negaranya sebagaimana dalam kisah masyhur pada masa ke khalifahan Umar bin khattab, beliau menegur Amr bin ash Gubernur Mesir yang menggusur rumah seorang yahudi dengan isyarat mengirimkan sepotong tulang yang di gores lurus dengan pedang. dalam artian berbuatlah adil (lurus).
Untuk menciptakan keharmonisan maka secara dhoruri Islam mensyari'atkan Hukum Pidana, untuk meminimalisir tindakan kriminal. maka dari itu terwujudlah Al-Huduud, Huduud dalam bahasa adalah Alman'u, karena dengan Huduud pelaku kriminal akan menjadi jerah.
Sebagai contoh dalam permasalahan Qishos, Imam Bukhori RA. dari Anas RA. : "Qishos berlaku pada umat bani Israil dan tidak ada Diyat" . Diyat disyari'atkan pada umat Muhammad dan dalam Taurat tidak disyari'atkan.
Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan kamu menjalankan hukuman "Qishash" (balasan yang seimbang) dalam perkara orang-orang yang mati dibunuh yaitu: orang merdeka dengan orang merdeka, dan hamba dengan hamba, dan perempuan dengan perempuan. ahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan kamu menjalankan hukuman "Qishash" (balasan yang seimbang) dalam perkara orang-orang yang mati dibunuh iaitu: orang merdeka dengan orang merdeka, dan hamba dengan hamba, dan perempuan dengan perempuan. Maka sesiapa (pembunuh) yang dapat sebahagian keampunan dari saudaranya (pihak yang terbunuh), maka hendaklah orang yang mengampunkan itu) mengikut cara yang baik (dalam menuntut ganti nyawa), dan (si pembunuh pula) hendaklah menunaikan bayaran ganti nyawa itu) dengan sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu serta suatu rahmat kemudahan. Sesudah itu sesiapa yang melampaui batas (untuk membalas dendam pula) maka baginya azab seksa yang tidak terperi sakitnya.
Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.(QS. 2:178-179)
Hajjaj berkata jika seorang laki-laki tahu, ketika dia akan membunuh akan di Qishos/balas bunuh.maka dia enggan untuk membunuh. dengan hukum ini orang yang hendak membunuh akan mengurungkan niatnya. maka terciptalah kehidupan yang aman dan sejahtera.
Petunjuk dari ayat Qishash:
1-Allah mensyari'atkan Qishash untuk mendamaikan, membahagiakan, dan melestarikan kehidupan.
2-meminimalkan tindak kriminal
3-jika pihak keluarga memeaafkan maka :
a-orang yang membunuh harus membayar Diyat yaitu 100 ekor onta kurang lebih Rp;1.000.000.000
b-Orang yang memotong satu tangan Diyatnya 50 ekor Onta Rp:500.000.000
c-Orang yang menanggalkan satu gigi Diyatnya 5 ekor Onta Rp:50.000.000
Disaat Islam mensyari'atkan Hukum Qishash Islam juga mendorong untuk memaafkan:
"Maka sesiapa (pembunuh) yang dapat sebahagian keampunan dari saudaranya (pihak yang terbunuh), maka hendaklah orang yang mengampunkan itu) mengikut cara yang baik (dalam menuntut ganti nyawa), dan (si pembunuh pula) hendaklah menunaikan bayaran ganti nyawa itu) dengan sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu serta suatu rahmat kemudahan. Sesudah itu sesiapa yang melampaui batas (untuk membalas dendam pula) maka baginya azab seksa yang tidak terperi sakitnya."
Maha benar Allah dengan segala firman-Nya.
Namun terkadang hati kita yang lembut berontak, seraya berkata:"masak kita memberlakukan hukum balas? kan kasihan!!!". coba kita tanyakan kepada hati kita "yang lebih berhak dikasihani adalah Orang yang berbuat Dzalim ataukah yang didzalimi???". ketika kita bersikap lunak pada tindakan kriminal maka sama halnya dengan memupuk ketidak adilan. Memberikan hukuman yang berlebihan juga dilarang oleh Agama Islam Contoh:Pencuri ayam dikeroyok sampai mati, ini bukan merupakan keadilan.
Dalam Al-Maidah Ayat 32 menjelaskan bahwa Qishash juga berlaku pada Umat bani israil. kenapa sampai masa ini Qishash tidak dihapus oleh Allah Subhanahu wa ta'ala???...
Yang menciptakan Manusia adalah Allah, dan Allah Maha Mengetahui fitrah Manusia, oleh karena itu Allah memberikan Hukum yang sesuai dengan Fitrah Manusia untuk mereda emosi dan nafsu mereka.
Sebuah negara yang tidak mampu menjalankan Hukum ini, bukan berarti Hukum ini tidak relevan di Negara itu, akan tetapi Negara itu yang belum siap untuk merealisasikan hukum ini. Wallahu A'lam semoga kita semua mendapatkan petunjuk dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan memberikan berkah kepada Negara kita semua agar menjadi Negara yang Baldatun thoyyibun wa Rabbun Ghafur. Amin yaa Rabbal 'alamin.
Tafsir Ayatul Ahkam
Fathul Qorib
Al-Quran dan Tarjamah
awrad an falah
اوراد الفتاحية
· استغفر الله العظيم الذي لااله الا هو الحي القيوم واتوب اليه ۳
· استغفر الله العظيم لي ولوالدي ولاصحاب الحقوق الواجبات علي ولجميع المسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الاحياء منهم والاموات ۳
· اللهم انت رب لااله الاانت خلقتني وانا عبدك واناعلى عهدك ووعدك ما استطعت اعوذ بك من شر ما صنعت ابوء لك بنعمتك علي وابوء بذنبي فغفرلي فانه لا يغفر الذنوب الا انت ۳ (خصوص بعد مغرب دان صبح)
· لااله الاالله وحده لاشريك له. له الملك وله الحمد يحي ويميت وهو حي لا يموت بيده الخير وهو على كل شيء قدير ۳
· اللهم اجرنا من النار ۳
· اللهم لا مانع لما اعطيت ولا معطى لما منعت ولا راد لما قضيت ولا ينفع ذا الجد منك الجد
· اللهم انت السلام ومنك السلام واليك يعود السلام فحينا ربنا بالسلام وادخلنا الجنة دار السلام تباركت ربنا وتعاليت ياذالجلال والاكرام
· اعوذ باالله من الشيطان الرجيم. بسم الله الرحمن الرحيم. الحمد لله رب العالمين. الرحمن الرحيم. ملك يوم الدين. اياك نعبد واياك نستعين. اهدناالصراط المستقيم. صراط الذين انعمت عليهم غير المغضوب عليهم ولاالضالين. رب اغفرلي ولوالدي وللمؤمنين امين. والهكم اله واحد. لااله الاهوالرحمن الرحيم. الله لااله الا هو الحي القيوم .لا تاء خده سنة ولا نوم. له ما فى السموات وما فى الارض. من ذا الذى يشفع عنده الا باءذنه. يعلم ما بين ايديهم وما خلفهم ولا يحيطون بشيء من علمه الا بماشاء.وسع كرسيه السموات والارض.ولايؤده حفضهماوهوالعلىالعظيم. لله ما فى السموات وما فى الارض. وان تبدوا ما فى انفسكم او تخفوه يحاسبكم به الله. فيغفر لمن يشاء ويعذب من يشاء والله على كل شيء قدير.امن الرسول بما انزل اليه من ربه والمؤمنون. كل امن باالله وملائكته وكتبه ورسله. لانفرق بين احد من رسله. وقالوا سمعنا واعطنا غفرا نك ربنا واليك المصير.لايكلف الله نفسا الا وسعها لها ماكسبت وعليها ما كتسبت. ربنا لاتؤا خذنا ان نسينا او اخطاءنا. ربنا ولا تحمل علينا اصرا كما حملته على الذين من قبلنا. ربنا ولا تحملنا مالا طاقة لنا به. واعف عنا واغفر لنا وارحمنا انت مولانا فانصرنا على قوم الكافرين.شهد الله انه لااله الا هو. والملائكة واولوا العلم قائما بالقسط. لااله الا هو العزيز الحكيم. ان الدين عند الله الاسلام. قل اللهم مالك الملك تؤتى الملك من تشاء وتنزع الملك ممن تشاء وتعز من تشاء وتذل من تشاء بيدك الخير. انك على كل شيئ قدير.تولج اليل فى النهار. وتولج النهار فى اليل. وتخرج الحي من الميت. وتخرج الميت من الحي. وترزق من تشاء بغير حساب. بسم الله الحمن الرحيم.قل هو الله احد. الله الصمد. لم يلد. ولم يولد. ولم يكن له كفوا احد. بسم الله الحمن الرحيم. قل اعوذ برب الفلاق. من شر ما خلق. ومن شر غاسق اذا وقب. ومن شر النفثت فى العقد. ومن شر حاسداذا حسد.بسم الله الحمن الرحيم. قل اعوذ برب الناس. ملك الناس. اله الناس. من شر الوسواس الخناس.الذى يوسوس فى صدور الناس. من الجنة والناس.
· الهى ياربى انت مولا نا
سبحان الله ۳
الحمدلله ۳۳
الله اكبر ۳۳
الله اكبر كبيرا والحمدلله كثيرا وسبحان الله بكرة واصيلا لااله الاالله وحده لاشريك له. له الملك وله الحمد يحيى ويميت وهو حي لا يموت بيده الخير وهو على كل شيئ قدير
ولا حول ولا قوة الا بالله العلى العظيم
ا ستغفر الله العظيم ۳ افصل الذكر فاعلم انه
لااله الاالله ۱۰۰
· صلى الله عليك يامحمد ۱۰۰ خصوص بعد صبح و مغرب
v لقد جاءكم رسول من انفسكم عزيزعليه ماعنتم حريص عليكم بالمؤمنين رؤوف رحيم فان تولوا فقل حسبي الله لا اله الا هو عليه توكلت وهورب العرش العظيم ( التوبة : 128-129 ) .(X7)
Dijaga dari segala bahaya kematian, dan senjata tajam pada hari itu.
v بسم الله ربي الله حسبي الله توكلت على الله اعتصمت بالله فوضت أمري الى الله لاحول ولاقوة الابالله العلي العظيم .(7X)
Ijazah yai abdullah faqih
v بسم الله ربي الله حسبي الله توكلت على الله اعتصمت بالله فوضت أمري الى الله ما شاء الله لا قوة الا بالله .(7X)
Untuk ruqiyah, obat segala penyakit, jalan keluar dari segala kkesulitan, pertolongan dari segala musuh.
v بسم الله ماشاء الله لايسوق الخيرالاالله, بسم الله ماشاء الله لايصرف السوء الا الله, بسم الله ماشاء الله ماكان من نعمت فمن الله, بسم الله ماشاء الله لاحول ولاقوة الابالله العلي العظيم.(x 3 )
Wirid nabi khizir dalam kitab ihya`
v لااله الا الله ايمنا بالله
لااله الا الله يقينا بالله
لااله الا الله امنت بالله
لااله الا الله امنة بالله
لااله الا الله محمد رسول الله صلى الله عليه وسلم
لااله الا الله ايمنا وتصديقا
لااله الا الله تلطفا ورزقا
لااله الا الله الملك الحق المبين محمد رسول الله صدق الوعد الامين ..(x 3 )
Do`a al mubarok, ruqiyah< meraih keberkahan>
v مكسلمنا وتمليخا الثانية مرطونيس ونينونيس الرابعة وساريبو نيس وزنواتيس السادسة وفاليستتينيس وقطمر الثامنة .(x 3 )
Asmaul kahfi
v اقاصدة السيد ابو بكربن سالم رضي الله عنه
ياربنا ياربنا | ياربنا ياربنا |
ياربنا انت لنا | كهف وغوث ومعين |
عجل برفع مانزل | انت رحيم لم تزل |
من غيرك عزوجل | ولاطف بالعالمين |
رب اكفنا شر العدا | وخذهم وبددا |
واجعلهم لنا فدا | وعبرة للناظرين |
يارب شتت شملهم | يارب فرق جمعهم |
يارب قلل عدهم | واجعلهم فى الغابرين |
ولاتبلغهم مراد | ونارهم تصبح رماد |
بكهيعص | فى الحال ولوخائبين |
وشر كل ماكرين | وخائن وغادر |
وعائن وساحر | وشركل المؤذين |
من معتد وغاصب | ومفتروكاذب |
وفاجروعائب | وحاسد والشامتين |
ياربنا ياربنا | ياذاالبهاوذاالسنا |
وذالعطا وذالغنى | انت مجيب السائلين |
يسرلنا امورنا | واشرح لنا صدورنا |
واسترلناعيوبنا | فانت بالسترقمين |
واغفرلنا ذنوبنا | وكل ذنب عندنا |
وامنن بتوبة لنا | انت حبيب التائبين |
بجان سيدناالرسول | والحسنين والبتول |
والمرتضىاأبي الفحول | وجاه جبريل الامين |
ثم الصلاةوالسلام | على النبي خيرالانام |
واله الغرالكرام | وصحبه والتابعين |
Untuk perlindungan.
v أاستغفرالله العظيم الذي لااله الا هوالحي القيوم واتوب اليه.(x 3 )
v أاشهدان لااله الا الله وحده لاشريك له الهاوحدا وربا شاهدا ونحن له مسلمون.(x 3 )
Amaliyah yai zayadi santri dari mbah kholil bangkalan
v لااله الا الله ألموجودفى كل زمان
لااله الا الله المعبودفى كل مكان
لااله الا الله المذكور بكل السان
لااله الا الله المعروف باالأحسان
لااله الا الله كل يوم هوفي شان
لااله الا الله الأمان لأمان من زوال لأيمان ومن فتن الشيطان ياقديم لأحسان كم لك علينا مت احسان أحسانك القديم ياحنان يامنان يارحيم يا رحمن ياغفورياغفار,اغفرلناورحمناوانت خيرالراحمين. وصلى الله على سيد نامحمدالنبى الأمى وعلى اله وصحبه وسلم. (x 3 )
Untuk do`a perlindungan dari godaan syetan, dan hilanganya iman.
v اللهم عافنى فى بدنى اللهم عافنى فى سمعى اللهم عافنى في بصرى لااله الا انت
Kesehatan
v اللهم انى اعو ذ بك من الكفر والفقر واعوذبك من عذاب القبرلااله الا انت.(x 3 ) وصلى الله على سيد نامحمدالنبى الأمى وعلى اله وصحبه وسلم. (x 3 )
Mintak dijaga dari kefaqiran, siksa kubur, kekufuran.